470 likes | 998 Views
Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga. ~ Konstitusi Pastoral GAUDIUM ET SPES, art. 1 ~.
E N D
Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga. ~ Konstitusi Pastoral GAUDIUM ET SPES, art. 1 ~
Sesuai dengan situasi masyarakat kita yang ditandai kemiskinan dan kemajemukan budaya dan agama, hidup menggereja kita dipanggil untuk berdialog dengan kaum miskin, dengan budaya-budaya, dan dengan agama-agama. ( threefold dialogue, FABC I, Taipei, 1974 )
GLOBALISASI • Revolusi teknologi melahirkan kecepatan (velocity). Dari masa ke masa waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi bola dunia semakin singkat • Corak ekonomi politik global. Uang yang dimengerti secara virtual merupakan corak ekonomi politik global, dengan demikian segalanya dikomersialisasikan
GLOBALISASI - perubahan serba cepat dan mengenai siapa saja di seluruh dunia - siap menerjang siapa saja - informasi terbuka secara mondial - persaingan dengan negara lain
SISTEM KEKUASAAN NEGARA Kekuasaan memihak siapa ? - Budaya Feodal patriarkhi : sosialisasi pelanggeng status Quo - Sistem kekuasaan tidak berpihak pada RAKYAT KECIL LEMAH MISKIN TERSINGKIR TERTINDAS
KORUPSI: KEPRIHATINAN BANGSA KEPRIHATINAN GEREJA Lord Acton: “Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely!” “ Sangat disayangkan kalau otonomi daerah yang seharusnya mendukung desentralisasi kekuasaan, justru disalahgunakan untuk menebarkan sentralisasi kekuasaan pada penguasa-penguasa setempat. Bila kekuasaan itu disalahgunakan untuk kepentingan diri, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta merta merajalela pula ke seluruh negeri.” (Nota Pastoral DKP KAS, Menghayati Iman dalam Arus-Arus Besar Zaman Ini, 2002, hal. 17)
Budiarto Shambazy: AMBOI! Ternyata selama periode 1999-2004, praktik korupsi, kolusi dan nepotisme atau KKN mencapai Rp. 167 trilyun. Angka tersebut hampir sama dengan setengah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2003 yang nilainya Rp. 350 trilyun KOMPAS, Sabtu, 25 September 2004, hal. 11.
INDONESIA TERPURUK KARENA PRAKTEK KKN MENGGURITA HAMPIR DALAM SEGALA SEGI KEHIDUPAN BANGSA • Juru bicara F-PPP Zain Badjeber (Sabtu, 25/09/2004) pada Sidang MPR/DPR di Jakarta: • 1970-an : Bung Hatta mensinyalir korupsi di Indonesia menjadi budaya; • 1980-an : Prof. Sumitro Djojohadikusumo mengungkapkan APBN mengalami • kebocoran hingga 30%; • : BPK melaporkan temuan berindikasi KKN sebesar • Rp. 166.532.05 milyard? (trilyun!), dan 62.70 juga dolar AS. Bernas Jogya, Minggu, 26 September 2004, hal. 1
INDONESIA KORUPSI: NOMOR TIGA INDONESIA
Tabel Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 1999-2000 (dalam ribu orang) Sumber: KOMPAS, 10 Februari 2004
Realitas Kemiskinan : Pertanian: Proses pemiskinan lewat kian murahnya harga jual produk pertanian dan makin mahalnya ongkos produksi. Buruh: Sistem buruh sewa, kontrak pun tidak. Pengangguran meningkat. Tidak ada jaminan kerja dan keamanan kerja. Iptek: Ketertinggalan teknologi. Pendidikan: Pendidikan makin mahal. Orang terdidik makin kurang. Lembaga pendidikan gulung tikar. Hukum : Miskin dalam penegakan hukum. Miskin dalam hal semangat sosial & pelayanan pastoral.
REALITAS PEMBODOHAN • Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda , “ sebagian besar bangsa Indonesia masih ketinggalan dengan negara-negara lain di bidang pendidikan. Sekitar 70% penduduk Indonesia hanya berpendidikan SD atau kurang dari 20 % berpendidikan (STP dan SLTA), dan baru sekitar 10% yang berpendidikan tinggi”.
