380 likes | 986 Views
ILMU NUTRISI UNGGAS (Lanjutan). ENERGI METABOLISME PADA UNGGAS Oleh: DR. YOSE RIZAL PROGRAM STUDI ILMU TERNAK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS. PENDAHULUAN. 1. Kleiber menyatakan bahwa energi adalah “fire of life” atau api kehidupan.
E N D
ILMU NUTRISI UNGGAS (Lanjutan) ENERGI METABOLISME PADA UNGGAS Oleh: DR. YOSE RIZAL PROGRAM STUDI ILMU TERNAK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS
PENDAHULUAN 1. Kleiber menyatakan bahwa energi adalah “fire of life” atau api kehidupan. 2. Sebagian besar makanan yang dikonsumsi digunakan sebagai sumber energi untuk proses metabolisme dalam tubuh.
PENDAHULUAN 3. Unggas mempunyai kemampuan dalam mengontrol “intake” energi ketika makan. Hal ini perlu diketahui untuk dipakai sebagai dasar dalam memformulasi ransum. 4. Untuk itu penting diketahui kebutuhan energi dari unggas dan kandungan energi dari bahan pakan penyusun ransum unggas.
SISTEM PENGUKURAN ENERGI GROSS ENERGY (GE) FECAL ENERGY DIGESTIBLE ENERGY (DE) TRUE METABOLIZABLE ENERGY (TME) URINARY ENERGY APPARENT METABOLIZABLE ENERGY ENERGI YANG HILANG MELALUI METABOLISME DAN ENDOGENOUS HEAT INCREMENT ENERGI BERSIH ENERGI BERSIH UTK HIDUP POKOK -BASAL METABOLIC RATE -AKTIVITAS -PENGATURAN SUHU TUBUH ENERGI BERSIH UNTUK PRODUKSI -TELUR -DAGING -BULU
ENERGI EFEKTIF • Merupakan suatu sistem untuk mendefinisikan bahan-bahan pakan dan ransum. • Sistem ini mirip dengan sistem energi bersih atau energi produktif yang berusaha untuk menjelaskan heat increment.
ENERGI EFEKTIF • Energi efektif memperhitungkan perbedaan heat increment yang tergantung pada pemecahan protein vs. lipid dalam tubuh, dan perbedaan efisiensi penggunaan dan deposisi lipid tubuh tergantung pada apakah ia berasal dari lipid makanan atau disintesis dari material yang bukan lipid.
ENERGI EFEKTIF • Menurut Emmans (1994) heat increment dari makanan berhubungan secara linier dengan: • a. nitrogen urin • b. bahan organik feses • c. retensi nitrogen positif • d. retensi lipid positif yang berasal dari lipid makanan • e. retensi lipid positif yang berasal dari zat makanan bukan lipid
DISTRIBUSI ENERGI MENURUT EMMANS (1994) FEED GROSS ENERGY FECAL ORGANIC MATTER DIGESTIBLE PROTEIN DIGESTIBLE CARBOHYDRATE DIGESTIBLE FAT URINARY N PROTEIN RETENTION LIPID RETENTION FAT RETENTION HEAT (0.91) HEAT (6.98) HEAT (8.72) HEAT (3.92) HEAT (1.05)
RUMUS ESTIMASI ENERGI EFEKTIFUNTUK MONOGASTRIK Energi Efektif (kkal/kg) = 1.17 AMEn – (10 x % protein kasar) - 580
RUMUS ESTIMASI ENERGI EFEKTIFUNTUK PERCOBAAN Energi Efektif (kkal/kg) = AMEn – [1000 x {(3.8 x FOM) – (0.16 (2.92 x DCP)) + (12 x Z x DCL)}/4.184] FOM = Fecal organic matter DCP = Digestible crude protein DCL = Digestible crude lipid Z = Proporsi lipid tubuh yang berasal dari lipid makanan 4.184 = Konversi dari joule ke kalori
KESEIMBANGAN ENERGI • - Intake energi meningkat, retensi energi juga meningkat • - Keseimbangan energi bagi ayam broiler jantan umur 28 hari pada suhu 22 oC IntakeOutput (kkal/kg.75) 350 kkal ME/kg.75 A. Basal metabolic rate 140 • B. Activity 40 • C. Maintenance (A + B) 180 • D. Heat Increment 40 • E. Total Heat Production (C + D) 220 • F. Protein Deposition 70 • G. Fat Deposition 60 • H. Growth (F + G) 130 • --------- • Total 350
