1 / 112

PERENCANAAN PETAK

PERENCANAAN PETAK. PERTEMUAN - 3. Lay out jaringan irigasi. In take. Intake. bendung. Saluran Primer. Saluran tersier. Saluran sekunder. Saluran Sekunder. Bangunan bagi dengan pintu sadap. Bangunan sadap. Saluran embuang.

shalom
Download Presentation

PERENCANAAN PETAK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERENCANAAN PETAK PERTEMUAN - 3

  2. Lay out jaringan irigasi In take Intake bendung Saluran Primer Saluran tersier Saluran sekunder Saluran Sekunder Bangunan bagi dengan pintu sadap Bangunan sadap Saluran embuang

  3. DalammendesainsuatusistemIrigasi, langkah-langkah yang harusdilakukandalamperencanaannyaadalah : • Menentukandaerah yang akandirencanakansistemirigasinya, kemudianmembaginyakedalambentukpetak-petak, danselanjutnyadisajikandalambentukpetapetak. • Menentukankebutuhan air per petakuntukmengetahui debit salurangunamerencanakandimensipenampangsaluran. • Setelahmengetahuidebit danpenampang di tiapsaluran, makaperludirencanakanbangunanpintu air irigasigunamengatur debit keluarandarisaluranindukkesalurananaknya.

  4. TEKNIK PEMBERIAN AIR IRIGASI • Pendahuluan • Irigasi permukaan (surface irrigation) • Irigasi curah (sprinkler irrigation) • Irigasi tetes (trickle/drip irrigation) • Lain-lain

  5. FUNGSI IRIGASI Fungsi utama: Memenuhi kebutuhan air tanaman Fungsi spesifik: • mengambil air dari sumber (diverting) • Membawa/mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying) • mendistribusikan air kepada tanaman (distributing) • mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring)

  6. MACAM IRIGASI Menurut sumber airnya: • Air permukaan : sungai, danau, waduk • Airtanah : akuifer Menurut cara pengambilan airnya: • Pengambilan gravitasi • Pompa

  7. MACAM IRIGASI Menurut cara pengalirannya: • Saluran terbuka (open channel) • Jaringan pipa (pipe network) Menurut cara distribusinya: • Irigasi permukaan • Irigasi curah • Irigasi tetes

  8. C. Uraian Materi. Pengelolaan Air Irigasi Irigasi bertujuan agar pemberian air pada tanaman dapat secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri, baik tanaman padi, palawija, maupun tebu. Terdapat dua macam tipe irigasi yaitu irigasi langsung dan irigasi tidak langsung. Pemilihan tipe tergantung kondisi sungai dimana akan mengalirkan airnya untuk keperluan irigasi tersebut. Irigasi Langsung : Irigasi yang langsung diberikan airnya melalui bangunan penangkap air seperti bendung, free intake atau sistem pompa.

  9. Irigasi Tidak Langsung, adalah sistem irigasi yang mengatur air nya melalui tampungan dahulu, dan bilamana air tersebut diperlukan barulah dialirkan ke jaringan irigasi, contohnya Bendungan atau Dam/waduk

  10. Douglas Dam

  11. METODE IRIGASI IRIGASI PERMUKAAN IRIGASI BAWAH PERMUKAAN IRIGASI SEMPROTAN MENGGENANG WILD FLOODING FURROW METHOD CONTROLLED FLOODING CONTOUR FARMING FREE FLOODING BORDER STRIPS BASIN FLOODING CONTOUR LATERAL CHECKS OR LEVEES ZIG-ZAG METHOD SKEMA METODE IRIGASI

  12. Cara pemberian air irigasi ada tiga macam, yaitu: Irigasipadapermukaan, Irigasi dari atas permukaan (semprotan), dan Irigasidaribawahpermukaan, setiapmetodeiniadakelebihandankekurangannya. Irigasi permukaan Irigasi permukaan terdiri dari : penggenangan, metode alur, dan metode garis tinggi. Penggenangan terdiri dari penggenangan dengan tidak sengaja, dan penggenangan dengan sengaja Penggenangan dengan sengaja terdiri dari: genangan bebas; sisi garis tinggi, tanggul pembatas, tanggul genangan, kolam genangan, dan zig-zag.

