250 likes | 817 Views
PEMASARAN JASA KEPELABUHANAN. KATA PENGANTAR.
E N D
KATA PENGANTAR Rasa syukurkamisampaikankehadiranTuhan Yang Maha Esa, karenaberkatkemurahanNyamaka presentasi inidapatkamiselesaikansesuai yang diharapkan.Dalam presentasi inikamimembahas tentang “Pemasaran Jasa Kepelabuhanan”, yang memuat beberapa kasus untuk dianalisis dan diselesaikan dengan mencari jalan keluar yang tepat sesuai dengan kondisi pelabuhan saat ini. Presentasi inidibuatdalamrangkamemperdalampemahaman tentang usaha kepelabuhanan yang sangat diperlukan untuk lebih memahami tentang suatu pelabuhan dalam pengusahaannya,pemasarannya,dan dalam peningkatan pelayanan untuk menjadi suatu pelabuhan yang baik. Demikian bahan presentasi ini kami buat,kami mengharapkan kritik dan saran dari saudara-saudara yang bersifat membangun agar dapat membantu kami dalam penyempurnaan presentasi ini.Sekian dan terima kasih Semarang, 10 Mei 2011 Penyusun’
PENDAHULUAN A. Pelabuhan Menurut UU Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2008, tentangPelayaran, bahwaPelabuhanadalahtempat yang terdiridaridaratandanperairandisekitarnyadenganbatas-batastertentusebagaitempatkegiatanpemerintahandankegiatanekonomi yang dipergunakansebagaitempatkapalbersandar, berlabuh, naikturunpenumpangdan/ataubongkarmuatbarangyang dilengkapidenganfasilitaskeselamatanpelayarandankegiatanpenunjangpelabuhansertasebagaitempatperpindahan intra danantarmodatransportasi. B. Pemasaran Pemasaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dengan kelompok lainnya.
Pemasaran jasa kepelabuhan tidak banyak berbeda dengan pemasaran produk-produk dan jasa lainnya.Dari definisi diatas terlihat bahwa kegiatan manajemen pemasaran merupakan suatu program yang dirancang sedemikian rupa dan melibatkan unsur produk,pertukaran,sasaran pasar,tujuan organisasi (perusahaan).Unsur-unsur inilah yang perlu diolah dalam kegiatan pemasaran. C. Fungsi Pemasaran Jasa Kepelabuhanan Fungsi pemasaran dalam suatu perusahaan merupakan fungsi yang sangat penting terutama dalam lingkungan usaha yang sangat kompetitif.Jasa-jasa pelabuhan yang ditawarkan tidak akan banyak dikenal dan tidak akan laku dipasaran bila kegiatan pemasaran yang dilakukan kurang baik atau kurang intensif.
STUDI KASUS Ada 3 ( tiga ) unit kapal, yang akan melakukan kegiatan muat bongkar di pelabuhan Indonesia, sebagai petugas di bidang pemasaran pada perusahaan dimana Saudara bekerja diminta menghitungpenanganan yang paling efektif dan efisisenuntuk ditawarkan/dipasarkan menangani cargohandling kapal-kapal tersebut ditinjau dari aspek biaya dan waktu! Perhatikan aspek persaingan antar negara ASEAN dan antar pelabuhan di Indonesia, perusahaan Saudara harus mampu merebut pasar jasa kepelabuhanan ini!
2. Kapal-kapal tersebut adalah : • Kapal container A yang membongkar 720 Teus Container FCL dan memuat 540 Teus Container LCL, dengan ketersediaan 2 Gantry crane di pelabuhan itu. • Kapal General Cargo B yang akan membongkar 10.000 ton beras dalam karung (loose cargo) dengan total 4 gang buruh dan memuat 5.000 ton Steel Construction dengan 3 gang buruh. • Kapal Bulk Carrier C, akan membongkar Wheat flour (Gandum Curah) sebanyak 30.000 ton, dan hanya tersedia 2 (dua) Grain elevator di pelabuhan itu.
Pembahasan • Analisis dari segi waktu pelaksanaan B/M Kapal Container A : Bongkar : 720 Teus Container FCL Muat : 540 Teus Container LCL Dengan menggunakan 2 Gantry crane Penghitungan Bongkar 720 : 2 = 360 : 30 = 12 Muat 540 : 2 = 270 : 30 = 9 12 + 9 = 21 / 24= 0, 875 hari
Kapal General Cargo B : Bongkar : 10.000 Ton Beras dengan total 4 gang buruh Muat : 5.000 Ton Steel Construction dengan total 3 gang buruh Penghitungan Bongkar : 10.000 : 4 = 2.500 : 20 = 125 Jam Muat : 5.000 :3 = 1666,7 : 30 = 55,56 Jam 125 + 55,56 = 180, 56 jam atau 7,5 hari
Kapal Bulk Carrier C Bongkar : Wheat flour ( Gandum Curah ) 30.000 Ton dengan ketersediaan 2 Grain elevator Penghitungan Bongkar : 30.000 : 2 = 15.000 : 100 =150 Jam atau 6,25 hari
Perbandingan dengan kondisi ideal yang diharapkan : • Berdasarkan analisa waktu pelaksanaan B/M, maka dapat kita simpulkan bahwa waktu pelaksanaan B/M masih kurang maksimal, sehingga tidak sesuai dengan kondisi ideal yang diharapkan.
