490 likes | 901 Views
PRESERVASI & KONSERVASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN DAN ARSIP. Oleh: Tamara A. Salim-Susetyo,S.S., M.A. ( berdasarkan buku Ross Harvey, 1993). BAB IX. Strategi Teknologi dan Kerjasama. Strategi Teknologi. Kertas Permanen. Kertas Permanen.
E N D
PRESERVASI & KONSERVASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN DAN ARSIP Oleh: Tamara A. Salim-Susetyo,S.S., M.A. (berdasarkan buku Ross Harvey, 1993)
BAB IX Strategi Teknologi dan Kerjasama
Kertas Permanen • Kertas terbuat dari serat selulosa tumbuhan, maka lambat laun akan rusak. • Metode pembuatan kertas modern, dapat menghasilkan kertas yang permanen dan memiliki daya tahan yang lama. • Contoh: • kertas yang terbuat dari serat selulosa dan sebelumnya semua bahan kimia yang terkandung didalamnya telah dihilangkan. • Kertas yang terbuat dari bubur kayu kimia.
Barrow’s Tentative Specifications for Durable, Non-Coated, Chemical Wood Book Papers (1960) • tidak ada serat yang tidak dikelantang • tidak ada groundwood • pH harus tidak kurang dari 6,5 pada waktu pembuatan • kertas tidak menunjukkan beberapa penurunan yang signifikan setelah tes proses penuaan tertentu dilakukan.
ANZI Z39.48-7.5 (American Standard for Information Science D Permanence of Paper for Printed Library Materials) • Kandungan ph minimal 7.5 • tidak ada serat yang tidak dikelantang • tidak ada groundwood • memiliki daya tahan yang tinggi terhadap robekan dan lipatan • memiliki kandungan bahan alkali
Pembuatan Kertas Permanen • Kertas permanen masih jarang diproduksi karena mengingat biaya produksi yang diperlukan lebih besar. • kertas permanen (kertas alkalin) cenderung lebih kuat • Penghematan produksi yaitu dengan cara menghilangkan beberapa bahan kimia dan mendaur ulang air limbah produksi.
EFEK PEMAKAIAN KERTAS PERMANEN • Dengan penggunaan kertas permanen (alkalin) masalah keasaman kertas diperpustakaan, dapat terpecahkan.
PROMOSI PENGGUNAAN KERTAS PERMANEN • American Library Association (1988), menerbitkan buku ”Preparation of Archival Copies of Theses and Dissertations”. • IFLA (1989, Paris) ini menghimbau penggunaan kertas permanen oleh pemerintah dan penerbit, dan bahwa IFLA sendiri menggunakan kertas permanen untuk semua penerbitan dan dokumentasinya. • Di Inggris, Her Majesty’s Stationary Office, pada tahun 1990 memproduksi kira-kira 1/3 dari 9000 judul yang dipublikasikan setiap tahun dengan menggunakan kertas permanen.
pengarang dan penerbit di Amerika Serikat (AS) menandatangani suatu deklarasi tentang penggunaan kertas bebas asam untuk semua cetakan pertama buku. • United States Government Printing Office, membuat keputusan untuk menggunakan kertas permanen.
Tujuan Menetralkan kandungan asam yang terdapat pada buku dan dokumen-dokumen serta menambahkan larutan alkalin pada kertas sebagai pelindung untuk menahan serangan asam di waktu yang akan datang
Proses • Secara Tunggal • lembaran kertas dicuci dan direndam dalam larutan alkalin, dan dikenal sebagai proses penetralan keasaman cair (Barrow, 1940). • Secara Massal • gas atau cairan dimasukkan ke dalam kamar tertutup di mana buku-buku atau dokumen-dokumen ditumpuk di dalamnya. Suatu tabung hampa udara dimasukkan ke dalam kamar tertutup tersebut dimana memaksa gas atau cairan untuk menembus melalui dokumen-dokumen dan buku tersebut. Gas atau cairan yang digunakan bereaksi dengan kertas untuk menetralkannya dan meninggalkan suatu residu yang bersifat alkali yang bertindak sebagai suatu pelindung. Akhirnya, produk limbah ditarik dari kamar itu.