DATA PELAJAR INDONESIA Sumber : Kedaulatan Rakyat, Sabtu, 30 Oktober 2004, hlm.24
USIA BELAJAR Sumber : Kedaulatan Rakyat, Sabtu, 30 Oktober 2004, hlm.24
DATA PELAJAR INDONESIA SD SMA Sumber : Kedaulatan Rakyat, Sabtu, 30 Oktober 2004, hlm.24
HDI – Human Development Index( indeks kualitas manusia )Indonesia Dari 177 negara di dunia : > Th. 1996 : ranking 102 > Th. 1999 : ranking 105 > Th. 2000 : ranking 109 ~ Singapura 34 ; Brunei 36 ; Thailand 52 ; Malaysia 53 ; Vietnam 108 ~ > Th. 2002 : ranking 111
DATA KEKERASAN ANAK Tahun 2002 : • 1.184.000 anak putus sekolah • 144 anak terinfeksi HIV/AIDS Tahun 2003 : • 11.344 anak ditangkap karena berbuat kriminal • 2.000 anak (dari 11.344) masuk penjara anak • 1.800.000 anak terjerat narkoba ( Prof Dr. Sarlito W. Sarwono, Kedaulatan Rakyat, Minggu, 17 Oktober 2004, hlm.20 )
Paradigma dan Kesadaran Lama yangEGOISTIK-HIRARKIK-EKSPLOITATIF Baik dalam pergaulan antar pribadi maupun dalam berkehidupan bersama sebagai bangsa, sebagian besar dari kita masih suka berpikir dngan cakrawala yang sempit, terkotak-kotak, bercita-rasa dangkal, munafik, tidak fair, tidak jujur, serakah, manipulatif, tidak cerdas, dan tidak dewasa. Artinya : masih jauh dari kesadaran hidup bersama yang semakin saling memekarkan dan mencerdaskan, semakin adil dan damai.
Masalah masyarakat Indonesia dewasa ini dapat dipetakan dalam diagram cartesian dengan menempatkan pada: Y= Indonesia Dewasa Ini Theg: Berenang di Arus Zaman Menuju Tanah Merdeka Kliyek: Gagap Ketinggalan Zaman + o Kliyek Theg II I - W S + X= Masyarakat IV III Kemil Joto T - Joto: Tenggelam dalam Pusaran Arus Zaman Kemil: Berjuang Melawan Arus Zaman Kehancuran keadaban politik terletak pada Q. III
KELEKATAN PADA HARTA: PENGHALANG KESELAMATAN ABADI Oleh Dr. Hary Susanto, SJ, (Cf. Op. cit., hal. 167-171) Terhadap pameran rumah mewah dan kekayaan seorang kaya, pertapa itu menjawab, “Sungguh luar biasa! Belum pernah saya melihat tempat tinggal seindah ini. Hanya sayang, ada satu lubang yang jadi penghalang segala keindahan ini.” “Itu lubang kubur. Suatu ketika bapak harus masuk lubang itu. Dan seluruh rumah tempat tinggal dan harta bapak terpaksa harus ditinggalkan, karena tidak bisa dibawa.”
Lukas 12: 6-21 Kisah tentang seorang kaya yang menumpuk harta tidak sedia berbagi kekayaannya. “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, Jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah Orang seperti itu mati dua kali: 1. mati dalam hidup karena hidup sendirian (idiotes), 2. dia mati karena harus meninggalkanhidup ini.
IBU TERESA DARI CALCUTTA “Saya hanya ingin membantu agar orang kaya membantu yang miskin dan yang miskin membantu yang kaya. Yang kaya membantu yang miskin agar bisa keluar dari kemiskinan mereka. Dan yang miskin membantu yang kaya agar bisa keluar dari materialisme dan egoisme mereka.”
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan jiwanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti jiwanya?” (Mat 16:26; Mrk 8:36; Lk 9:25) Harta adalah sarana untuk hidup bersama, untuk saling berkomunikasi antar manusia, untuk saling menolong. Harta adalah sarana untuk keselamatan abadi.