Selain itu harus diperhitungkan juga lost time yang mungkin disebabkan dari masalah teknis, cuaca dan kerusakan yang lain atau hal lain selama bongkar/muat dari kapal.
Analisis dari segi pelayanan Berdasarkan data dari INSA ( Indonesian National Shipowners Association ) menunjukkan bahwa kemampuan menangani kapal di pelabuhan masih rendah, disebabkan antara lain birokrasi, peralatan yang belum memadai, sarana pelabuhan yang kurang serta kemampuan buruh yang terbatas. Jadi dengan kondisi demikian, maka perlu kita melakukan perbaikan layanan terutama dari segi pelayanan birokrasi. Hal ini sangat penting, berkaitan dengan pelayanan petikemas khususnya untuk pelayanan petikemas jenis LCL, karena pelayanan petikemas jenis ini memerlukan birokrasi yang cukup panjang.
ALUR PELAYANAN PETIKEMAS LCL CFS CY SHIPPER SHIPPER SHIPPER MODA ANGKUTAN CFS CY CONSIGNEE CONSIGNEE CONSIGNEE
Dari bagan tersebut, dapat kita lihat bahwa birokrasi yang diperlukan untuk pengurusan dokumen jenis petikemas LCL membutuhkan proses yang cukup panjang, sehingga mempengaruhi waktu tambat kapal di Pelabuhan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap penambahan biaya yang dikeluarkan oleh pihak kapal.
Analisis dari segi biaya Sesuai data dari JICA ( Japan International Cooperation Agency), biaya penanganan container dibeberapa negara ASEAN adalah sbb :
Selain itu, perbandingan kapasitas B/M container ukuran 20’ dari Pelabuhan besar di empat negara di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kapasitas B/M Pelabuhan Indonesia masih sangat rendah dibandingkan tiga negara lainnya. Disamping itu Berdasarkan terminologi tarif faktor pertama yaitu charging base yang mengharuskan infrastruktur, fasilitas atau pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan charge. Jadi dengan kondisi seperti ini, maka kapal - kapal kemungkinan besar tidak berminat untuk melakukan transit barang di Pelabuhan Indonesia, dan hanya membawa barang – barang yang harus dikirim ke Indonesia, dengan kata lain Pelabuhan Indonesia belum bisa menjadi international hub port, yang akhirnya berdampak pada pendapatan Pelabuhan itu sendiri.
KESIMPULAN Dari tiga analisis di atas, maka langkah yang bisa kita ambil untuk merebut pasar jasa kepelabuhanan dalam persaingan Internasional antara lain: • Menambah alat B/M antara lain Gantry Crane, Grain Elevator, serta alat – alat yang dapat menunjang kelancaran proses B/M seperti crane darat untuk general cargo ( tetapi didukung dengan perluasan dermaga dan pemeliharaan serta pendalaman alur pelayaran) baik dengan cara membeli ataupun menyewa dari pihak lain.
Pelatihan SDM terutama tenaga kerja bongkar muat (TKBM) atau penambahan jumlah TKBM (tetapi dengan konsekuensi adanya penambahan terhadap biaya operasional yang dapat mempengaruhi tarif pelabuhan) • Memperbaiki sistem birokrasi dengan menerapkan pusat pelayanan satu atap (PPSA) dalam pengurusan dokumen – dokumen pelayanan kapal dan barang, hal ini bertujuan untuk menghindari pengambilan keputusan yang bertingkat serta efisiensi waktu. • Menerapkan tarif yang kompetitif agar dapat bersaing dengan Pelabuhan – Pelabuhan Internasional lainnya dan pemberian tarif promosi serta penerapan sistem paket pada tarif.
Memberikan pelayanan 24 jam untuk kegiatan B/M dan memberikan jaminan terhadap pelayanan yang diberikan, terutama terkait dengan keamanan barang yang di bongkar / muat dan meminimalisir kerusakan barang akibat kesalahan B/M. • Melakukan promosi dengan cara periklanan, publisitas serta mengikuti expo dan pameran. • Melakukan pembaharuan sistem B/M dengan memanfaatkan sarana angkutan kereta api dan pengadaan pelabuhan darat (dry port) untuk mengurangi tumpukan barang di pelabuhan.
Penambahan infrastruktur penunjang seperti dermaga, jalan, kolam pelabuhan dan infrastruktur lainnya yang menunjang kelancaran B/M.