320 likes | 747 Views
SISTEM PENCERNAAN. Organ-organ Sistem Pencernaan. Organ sistem pencernaan dikelompokan menjadi 2: Traktus Gastro Intestional, berupa pipa yang memanjang dari mulut sampai ke anus Struktur Asesoris:
E N D
Organ-organ Sistem Pencernaan Organ sistem pencernaan dikelompokan menjadi 2: • Traktus Gastro Intestional, berupa pipa yang memanjang dari mulut sampai ke anus • Struktur Asesoris: • Yang terdapat dalam mulut (Gigi, lidah, tiga kelenjar saliva: parotid, sublingual, submandibulari) • Berupa organ terpisah yang berfungsi mengeluarkan getah (hati, kandung empedu, dan pankreas)
Aktifitas Sistem Pencernaan Lima aktifitas dasar • ingesti, memasukan makanan kedalam tubuh • Mengalirkan makanan sepanjang saluran pencernaan • Digesti, memecah makanan menjdi lebih kecil • Absorpsi, menyerap makanan dari saluran pencernaan • Defekasi, Pengeluaran sisa makanan yang tidak tercerna
Ingesti dan mastikasi • Di dalam mulut makanan dihancurkan menjadi bagian-bagian lebih kecil melalui: • Mastikasi atau pengunyahan dan • Pelumasan dengan air liur atau saliva
Pengeluaran saliva Saliova diproduksi oleh sel-sel asini dari: • Kelenjar parotis yang mengeluarkan air liur encer • Kelenjar submandibularis yang mengeluarkan air liur yang kaya akan musin • Kelenjar sublingualis • Kelenjar lain-lain pada mukosa mulut
Perangsangan pengeluaran air liur merupakan suatu respon repleks yang dimulai dari reseptor-reseptor yang ada dalam mulut : • Reseptor cita rasa • Reseptor bau • Reseptor raba Akibat mengunyah, rangsangan kemudian diteruskan ke hipotalamus dan pusat pengatur air liur.
Diglutisi Menelan makanan dilakukan setelah pengunyahan, terjadi dalam tiga tahap: 1. Tahap bukal • makanan dikumpulkn diatas lidah sbg bolus • Lidah menekan ke palatum keras, mendorong bolus ke belakang • Palatum lunak terangkat, mencegah makanan masuk kedalam hidung • Bolus didorong ke dalam faring
2. Tahap faringeal • Faring tertarik ke atas dibawah dasar liodah • Laringeal berkontraksi, • Epiglotis melipat menutup laring untuk mencegah makanan masuk trakea. • Sfingter antara faring esofagus tertutup mencegah udara tertarik kedalam esogfagus selama pernapasan • Sfingter berelaksasi ketika makanan sampai ke sfingter. • Otot faring kemudian mendorong bolus kedalam esofagus bagian atas
3. Tahap esofagus • Gelombang peristaltik membawa bolus ke bawah terus ke lambung
Getah lambung • Lambung merupakan reservoir sementara, sehingga makanan dapat masuk ke duodenum dengan teratur • secara fungsional lambung dibedakan menjadi • Bagian proksimal, dari kardia, fundus dan bagian proksimal korpus • Bagian distal, meliputi bagian distal korpus dan antrum pilorus.
Komponen getah lambung • Pepsinogen • Dihasilkan sel-sel peptik kelenjar-kelenjar dalam fundus dan korpus • Dalam lumen, oleh HCl akan diubah menjadi pepsin
Asam lambung (HCl) • Dihasilkan sel-sel parietal • Berfungsi : • Mengubah pepsinogen pepsin • Mensterilkan makanan • Membuat kalsium dan besi lebih mudah diserap dalam usus halus
Faktor intrinsik untuk penyerapan vitamin B12, dihasilkan oleh sel-sel parietal kelenjar-kelenjar dalam fundus dan korpus • Mukus yang bersifat basa • Dihasilkan kelenjar-kelenjar antrum pilorik • Berguna melindungi dinding lambung dari pepsin dan HCl
Tahap-tahap pengeluaran getah lambung • Fase sefalik (fase Psikoneural) • Makanan dalam mulut • Rangsangan berupa citarasa, bau, dan penglihatan • Defisiensi glukosa dalam otak
Fase lokal (Fase Gastrik) • Gastrin dilepas bila isi lambung kentak dengan antrum, secara mekanik dan kemis • Melalui aliran darah gastrin merangsang sekresi HCl • Gastrin dihambat bila pH di dalam lumen kurang dari 3
Fase intestinal • Sekresi lambung ditingkatkan dengan jalur hormonal, oleh regangan duodenum, dan absorpsi asam amino yang menigkat • Sekresi lambung dihambat oleh hormon enterogatron yang dikeluarkan duodenum, bila: • pH kimus yang masuk duodenum rendah • Lemak dalam kimus meningkat
Gerakan usus halus • Ada empat tipe pergerakan usus halus secara otonom: • Gerakan ke belakang dan ke depan dari masing-masing vili, hasil kontraksi otot mukosa • Gerakan pendular oleh otot longitudinal • Gerakan sirkular secara ritmik oleh otot sirkular • Gelombang peristaltik (30-120 cm/menit)
Refleks peristaltik • Refleks dipicu dari arah mulut ke anus • Perangsangan reseptor regang dari bolus menyempitkan lumen di belakangnya dan melebarkan lumen di depannya.
Koordinasi gerakan • Saraf eferen simpatik melalui penghambatan fleksus mienterikus menyebabkan : vasokontriksi pembuluh darah dan relaksasi otot intestinal • Serabut eferen parasimpatik dialihkan dari preganglionik dalam pleksus mienterikus • Pleksus submukosa mengandung neuron sensori • Pesan dari saraf dan dari reseptor regang otot perifer
Gerakan usus besar dan proses defekasi • Kimus bergerak dari ileum menuju sekum melalui katup ileo-sekal (lipatan mukosa dalam sekum yang mencegah aliran balik kimus) • Gerakan massa adalah gerakan cepat tiba-tiba dari peristaltik, dimulai dalam kolon tengah • Gerakan ini menggerakan isi usus besar ke dalam kolon bawah sampai rektum
Sel-sel goblet mukosa kolon mengeluarkan mukus yang tidak mengandung enzim, berfungsi melicin feses • Normal rektum kosong dari feses • Saat melewati dan menyentuh dinding rektum timbul sensasi kesadaran akibat keregangan dinding rektum • Keputusan volunter ditentukan, apakah membiarkan refleks defekasi dengan relaksasi sfingter ani eksterna
Defekasi disertai dengan: • Kontraksi peristaltik kuat kolon decenden, kolon pelvis dan rektum • Kontraksi volunter otot-otot dinding abdomen yang meningkatkan tekanan intra abdominal