KESEIMBANGAN ENERGI • - Keseimbangan energi dipengaruhi oleh tingkat energi dalam ransum • - Heat increment menurun jika tingkat energi dalam ransum ditambah
KESEIMBANGAN ENERGI A. Ransum dengan energi 3200 kkal/kg dan PK 21% Intake ME (100%) Heat increment 11% Heat increment 7% Fasting heat production 26% Retained energy 56% As fat 35% As protein 21%
KESEIMBANGAN ENERGI B. Ransum dengan energi 2890 kkal/kg dan PK 21% Intake ME (100%) Heat increment 12% Heat increment 12% Fasting heat production 32% Retained energy 44% As fat 25% As protein 19%
KESEIMBANGAN ENERGI • - Keseimbangan energi pada ayam petelur yang sedang berproduksi dengan berat badan 1.5 kg dan produksi telur 54 g/hari • Intake 290 kkal HI 70 kkal HI 24 kkal HI 1 kkal Eggs 70 kkal Growth 5 kkal Maintenance 120 kkal
KESEIMBANGAN ENERGI • - Ukuran telur mempengaruhi keseimbangan energi karena kalau telur makin besar kandungan energinya makin besar • - Secara umum telur dengan ukuran: small, medium, large dan extra large mengandung kira- kira 1.0, 1.3, 1.6, dan 1.8 kkal gross energy/g
KESEIMBANGAN ENERGI • - Dalam mengukur keseimbangan energi pada ayam petelur kadang-kadang terjadi sampai 30% perbedaan dalam konsumsi makanan. • - Perbedaan konsumsi makanan yang umum berkisar antara 10 – 12 g per hari yang disebut dengan residual feed consumption. • - Residual feed consumption ini bukan disebabkan oleh makanan yang terbuang, ketidakmampuan memetabolis, atau perbedaan komposisi tubuh, tetapi disebabkan metabolik basal.
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP METABOLISME ENERGI • - Suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap metabolisme energi pada unggas. • - Hewan pada umumnya memiliki confort atau thermo neutral zone. • - Confort zone ini pada unggas berubah sesuai umur, yaitu menurun jika umur bertambah karena terjadinya penurunan body surface area per unit berat badan.
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP METABOLISME ENERGI • - Batas atas dari confort zone ini disebut upper critical temperature (UCT), dan batas bawah disebut lower critical temperature (LCT). • - Keseimbangan energi dan performa optimal unggas terjadi pada confort zone.
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP METABOLISME ENERGI • - Pada suhu di bawah LCT atau di atas UCT kebutuhan energi untuk hidup pokok meningkat, yang digunakan untuk meningkatkan maupun menurunkan suhu tubuh. • - Ayam petelur menyesuaikan kebutuhan energinya dengan suhu lingkungan pada suhu antara 10 – 30oC. Kebutuhan energi turun 3.5 kkal/oC peningkatan suhu. Hal ini setara dengan 1% perubahan intake makanan untuk setiap perubahan suhu 1oC.
PREDIKSI INTAKE ENERGI • - Telah banyak dilakukan pada ayam petelur menggunakan persamaan regresi. • - Satuan yang dipakai kebanyakan joule. • - Dasar yang dipakai dalam persamaan yaitu metabolic body size (W.75).
PREDIKSI INTAKE ENERGI • - Parameter-parameter yang digunakan dalam memprediksi intake makanan yaitu: pertumbuhan, produksi telur, dan kadang- kadang suhu lingkungan.