Library of Congress (1971) mulai mengembangkan mass deacidificarion process dengan menggunakan gas DEZ (diethyl zinc) • Percobaan yang berskala besar (1978) menghasilkan: 1. Lingkaran endapan pada sampul buku, 2. kertas yang telah dinetralkan sangat sensitif dengan sinar ultraviolet.
Gas DEZ • Bersifat mudah menguap. • Mudah terbakar
Lisensi Penggunaan DEZ Dilisensikan untuk Akzo Chemical Inc., yang akan membangun dan mengoperasikan fasilitas penetralan keasaman masal pada sistem pemasaran.
Hasil Penggunaan DEZ • Tingkat pH menjadi 7 sampai 7,5 dan endapan alkalin sama dengan 1,5% sampai 2% kalsium karbonat. • Perubahan warna sampul buku plastik mungkin jarang terjadi. • Tidak ada bau yang tersisa. • Prosesnya adalah fleksibel dan dapat menampung sekumpulan dokumen dan buku yang berbeda ukuran dan jenis, walaupun kertas yang berlapisan mengkilap dipisahkan dari jenis kertas yang lain dan diproses dalam suatu tumpukan tersendiri.
Dikembangkan oleh Richard Smith • Merupakan salah satu proses penetralan keasaman. • Menggunakan bahan aktif methoxy magnesium methyl carbonate. • Proses ini pada umumnya cukup aman
PROSES • Pemilihan buku atau dokumen • Proses penghilangan kandungan air pada kertas selama 24 jam. • Penempatan buku pada ruang hampa: udara dipindahkan dan larutan pentralan keasaman yang mengandung metanol sebagai suatu bahan pelarut dipompakan dengan tekanan • Dokumen kembali dikeringkan • Kemudian dibiarkan untuk mendapatkan uap lembab dan mengembalikannya ke temperatur ruangan.
Hasil Penggunan Proses Wei T’o • Perubahan ph kertas dari • 8,5 sampai 9,5 • endapan alkalin yang sama dengan 0,7 sampai 0,8% kalsium karbonat. • perubahan warna dari kertas bubur kayu groundwood • beberapa tinta mungkin agak mudah larut. • Tidak ada sisa bau. • Dapat menampung dokumen dalam skala besar dan dalam berbagai ukuran.
Kerugian Penggunaan Proses Wei T’o • Kemungkinan terjadi: • Tinta tertentu dapat larut • perubahan warna sampul kulit • ilustrasi berwarna mungkin terjadi.
Proses: • Buku-buku ditempatkan dalam suatu tempat di mana udara diganti dengan membersihkannya dengan nitrogen. • Menambahkan campuran monomer gas akrilik (ethyl acrylate dengan methyl acrylate) pada buku-buku • Menyinari buku-buku disinari dengan sinar gama, yang merubah monomer menjadi polimer • Sisa monomer dipindahkan serta buku-buku diberikan udara. • Polimer yang dihasilkan menambah kekuatan terhadap serat selulosa, sehingga meningkatkan daya tahan pelipatan oleh suatu faktor antara lima dan sepuluh.
Proses BPA • Dikembangkan oleh Book Preservation Associates. • Menggunakan bahan aktif ammonia dan gas ethylene • Proses: memasukkan semua dokumen ke dalam ruang hampa udara dengan menambahkan bahan aktif amonia dan gas ethylene. • Hasil: kenaikan ph kertas 7.5 hingga 9.0, serta bertambahnya zat alkalin.
Book keeper Process • Dikembangkan oleh The Koppers Company. • Proses ini aman karena tidak menggunakan bahan maupun proses kimia berbahaya, dan aman jika dilakukan di perpustakaan. • Menggunakan magnesium oksida dan fluorocarbon. • Dapat menambah kandungan alkalin pada kertas.
