400 likes | 920 Views
PERENCANAAN LABA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA: 1. BIAYA (BIAYA VARIABEL & BIAYA TETAP) 2. VOLUME PRODUK YANG TERJUAL 3. HARGA JUAL PRODUK LABA MERUPAKAN KOMPONEN YANG SANGAT SENSITIF TER DAP PERUBAHAN LINGKUNGAN, SEHINGGA LABA HARUS DI RENCANAKAN SECARA CERMAT. PERUBAHAN
E N D
PERENCANAAN LABA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA: 1. BIAYA (BIAYA VARIABEL & BIAYA TETAP) 2. VOLUME PRODUK YANG TERJUAL 3. HARGA JUAL PRODUK LABA MERUPAKAN KOMPONEN YANG SANGAT SENSITIF TER DAP PERUBAHAN LINGKUNGAN, SEHINGGA LABA HARUS DI RENCANAKAN SECARA CERMAT. PERUBAHAN P & V PERUBAHAN PENDAPATAN RENCANA KEGIATAN PERUBAHAN LABA PERUBAHAN BT & BV PERUBAHAN BIAYA
INFORMASI YANG TERKAIT PERENCANAAN LABA 1. IMPAS (BREAK-EVEN) PENDAPATAN MINIMUM YANG HARUS DICAPAI DALAM PERI ODE TAHUN ANGGARAN TERTENTU, AGAR PERUSAHAAN TI DAK MENDERITA RUGI. PT. WIRAYUDA PROYEKSI LABA/RUGI PERIODE TAHUN 201X PENJUALAN 500.000.000 100% BIAYA VARIABEL 300.000.00060% LABA KONTRIBUSI 200.000.000 40% BIAYA TETAP 150.000.00030% LABA BERSIH 50.000.000 10%
BREAK EVEN POINT SEBESAR RP 375.000.000 (150 JUTA/0,4) PT. WIRAYUDA PERHITUNGAN BREAK EVEN PERIODE TAHUN 201X PENJUALAN 375.000.000 100% BIAYA VARIABEL 225.000.00060% LABA KONTRIBUSI 150.000.000 40% BIAYA TETAP 150.000.00030% LABA BERSIH 0 10% PADA PENJUALAN RP 375 JUTA, PERUSAHAAN TIDAK MEM PEROLEH LABA & JUGA TIDAK MENDERITA KERUGUAN, TO TAL BIAYA SAMA DENGAN TOTAL PENDAPATAN.
2. MARGIN OF SAFETY INFORMASI YANG MENGGAMBARKAN BATAS MAKSIMUM PENURUNAN TARGET PENJUALAN BOLEH TERJADI, SEMA KIN BESAR MARGIN OF SAFETY MEMBERI PELUANG LEBIH BESAR DALAM MERAIH LABA. MOS SEBESAR 25% {(500 – 375)/500} JUTA 3. SHUT-DOWN POINT INFORMASI YANG MENGGAMBARKAN USAHA PERUSAHAAN SECARA EKONOMIS TIDAK PANTAS DIPERTAHANKAN, KARE NA TIDAK MAMPU MENUTUP BEBAN TUNAINYA. JIKA BIAYA TETAP TUNAI SEBESAR RP 100.000.000 SHUT-DOWN POINT SEBESAR RP 250.000.000 (RP 100.000.000 : 40%)
PT. WIRAYUDA PERHITUNGAN SHUT DOWN-POINT PERIODE TAHUN 201X PENJUALAN 250.000.000 100% BIAYA VARIABEL 150.000.00060% LABA KONTRIBUSI 100.000.000 40% BIAYA TETAP 100.000.00030% LABA BERSIH 0 10% 4. DEGREE OF OPERATING LEVERAGE (DEL) MENUNJUKKAN PROSENTASE PERUBAHAN LABA BERSIH SEBAGAI DAMPAK TERJADINYA PROSENTASE PERUBAHAN PENJUALAN. DEL: 4 KALI (CM : LABA BERSIH), JIKA PENJUALAN NAIK SEBESAR 1%, MAKA LABA AKAN NAIK SEBESAR 4%