PREDIKSI INTAKE ENERGI • - Persamaan oleh Kirchgesner et al. (1991) untuk ayam broiler dengan berat badan 2.0 kg yaitu: AME intake kJ/d = 753 + 48 (protein gain/d) + 46 (fat gain/d)
PREDIKSI INTAKE ENERGI • - Persamaan Byerly (1941) Feed intake (g/d) = 0.523W.673 + 1.126 dW + 1.135 EM W = Weight = berat badan (kg) dW = delta weight = perubahan berat badan (g) EM = Egg mass = berat telur per hari (g)
PREDIKSI INTAKE ENERGI • - Persamaan Emmans (1974) ME (kJ/d) = W(170 – 2.2 T oC) + 2EM + 5 dW T = suhu lingkungan (oC)
PREDIKSI INTAKE ENERGI • - Persamaan Chwalibog (1985) ME (kJ/d) = 414W.75 + 0.86 EB + 1.56 EE EB = body energy = pertambahan energi tubuh EE = egg energy = energi telur per hari
PREDIKSI INTAKE ENERGI • - Persamaan NRC (1994) ME (kJ/d) = W.75(724 – 8.15 T oC) + 23 dW + 8.66 EM
KEBUTUHAN ENERGI TEORITIS • - Kebutuhan energi hewan dibagi menjadi 3: 1) Untuk hidup pokok 2) Untuk produksi 3) Untuk kerja • - Brody mendapatkan nilai basal heat production pada hewan dewasa 70.4 kalori/kg.73 berat badan per hari. • - Kleiber mendapatkan nilai basal heat production pada hewan dewasa 70 kalori/kg.75 berat badan per hari.
KEBUTUHAN ENERGI TEORITIS • - Kebutuhan ME pada unggas kira-kira 18% lebih tinggi dari pada kebutuhan NE. Hal ini disebabkan panas yang dihasilkan (specific dynamic action) dari zat-zat makanan (protein, karbohidrat dan lipid) • - Nilai specific dynamic action protein 30%, karbohidrat 15%, dan lipid 10%. • - Unggas mempunyai suhu tubuh > mamalia, sehingga kebutuhan energi untuk hidup pokoknya lebih besar.
KEBUTUHAN ENERGI TEORITIS • - Perhitungan Kebutuhan Energi Unggas dengan berat badan 1.3 kg: NEm = 83 x BB kg.75 = 83 x 1.22 = 101 kkal/hari Kebutuhan ME unggas 18% dari NE MEm = 101/0.82 = 123 kkal/hari Kebutuhan ME karena aktivitas kira-kira 30% dari MEm. Kebutuhan total energi basal = 130% x 123 = 160 kkal/hari Kebutuhan ME untuk produksi sebutir telur kira-kira 110 kkal. Kebutuhan ME total = 160 + 110 = 270 kkal/hari
STANDARD/BASAL METABOLIC RATE • - Kebutuhan energi untuk hidup pokok unggas dihitung menggunakan standard metabolic rate (SMR) berdasarkan metabolic body size (MBS) • - Pada fisiologi manusia disebut basal metabolic rate (BMR), dan ada pula yang menggunakan istilah fasting metabolic rate atau resting metabolic rate.
STANDARD/BASAL METABOLIC RATE • - Penghitungan dilakukan pada kondisi unggas sedang tidak makan, istirahat dan tidak stres. • - MBS = W.75 • - Hasil perhitungan oleh Kleiber SMR seekor hewan 70 kkal/hari atau kira-kira 3 kkal/jam per unit MBS
STANDARD/BASAL METABOLIC RATE • - Contoh perhitungan: Kalkun dengan berat badan 4.0 kg akan memiliki kebutuhan energi sebagai berikut: MBS = 4.75 = 2.83 kg.75 SMR = 70 x MBS = 70 x 2.83 = 198 kkal/hari