Lithco Process • Dikembangkan oleh The Lithium Company of America. • Terbukti efektif dalam penetralan kadar kesaman kertas dan penguatan kertas. • Hasil test menunjukkan bahwa kekuatan kertas bertambah dari skala 10 hingga 12. • Ph kertas bertambah 7 hingga 9 dan cadangan zat alkalin berkisar 1.5 hingga 2.3 persen.
Viennese Process • Dikembangkan oleh The National Library of Austria. • Hanya digunakan untuk menetralkan kadar keasaman pada kertas koran. • Menggunakan: • Kalsium hidroksida (menetralkan kadar keasaman) • Methyl selulosa (zat penguat) • Cara: dokumen ditambahkan cairan kalsium hidroksida dan methyl selulosa, kemudian dimasukkan kedalam ruang hampa udara dan pada akhirnya dilakukan proses freeze-dried untuk menghilangkan kadar air. • Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cunha (1989), proses ini ternyata menggunakan CFC (chlorofluorocarbons) yang berbahaya bagi lingkungan.
Amerika • Badan-badan yang terlibat: • The Association of Research Libraries, mempunyai Program perencanaan Pelestarian, yang bertujuan untuk membaantu anggotanya dalam memenuhi kebutuhan pelestariannya. • Research Library Groups, mempunyai program utamanya adalah pemeliharaan, dengan mendorong anggotanya untuk menetapkan program preservasi untuk menjaga koleksi, dan bagaimana memutuskan penanganan yang tepat pada koleksi, sekaligus untuk memberikan kewajiban untuk mengembangkan dalam penanganan koleksi yang rusak seperti perbaikan, penjilidan ulang, dan restorasi.
Indonesia • Badan Pertanahan Nasional bekerjasama dengan JICA (Japan International Coperation Agency) dalam penanganan arsip pertanahan BPN Aceh pasca bencana tsumani (2004). • Kerjasama antara ANRI dengan Universitas Leiden, KPU, DPU dan MKRI yaitu kerjasama pengembangan sumber daya manusia dibidang kearsipan, peningkatan sumber sejarah yang berkaitan dengan negara Indonesia dan negara Asia lainnya, hubungan kerjasama antara Indonesia dengan Belanda dan kebudayaan dari abad ke 17 s/d 20, serta penanganan arsip pemilu. • Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta dan Rijksmuseum di Amsterdam sejak tahun 1995 telah memulai adanya kerjasama dalam pelestarian warisan budaya bangsa. Pada tahap pertama dikhususkan pada gambar-gambar yang dibuat oleh Johannes Rach (1720-1783).
IFLA, lima kebijakan yang dibuat: • Promosi dan mendorong kebijakan preservasi • Penelitian dalam mengembangkan metode teknik pelestarian • Koordinasi kegiatan antara IFLA dengan organisasi lain. • pendidikan • Kegiatan publikasi yang bertujuan dalam peningkatan kesadaran pelestarian
Kerjasama pelestarian arsip antara negara-negara anggota ASEAN diselenggarakan di Singapura tahun 1997. • Kerjasama ini meliputi program pertukaran kerjasama pendidikan arsiparis selama tiga tahun, pembuatan kebijakan dokumentasi arsip, prosedur dan pelaksanaan kerjasama serta pertukaran koleksi arsip diantara institusi-institusi kearsipan negara angota ASEAN.
ANRI dengan Pemda Banten yang dipimpin oleh Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah pada tanggal 14 Maret 2007 menandatangani nota kerjasama, salah satunya yaitu kerjasama dalamPenelusuran, penyelamatan, dan pengelolaan arsip sejarah Banten. • PNRI bekerjasama dengan Keraton-keraton Nusantara mengadakan Rapat Koordinasi (26 Juli 2006), hasil dari rapat tersebut: • Memperkuat jaringan kerjasama antar keraton untuk melestarikan naskah nusantara sebagai warisan budaya. • Pelestarian dilaksanakan mencakup aspek fisik koleksi dan kandungan isi naskah kuno nusantarakoordinasi • Menyusun rencana kerja penyelamatan naskah kuno nusantara.