5. LABA KONTRIBUSI PER UNIT MENUNJUKKAN KELEBIHAN PENDAPATAN DIATAS BIAYA VARI ABELNYA. INFORMASI INI MENGGAMBARKAN JUMLAH YG TER SEDIA UNTUK MENUTUP BIAYA TETAP & MEMBENTUK LABA. PT. WIRAYUDA LAPORAN LABA PER UNIT TAHUN ANGGARAN 201X
PT. WIRAYUDA LAPORAN LABA PER UNIT SUMBERDAYA PROYEKSI TAHUN 201X KESIMPULAN: PRODUK “A” BERPOTENSI MENYUMBANG LABA TERBESAR BREAK-EVEN PENDEKATAN PERSAMAAN LABA ADALAH SAMA DENGAN TOTAL PENJUALAN MINUS DGN TOTAL BIAYA (BIAYA VARIABEL DAN BIAYA TETAP), DINYATA KAN DALAM PERSAMAAN SEBAGAI BERIKUT: y = cx - bx - a
KETERANGA: y : LABA a : BIAYA TETAP b : BIAYA VARIABEL PER UNIT c : HARGA JUAL PER UNIT x : JUMLAH UNIT YANG TERJUAL JIKA DIKEMBANGKAN PERSAMAAN TERSEBUT DIATAS DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENYERDEHANAKAN PERHITUNGAN BEP SEBAGAI BERIKUT: y = cx - bx – a, JIKA LABA SAMA DGN NOL a = cx – bx a = x (c - b) a x = (c – b)
FORMULA BREAK EVEN (1) FORMULA BREAK EVEN (2) 1) MENENTUKAN BEP DALAM UNIT YANG HARUS TERJUAL 2) MENENTUKAN BEP DALAM RUPIAH PENJUALAN BT BEP = P - BV BT BEP = CMR
PT. WIRAYUDA PROYEKSI LABA RUGI TAHUN ANGGARAN 201X
BIAYA VARIABEL STANDAR PER UNIT: BAHAN BAKU RP 10.000 TENAGA KERJA RP 7.000 BIAYA OVERHEAD RP 8.000 TOTAL BIAYA VARIABEL RP 25.000 BIAYA TETAP: BAHAN OVERHEAD RP 37.400.000 BIAYA PEMASARAN RP 15.000.000 BIAYA ADM/UMUM RP 25.000.000 TOTAL BIAYA TETAP RP 77.400.000 HARGA JUAL/UNIT RP 172.000 PERSEDIAAN BARANG JADI: SEDIAAN AWAL : 100 UNIT PRODUKSI : 1.100 UNIT PENJUALAN : 1.000 UNIT SEDIAAN AKHIR : 200 UNIT
77.400.000 BEP = = 600 UNIT 172.000 – 43.000 JIKA LABA YANG DIINGINKAN SEBESAR RP 90.000.000, MAKA UNIT YANG TERJUAL HARUS ADALAH 1.297 UNIT. ATAU 77.400.000 + 90.000.000 BEP = = 1.297 UNIT 172.000 – 43.000 (77.400 + 90.000) RIBU BEP = = 223,2 JUTA 1,00 – 0,25
PENDAPATAN/BIAYA 180 BREAK EVEN CHART PENJUALAN BREAK EVEN PROFIT AREA TOTAL BIAYA 100 80 BIAYA TETAP LOSS AREA VOLUME 0 600 1.100
PENDAPATAN/BIAYA 180 BREAK EVEN CHART PENJUALAN BREAK EVEN PROFIT AREA TOTAL BIAYA 100 80 LOSS AREA BIAYA VARIABEL VOLUME 0 600 1.100
PENDAPATAN/BIAYA BREAK EVEN STRUKTUR BIAYA, SEBAGIAN BESAR BIAYA TETAP VOLUME
PENDAPATAN/BIAYA STRUKTUR BIAYA, SEBAGIAN BESAR BIAYA VARIABEL BREAK EVEN VOLUME