  13. Controlled Flooding pemasukan Pipa beton < 300 m <20 m tanggul <20 m Contour Laterals Free Flooding Borders strips b a Sal. Utama 20 – 30 m Check Flooding Kolam Genangan (Basin flooding) Zig-zag method

  14. Furrow method, adalah suatu model pemberian air dengan cara menekan air ke dalam tanah; Metode ini banyak dipakai untuk tanaman jagung, tembakau, kacang tanah, ubi- ubian/kentang, tebu, dan kapas. Pada umumnya irigasi lain hampir semua lahan di basahi dengan air (terendam), namun di dalam metode ini hanya 20% saja yang direndami (basah), jadi evaporasi yang hilang sangat banyak direduksi. Metode furrow ini bervariasi dari 3,00m panjangnya untuk kebun sampai 500 meter untuk keperluan tanaman pangan, tetapi umumnya sekitar 100 sampai 200 meter.sedangkan kemiringannya antara 0 – 5%. Furrow method

  15. Irigasi di atas permukaan (semprotan) Metode ini adalah cara pemberian air melalui atas permukaan tanah melalui semburan air atau semprotan, metode ini telah dikembangkan sejak 1900. Metode ini dilengkapi dengan pipa pipa utama dan pipa distribusi, kadang- kadang pipa-pipa ini dapat dipindahkan sesuai dengan keperluan di lahan mana air akan diberikan.

  16. Kondisi untuk irigasi semprotan ini digunakan sebagai berikut; tanah yang porous, tanah yang bergelombang, banyak kerikil, tidak tembus air yang dangkal, sudut lereng curam dan mudah tererosi, ketersediaan air permukaan (sumber air) kecil, menghasilkan lebih cepat, SDM tidak perlu yang tinggi.

  17. Keuntungan lain: pengukuran pemakaian air lebih mudah, tanah tidak perlu  diperbaiki, efisiensi tinggi, tekanan yang digunakan relatif kecil, lebih efisien bila sumber pengambilan air sama, dapat dipakai dengan sistem gravitasi bila kondisi topografi memungkinkan, frekuensi pemakaian air kecil, penggunaan pupuk lebih mudah.

  18. Jenis-jenis Semprotan: Semprotan tetap (fixed nozzle pipe); pipa berlobang, (perforated pipe); dan semprotan berputar (rotating sprinkler). Jenis-jenis sistem semprotan: instalasi semi permanen, sistem portable. Pipa cabang yang dapat berpindah, terdiri dari : Semprotan sistem gravitasi & Sistem tetesan.

  19. 45O

  20. Sprinkler Irrigation

  21. Tipe Semprotan Berputar Semprotan dengan sudut kecil

  22. Sub surface irrigation, merupakan sistem irigasi melalui bawah permukaan, yang pemberian airnya langsung ke akar tanaman, adapun kondisi yang baik untuk metode ini adalah: tanah tak tembus air dengan kedalaman antara 2 sampai 3 meter; pada zona perakaran terdapat tanah lempung (loam) atau lempung pasiran (sandy loam); topografi lahan sama; kemiringan sedang; dan kualitas air irigasi baik.

  23. Ak ar Batas atas pembasahan Arah Pembasahan tanah Pemberian air lewat bawah permukaan 0,35 – 0,45 m 0,35 – 0,50 m 1,00 – 1,25 m Metode Reynoso 1,00 – 1,25 m Metode Brujulan

  24. Countour Farming

  25. Rice Fields in Bali

  26. Rice Harvest, Indonesia

  27. Rice Farming, India

  28. Basin Flooding

  29. PERTEMUAN KE 4 / 2 sks A. KOMPETENSI Mahasiswa memahami tentang tingkat-tingkat suatu jaringan irigasi. B. INDIKATOR Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu menjelaskan dengan baik dan benar akan: 01. Irigasi sederhana 02. Irigasi semi teknis 03. Irigasi teknis

  30. C. URAIAN MATERI Tingkatan jaringan Irigasi Di dalam suatu jaringan irigasi dapat dibedakan adanya empat unsur fungsional pokok, yaitu: Bangunan utama; jaringan pembawa, petak tersier, dan sistem pembuang. Irigasi sederhana, yaitu suatu sistem irigasi di mana pembagian air tidak diukur dan diatur, kelebihan air akan mengalir ke selokan pembuang. Para pemakai air tergabung dalam satu kelompok sosial yang sama; dan tidak melibatkan pemerintah di dalam organisasi jaringan irigasi tersebut. Persediaan air berlimpah, sedangkan kemiringan trase saluran berkisar antara sedang sampai curam.

