190 likes | 354 Views
"KOMPETISI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KETERJANGKAUAN LAYANAN TELEMATIKA BAGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT Indonesia". Oleh : ISHADI S.K. dalam Raker Mastel, Jakarta 1 Maret 2004 . “ BROADCAST ” Budaya dan Pengaruh Barat. BROADCAST. CULTURAL INDUSTRY. BISNIS INSTITUTION.
E N D
"KOMPETISI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KETERJANGKAUAN LAYANAN TELEMATIKA BAGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT Indonesia" Oleh :ISHADI S.K. dalam Raker Mastel, Jakarta 1 Maret 2004 .
“ BROADCAST ”Budaya dan Pengaruh Barat BROADCAST CULTURAL INDUSTRY BISNIS INSTITUTION
“ BROADCAST ”Budaya dan Pengaruh Barat BROADCAST INDUSTRY • HARDWARE • SOFTWARE • PROMOTION • SYSTEM BROADCAST
“ BROADCAST ”Budaya dan Pengaruh Barat BROADCAST as BUSINESS INSTITUTION Padat modal Perkembangan teknologi yang sangat cepat Menjadi ajang pemasaran produk
“ BROADCAST ”Budaya dan Pengaruh Barat BUSINESS DEFINITION BROADCAST as • Capital Intensive. • Marketing rules the show. • Ajang pemasaran produk.
MEDIA & PERS NASIONALIdealisme dan Bisnis Broadcast Law Code of Ethic Public Opinion IDEALISM DEMOCRACY CONSTITUTION RELIGION MORAL VALUES NATIONAL NORM PROFESSIONALISM BUSINESS PROFIT MARKET DRIVEN RATINGS COMPETITIONS USES & GRATIFICATIONS
“ BROADCAST ”Budaya dan Pengaruh Barat COMPETITION in BROADCAST INDUSTRY • Program content • Program lay-out • Program Promotion • Program Montage • Program Structure • Program Quality Audio Video • Program Technology
KARAKTER INDUSTRI AUDIENCE AC-NIELSEN WEEKLY RATING PUBLIC OPINION IMAGE BROAD- CASTERS PROGRAM ADVERTISER
MEDIA ENVIRONMENTPower of Influence AUDIENCE MEDIA ADVERTISER
INDUSTRI MEDIA/TV. • TV media (in house productions) • Content provider (outside productions). • Advertisers/Agencies. • Audiences.
MASALAH-MASALAH: • Advertisers vs Agencies:Advertiser membuat lembaga media planners sendiri karena: • Lebih murah dari sisi biaya. • Agencies tidak focus dalam merancang strategi marketing produk tertentu. • Agencies lambat dalam mengambil keputusan.
MASALAH-MASALAH: • Kompetisi antar televisi amat tajam. • Tataran rules and regulation yang tidak kondusif dan tertinggal. • Socio cultural yang tidak kondusif, aksi-aksi LSM, Media Watch, Ormas yang menekan. • Infra structure yang tidak supportif, AC-Nielsen terbatas pada 8 kota. • Alokasi iklan yang terletak di dua kota: Jakarta dan Semarang 70% dari overall iklan.
MASALAH-MASALAH: • Mahalnya infra structure: satelit, telpon, listrik, serta izin-izin usaha. • Hubungan yang tidak kondusif antara content provider, PH, distributor, artis pengisi acara dengan stasiun televisi. • Tingginya bea masuk untuk peralatan dan perangkat produksi televisi.
OPPORTUNITIES : • Ekonomi secara makro membaik. Rupiah stabil, index meningkat, suku bunga perlahan menurun. Hal ini didorong oleh kondisi politik yang membaik. • Advertiser expenditure meningkat sejak 4 tahun terakhir dengan rata-rata 20-30% per tahun. • Management broadcasting telah berjalan dengan baik. Televisi (swasta) telah menemukan format acara, struktur program yang bisa menghasilkan aneka program yang kreatif.
OPPORTUNITIES: • Industri televisi didukung oleh human resources di bidang advertisment, P.R., computer graphics yang sangat baik dan tersedia dalam jumlah besar. • Industri televisi didukung oleh infra structure technology transmisi yang sangat baik. • Industri televisi didukung oleh perangkat hardware yang sangat lengkap.
THREAT : • Persaingan sudah head to head. Acapkali tanpa mengindahkan etika. • Kecenderungan perpindahan /migrasi karyawan antar stasiun meningkat tajam. • Terjadi peningkatan basic cost yang tinggi karena persaingan membeli program (acquisition) yang ketat baik lokal maupun internasional.
THREAT : • Stasiun tv yang mempunyai dana besar mampu memenangkan pertarungan dengan “out put deal” dan pembelian dalam jumlah besar. • Biaya program meningkat tajam, karena belum terbangun mekanisme pasar yang tertata baik.
TERIMA KASIH atas Perhatian Anda Ishadi S.K