1) PERUSAHAAN YANG BEROPERASI DGN STRUKTUR BIAYA SE BAGIAN BESAR BERUPA BIAYA TETAP, BREAK EVEN BERADA PADA TINGKAT YG TINGGI. ASTRATEGI YANG DAPAT DIKEM BANGKAN ADALAH MEMAKSIMUMKAN PENDAPATAN SEPERTI: PERTAMBANGAN, HOTEL, JASA TELEKOMUNIKASI 2) PERUSAHAAN YANG BEROPERASI DGN STRUKTUR BIAYA SE BAGIAN BESAR BERUPA BIAYA VARIABEL, BREAK EVEN TER CAPAI PADA TINGKAT YANG RENDAH. STRATEGI YG DIKEM BANGKAN ADALAH EFESIENSI BIAYA/PENURUNAN BIAYA SEPERTI: PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA UMUMNYA LINGKUNGAN MANUFAKTUR MAJU 1) DITANDAI OLEH BERKURANGNYA UNSUR TK LANGSUNG DAN SEMAKIN BERTAMBAH BESAR PROPORSI BIAYA OVERHEAD 2) DIVERSIFIKASI PRODUK, MENYEBABKAN PROPORSI BOP YG TIDAK BERKAITAN DGN UNIT PRODUK SEMAKIN BESAR, DGN KONSUMSI SUMBERDAYA YANG SEMAKIN BERBEDA BEDA.
UNSUR UNIT-RELATED & NON-UNIT-RELATED COST DALAM KOS PRODUK FACILITY-SUSTAINING ACTIVITY COSTS PRODUCT-SUSTAINING ACTIVITY COSTS NON-UNIT REALATED COSTS BATCH-RELATED ACTIVITY COSTS UNIT-LEVEL ACTIVITY COSTS UNIT RELATED COSTS
KONSEP BIAYA VARIABEL DALAM PERHITUNGAN IMPAS 1. PENDEKATAN KONVENSIONAL BIAYA VARIABEL DIDASARKAN PADA PERILAKU BIAYA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERU BAHAN UNIT LEVEL-ACTIVITIES SAJA. 2. PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING BIAYA VARIABEL TI DAK HANYA DIHUBUNGKAN DGN UNIT-LEVEL-ACTIVITIES SA JA, TETAPI HARUS MENGACU PADA BATCT-RELATED-ACTIVI TIES, PRODUCT-SUSTAINING ACTIVITIES DAN FACILITY-SUS TAINING ACTIVITIES. TOTAL BIAYA BERDASAR ACTIVITY BASED COSTING k = a + b1x1 + b2x2 + b3x3
KETERANGAN: c : HARGA JUAL k : TOTAL BIAYA a : FACILITY SUSTAINING ACTIVITY COSTS b1 : BIAYA VARIABEL/UNIT-LEVEL ACTIVITY b2 : BIAYA VARIABEL/BATCH-LEVEL ACTIVITY b3 : BIAYA VARIABEL/PRODUCT-SUSTAINING ACTIVITY x1 : UNIT-LEVEL ACTIVITY x2 : BATCH-LEVEL ACTIVITY x3 : PRODUCT-SUSTAINING ACTIVITY RUMUS IMPAS BERDASARKAN ABC a + b2x2 + b3x3 X’ = c - b3
PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING UNIT-LEVEL ACTIVITY COST: BIAYA BAHAN BAKU RP 6.000 BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG RP 5.000 BIAYA OVERHEAD PABRIK (V) RP 500 BIAYA PEMASARAN (V) RP 500 TOTAL BIAYA PER UNIT RP 12.000 BATCH-RELATED ACT COST : 20 JAM SETUP RP 1.000.000 PRODUCT-SUSTAINING AC : 1.000 JAM REKAYASA RP 30.000 FACILITY-SUSTAINING AC :RP 50.000.000 BIAYA TETAP YANG DIPERHITUNGKAN: BATCH-RELATED ACTIVITY COST RP 20.000.000 PRODUCT-SUSTAINING ACTIVITY COST RP 30.000.000 FACILITY-SUSTAINING ACTIVITY COSTRP 50.000.000 TOTAL BIAYA TETAP RP 100.000.000