“PILIHAN ANDA SANGAT MENENTUKAN” SAPAAN PASTORAL KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA MENJELANG PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 08. Kita memerlukan pemimpin yang mengukur kemajuan bangsa tidak hanya dengan ukuran pertumbuhan ekonomi. Kita memilih pemimpin yang memiliki komitmen untuk secara signifikan mengurangi jumlah orang-orang miskin; untuk mengurangi jumlah orang yang menganggur dengan menciptakan lapangan kerja; pemimpin yang mempunyai kesungguhan untuk memerangi perusakan lingkungan; dan pemimpin yang memiliki keberanian untuk membasmi korupsi dan menghukum koruptor. Semuanya ini harus diukur secara kuantitatif. Konferensi Waligereja Indonesia, 7 Mei 2004 J. Kardinal Darmaatmadja Mgr. I. Suharyo Ketua Sekretaris Jendral
PROGRAM KERJA REALITAS MASYARAKAT PARTISIPASI GEREJA USULAN Kemiskinan Pembodohan Pengangguran Perusakan lingkungan Korupsi Budaya kekerasan (adu-domba, stigmatisasi, marginalisasi, viktimisasi) menjadi sahabat mereka yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir (KLMT); sekolah bermutu: competence, conscience, compassion pemberdayaan masyarakat; bursa tenaga kerja; eko-pastoral melestarikan keutuhan ciptaan gerakan moral: transparancy, accountability gerakan “active nonviolence” advokasi, swa-bela pemberdayaan korban konflik mengurangi jumlah orang-orang miskin secara signifikan menyelenggarakan sistem pendidikan yang mencerdaskan mengurangi jumlah orang yang menganggur dengan menciptakan lapangan kerja memerangi kerusakan lingkungan dengan kesungguhan berani memberantas korupsi dan menghukum koruptor membebaskan masyarakat dari budaya kekerasan yang dilakukan negara
PROGRAM KERJA REALITAS MASYARAKAT USULAN PARTISIPASI GEREJA Ketidakadilan Mentalitas: Pendek ingatan, rindu “rasa aman” Menegakkan keadilan tanpa melupakan kebenaran, Pepatah “Orang bertongkat pun tidak tersandung pada batu yang sama untuk kedua kalinya” Nota Pastoral KWI: “Keadilan Sosial bagi Semua” ditindaklanjuti sebagai PR. Melaksanakan fungsi profetis, visioner dan strategis “Think globally, act locally!” Semuanya ini harus diukur secara kuantitatif.
GERAKAN BERSAMA ANTIKORUPSI Pergeseran paradigma dari nafsu ‘to have more’ menuju kesadaran ‘to be more’ “Melik nggendhong lali!” BAGAIMANA MEMBANGUN KREDIBILITAS? PEKERJAAN KITA BERSAMA Manajemen harta benda: Transparancy : tembus pandang Accountability : tanggung-gugat Credibility : dapat dipercaya
Situasi negatif yang dialami bersama : Ketidakadilan, pemiskinan, KKN,Pembodohan, dll 1 KEPRIHATINAN MANUSIAWI bersama 2 2 4 4 Umat/saudara-i dari iman lain, dengan Kitab Suci dan/atau tradisi lain Persaudaraan Kristen dengan Kitab Suci dan Tradisi Kristen 3 5 3 KEPRIHATINAN IMAN KEPRIHATINAN IMAN TRANSFORMASI SOSIAL
PARADIGMA BARU HIDUP MENGGEREJA GEREJA PIRAMIDE LINGKARAN The teaching Church The learning Church Societas Perfecta Communion of communities Multisentris Sentralistis Holistik/integral Dikotomis Partisipasi Komando Community discernment> Musyawarah Top down - Bottom up Pelayanan Kekuasaan Kesetaraan gender Maskulin Tim Kerja Seksi Inklusif toleran Eksklusif sektarian Eko-pastoral (pemeliharaan keutuhan ciptaan) Pastoral: cura animarum (pemeliharaan jiwa-jiwa) Gerakan Institusi
PERUBAHAN POLA HIDUP UNTUK MEMBARUI MASYARAKAT KOMUNAL PIRAMIDE Multisentris Sentralistis Multiformis Seragam (uniformis) Civil Society Militeristis Antikekerasan ‘non violence’ Kekerasan Musyawarah Sewenang-wenang (otoriter) Pola hubungan kemitraan Pola hubungan atas-bawah Demokratis Feodalistis Keadilan gender Patriarkis Melestarikan kekayaan alam Menguras kekayaan alam Adil, bersaudara dan bersahabat Ketidakadilan, kesenjangan sosial