130 likes | 406 Views
Pendidikan Pluralisme bagi Perempuan untuk Pencegahan Konflik dan Upaya Perdamaian. Pengalaman KAPAL Perempuan. Alur Presentasi. Latar Belakang Pelaksanaan Hambatan Capaian Refleksi. 1. Latar Belakang. Permasalahan: Kebijakan penyeragaman yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.
E N D
Pendidikan Pluralisme bagi Perempuan untuk Pencegahan Konflik dan Upaya Perdamaian Pengalaman KAPAL Perempuan
Alur Presentasi • Latar Belakang • Pelaksanaan • Hambatan • Capaian • Refleksi
1. Latar Belakang Permasalahan: • Kebijakan penyeragaman yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru. • Runtuhnya Orde Baru yang melahirkan euforia “kebebasan”. • Otonomi Daerah yang meminggirkan perempuan dan orang yang tidak dianggap orang lokal. • Munculnya berbagai konflik.
Permasalahan Spesifik • Perempuan tidak pernah dilibatkan dalam penyelesaian konflik (perdamaian). • Tidak ada training-training yang secara tegas mengintegrasikan perspektif keadilan gender dan pluralisme untuk perdamaian. • Tidak ada strategi yang dipilih berdasarkan cara pandang dominan.
Training Pluralisme untuk Perempuan dalam Pencegahan Konflik dan Upaya Perdamaian Alternatif Untuk Menjawab Permasalahan Memperkuat kepemimpinan perempuan pencegahan konflik dan upaya perdamaian
Asal Peserta • Wilayah I: Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. • Wilayah II: Sumatra bagian selatan, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.
Materi-Materi Secara umum materi yang dibahas adalah: • Gender • Pluralisme • Identitas • Pemetaan Konflik • Analisis sosial: (teori-teori konflik, feminisme) • Advokasi dan pengorganisasian • Tranformasi nilai
2. Pelaksanaan 1. Dilakukan secara bertahap dilakukan selama 3 tahun • Training Tahap I (menumbuhkan kepekaan) • Training Tahap 2 (analisis sosial) • Training Tahap 3 (advokasi dan pengorganisasian) • TOT (tranformasi nilai-nilai pluralisme)
3. Hambatan • Sulitnya penerimaan dan pembokaran terhadap isu-isu krusial yaitu gender, pluralisme, dan permasalahan identitas. • Adanya represi terhadap kelompok-kelompok yang memperjuangkan pluralisme.
4. Capaian • Peserta semakin terkuatkan pengetahuan dan kesadarannya terhadap permasalahan gender, pluralisme, dan pencegahan konflik. • Meningkatnya kemampuan memfasilitasi dari staff KAPAL Perempuan untuk permasalahan pluralisme dan konflik.
Capaian (2) • Adanya modul pendidikan pluralisme training 1, 2, 3, dan TOT yang dapat dipakai dan dikembangkan untuk melakukan pendidikan pluralisme. • Terbentuknya jaringan fasilitator yang konsen pada persoalan gender, pluralisme dan pencegahan konflik dan perdamaian mantan peserta meskipun belum terlalu intensif
Capaian (3) • Menguatnya solidaritas antar organisasi yang konsen dalam masalah pluralisme • Terbentuknya tim narasumber mengenai pluralisme dan permasalahan konflik yang dapat diajak kerja sama untuk pengembangan pendidikan pluralisme • Tersedianya bahan-bahan tentang gender, pluralisme, dan pencegahan konflik yang dapat diakses publik
5. Refleksi • Training pluralisme perlu terus dikembangkan melihat situasi Indonesia di mana politik identitas semakin menguat dan tingkat represi terhadap ide dan kelompok yang konsen terhadap pluralisme semakin menguat. • Proses penyadaran khususnya mengenai gender, pluralisme, dan persoalan identitas harus terus dilakukan secara intensif karena merupakan dasar dari pengembangan pendidikan pluralisme.