CONTOH: STRUKTUR BIAYA PRODUKSI: BIAYA VARIABEL RP 12.000/UNIT HARGA JUAL PRODUK RP 20.000/UNIT BIAYA TETAP PER TAHUN RP 100.000.000 JIKA DILAKUKAN PEREKAYASAAN: BIAYA TKL PER UNIT TURUN SEBESAR RP 2.000 BIAYA BATCH-RELATED (SETUP) NAIK RP 600.000 PRODUCT-SUSTAINING ACTIVITIES) NAIK 50% 100.000.000 BEP = = 12.500 UNIT (RP 250 JUTA) 20.000 – 12.000
100.000.000 BEP = = 10.000 UNIT (RP 200 JUTA 20.000 – 10.000 I. IMPAS KONVENSIONAL 2. IMPAS ACTIVITY BASED COSTING *) BIAYA TETAP: BATCH-RELATED ACT COST : (20 x RP 1,6) JT RP 32.000.000 PRODUCT-SUSTAINING AC : (1.000 x RP 45.000) RP 45.000.000 FACILITY-SUSTAINING AC :RP 50.000.000 TOTAL BIAYA TETAP RP 127.000.000 127.000.000*) BEP = = 12.700 UNIT (RP 254 JUTA 20.000 – 10.000
PERHITUNGAN LABA/RUGI PER UNIT (DALAM RIBUAN RUPIAH) 1. BIAYA VARIABEL PER SATUAN TETAP (TIDAK BERUBAH) 2. BIAYA TETAP PER SATUAN BERUBAH SESUAI AKTIVITASNYA 3. TOTAL BIAYA DIBANDINGKAN DGN HARGA JUAL PER UNIT 4. HARGA JUAL > TOTAL BIAYA, TERJADI LABA PER UNIT 5. HARGA JUAL < TOTAL BIAYA, TERJADI RUGI PER UNIT
A 450 TOTAL BIAYA PER UNIT BREAK EVENPOINT PER SATUAN B LOSS AREA BREAK EVEN C HARGA JUAL D E PROFIT AREA 0 200 400 600 800 1.000
SHUT-DOWN POINT STRUKTUR BIAYA TETAP: BIAYA TETAP (TOTAL) RP 77.400.000 BIAYA TETAP (SUNK COST) RP 12.900.000 BIAYA TETAP (TUNAI) RP 64.500.000 PENJUALAN YANG HARUS DICAPAI SEBANYAK 500 UNIT DAN NILAI PENJUALAN SEBESAR RP 86.000.000. SHUT-DOWN POINT LEBIH RENDAH DARI TITIK IMPAS 64.500.000 SHUT-DOWN POINT = 172.000 – 43.000
172 TS BREAK EVEN & SHUT DOWN POINT BREAK EVEN TC TC’ 77,4 FC FC’ 64,5 SHUT DOWN POINT 0 500 600 1.000
KOMPOSISI I: PRODUK HARGA JUAL B.VARIABEL PRODUK A 20.000 RP 25 RP 15 PRODUK B 10.000 RP 30 RP 12 PRODUK C 5.000 RP 50 RP 15 IMPAS(500.000/0,53) = RP 945.946
KOMPOSISI II: PRODUK HARGA JUAL B.VARIABEL PRODUK A 10.000 RP 25 RP 15 PRODUK B 15.000 RP 30 RP 12 PRODUK C 10.000 RP 50 RP 15 IMPAS(500.000/0,60) = RP 833.333
KOMPOSISI III: PRODUK HARGA JUAL B.VARIABEL PRODUK A 5.000 RP 25 RP 15 PRODUK B 7.000 RP 30 RP 12 PRODUK C 15.000 RP 50 RP 15 IMPAS(500.000/0,64) = RP 773.895