  31. Irigasi semi teknis, bangunan utama/bendung yang terletak di sungai dilengkapi dengan pintu pengambilan dan bangunan ukur, dan kadang-kadang dilengkapi pula dengan bangunan permanen pada jaringan irigasinya. Irigasi teknis, jaringan irigasi ini terdapat pemisahan antara saluran pembawa dan pembuang, setiap bangunan pembagi/sadap selalu dilengkapi dengan alat ukur debit.

  32. S. Amandit Ds. Ambawang Ds. Seruni Ds. Sumpitan Contoh : Irigasi Sederhana

  33. BA.0 S. Amandit Ds. Ambawang Ds. Seruni Ds. Sumpitan Contoh : Irigasi Semi Teknis

  34. BA.0 BA.1 BA.2 BA.3 BSu.1 S. Amandit BAm.1 BS.1 BAm.2 BSu.2 BS.2 Ds. Ambawang BAm.3 BSu.3 BS.3 Ds. Seruni Ds. Sumpitan Contoh : Irigasi Teknis

  35. Klasifikasi jaringan irigasi Teknis Bangunan Semi teknis Bangunan Sederhana Bangunan Bangunan Utama permanen permanen/semi sementara permanen Kemampuan bangunan dalam mengukur & Baik Sedang Jelek mengatur debit Saluran pembawa Sal pembawa dan Sal pembawa & & pembuang terpisah Dikembangkan sepenuhnya pembuang tidak sepenuhnya terpisah Belum dikembangkan atau densitas bangunan tersier Jaringan & saluran Petak tersier pembuang jadi satu Belum ada jaringan terpisah yang dikembangkan jarang 50 – 60% Tidak ada batasan 40 – 50% Sampai 2000 ha Efisiensi Ukuran < 40% < 500 ha

  36. Lay out jaringan irigasi In take Intake bendung Saluran Primer Saluran tersier Saluran sekunder Saluran Sekunder Bangunan bagi dengan pintu sadap Bangunan sadap Saluran embuang

  37. Kebutuhan air di sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor berikut: 1. cara penyiapan lahan 2. kebutuhan air untuk tanaman/konsumtif 3. perkolasi dan rembesan 4. pergantian lapisan air 5. curah hujan efektif. Kebutuhan total air di sawah (GFR) mencakup faktor 1 sampai 4. Kebutuhan bersih air di sawah (NFR) juga termasuk curah hujan efektif. Besarnya kebutuhan air di sawah untuk tanaman ladang dihitung seperti pada perhitungan kebutuhan air untuk padi. Ada berbagai harga yang dapat diterapkan untuk kelima faktor di atas.

  38. Air Bagi Kebutuhan Tanaman (ET) Air Untuk Mengolah Tanah (Pd) Air Yang Merembes (P & I ) Kebutuhan Air Irigasi (IR) Jumlah Air Hujan (R) Air Bagi Tanaman (ET) Air Hujan (R) Air Irigasi (IR) Air Bagi Pengolahan Tanah (Pd) Air Merembes (Perkolasi dan Infiltrasi P & I) • Keseimbangan air yang masuk dan keluar dari suatu lahan digambarkan seperti : • Agar terjadi keseimbangan air di suatu lahan pertanian maka :

  39. Akibat operasi, evaporasi dan perembesan, sebagian dari air yang dibagikan akan hilang sebelum mencapai tanaman padi. Kehilangan air akibat evaporasi dan perembesan kecil saja dibanding kehilangan akibat operasi. Hanya tanah-tanah yang lulus air saja yang akan memerlukan perhitungan tersendiri. Untuk tujuan-tujuan perencanaan, kehilangan air di jaringan irigasi tersier dianggap 15 - 22,5% antara bangunan sadap tersier dari sawah (atau e= = 0,775 -0,85)

  40. Kehilangan yang sebenarnya di dalam jaringan bisa jauh Iebih tinggi, khususnya pada waktu-waktu kebutuhan air rendah. Walaupun demikian, tidak disarankan untuk merencanakan jaringan saluran dengan efisiensi yang rendah itu. Setelah beberapa tahun diharapkan efisiensi akan dapat dicapai dengan cara memperbaiki cara operasi.

More Related