930 likes | 2.49k Views
PRAKTIKUM ILMU GIZI. Diberikan dalam Asistensi praktikum Ilmu Gizi DDT Program Studi Pendidikan Dokter U NIBA 2009. PRAKTIKUM ILMU GIZI SISTEM DASAR DIAGNOSTIK & TERAPI. ILMU GIZI DASAR Antropometrik (bayi, anak & dewasa)
E N D
PRAKTIKUM ILMU GIZI Diberikan dalam Asistensipraktikum Ilmu Gizi DDT Program Studi Pendidikan Dokter UNIBA 2009
PRAKTIKUM ILMU GIZISISTEM DASAR DIAGNOSTIK & TERAPI ILMU GIZI DASAR Antropometrik (bayi, anak & dewasa) ILMU GIZI KLINIK Terapi Dietetik (MPB, ML, MS, MC/MLP)
Antropometrik indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar panggul dan tebal lemak di bawah kulit. Pendahuluan
PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRIK • DEWASA: • BB untuk TB • Lingkar Lengan Atas • BAYI & ANAK: • BB untuk TB • Lingkar Lengan Atas (LLA) • LLA untuk TB umur 1- 10 tahun
PRAKTIKUM 1(PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRIBERAT BADAN (BB) UNTUK TINGGI BADAN (TB) ORANG DEWASA
Pendahuluan Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (18 tahun ke atas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa.
Alat yang digunakan untuk orang dewasa: BB : - Spring balance scale - Platform balance scale TB : - Microtoice
Rumus penentuan status gizi: • BBI : (TB – 100) – 10 % (TB – 100) • IMT : BB / TB² Satuan ukur: • BBI : TB dalam cm • IMT : BB dalam Kg dan TB dalam meter (m)
PRAKTIKUM 2PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRI LINGKARAN LENGAN ATAS (LLA) UNTUK ORANG DEWASA
Pendahuluan: Lingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks status gizi misalnya kesalahan pengukuran pada LLA relatif lebih besar dibandingkan TB.
Alat yang digunakan : Insertion tape suatu pita pengukur yang terbuat dari fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik Tempat pengukuran LLA : Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara acromion dan olecranon.
Syarat-syarat pengukuran LLA : - lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif - lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup kain/pakaian - lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang - alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata
Cara pengukuran LLA : 1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon 2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon 3. Tentukan titik tengah lengan 4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan sampai cukup terukur lingkar lengan 5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar 6. Cara pembacaan skala yang benar
Nilaistandar LLA : Laki-laki : 29,5 cm Perempuan : 28,5 cm RumusPenentuan Status Gizi: Penilaian status gizi : Baik : > 85% Kurang : 75,1%-85% Buruk : 75% LLA yang diukur % SG = X 100% LLA standar
Ө Lengan = LLA 3,14 Ө Otot = Ө lengan – TLK О otot = Ө otot x 3,14
PRAKTIKUM 4PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRI LINGKARAN LENGAN ATAS (LLA) MENURUT UMUR UNTUK BAYI & ANAK
LLA untuk Bayi & Anak: Alat yang digunakan : Insertion tape suatu pita pengukur yang terbuat dari fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik Tempat pengukuran LLA : Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara acromion dan olecranon.
Syarat-syarat pengukuran LLA : - lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif - lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup kain/pakaian - lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang - alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata
Cara pengukuran LLA : 1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon 2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon 3. Tentukan titik tengah lengan 4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan sampai cukup terukur lingkar lengan 5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar 6. Cara pembacaan skala yang benar
Status gizi berdasarkan warna pada pita shakir : - merah : 7,5 - 12,5 cm : status gizi buruk - kuning : 12,6 – 13,5 cm : status gizi kurang - hijau : 13,5 – 17,5 cm : status gizi baik - putih : > 17,5 cm : status gizi overweight
Rumus penentuan status gizi berdasarkan daftar 6 (LLA untuk umur) : %SG = LLA diukur/LLA standar x 100% LLA standar = LLA baku (80%) pada daftar 1 Interpretasi : - Status gizi baik : > 85% - Status gizi kurang : 70,1 – 85% - Status gizi buruk : ≤ 70%
PRAKTIKUM 4(Kode Praktikum: GD/APM/B/III)PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRI LINGKARAN LENGAN ATAS (LLA) UNTUK TINGGI BADAN (TB) ANAK UMUR 1-10 TAHUN
LLA untuk TB Anak 1- 10 tahun Alat yang digunakan : TB : microtoice LLA : pita shakir Quac stick Rumus penentuan status gizi berdasarkan daftar (LLA untuk TB) : % SG = LLA diukur/LLA standar x 100% LLA standar = LLA baku (85%) pada daftar 2 Interpretasi : - Status gizi baik : > 85% - Status gizi kurang : 70,1 – 85% - Status gizi buruk : ≤ 70%
Untuk menyeleksi secara cepat status gizi anak dengan cara LLA untuk TB dikenal dengan menggunakan Quac stick. Cara memakai Quac stick : - Hubungkan TB (cm) pada sisi kiri dengan LLA (cm) pada sisi kanan - Bila garis penghubung : mendatar = gizi baik menurun = gizi kurang menanjak = gizi lebih
Praktikum 5 PENENTUAN KEBUTUHAN ENERGI DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS HARRIS BENEDICT
TAMBAHANPENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRI BERAT BADAN (BB) DAN TINGGI BADAN (TB) UNTUK BAYI DAN ANAK
Alat yang digunakan : Berat badan Anak : -Platform balance scale -Spring balance scale Bayi : Dacin Tinggi badan Anak : Microtoice Bayi : Infantometer
FORMULA US-NCHS (National centre for health statistic) Skor baku rujukan Nilai individual subyek (NIS) – Nilai median baku rujukan Nilai simpang baku rujukan (NSBR) Z-score = BB sekarang – median +1SD – median
Interpretasi : Baik : > -2 SD Kurang : (-2) – (-3) SD Buruk : < -3 SD
Contoh : Anak ♂ 36 bulan, BB = 15,2 Kg, TB = 96 cm Z-score ? PB/U = Z-score = 96 – 96,5 = -0,139 100,1 – 96,5 BB/U = ? BB/TB = ?
PRAKTIKUM 1(Kode Praktikum: GK/TDE/A/I) MAKANAN PADAT BIASA
PRAKTIKUM 1 :MAKANAN PADAT (BIASA) Makanan padat (biasa) adalah bentuk makanan yang diberikan pada orang normal. Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur dan aroma yang normal. Makanan biasa terdiri dari golongan makanan pokok, golongan lauk-pauk, golongan sayuran dan golongan buah.
Syarat-syarat diet makanan biasa 1. Energi sesuai kebutuhan normal orang dewasa dalam keadaan istirahat. 2. Protein 10-15% dari kebutuhan energi total 3. Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total 4. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi 5. Cukup mineral, vitamin dam kaya serat 6. Makanan tidak merangsang saluran cerna 7. Makanan sehari-hari beraneka ragam dan bervariasi
Indikasi pemberian makanan biasa Makanan biasa diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berhubungan dengan penyakitnya.
Makanan yang dianjurkan Walau tidak ada pantangan secara khusus, makanan sebaiknya dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak merangsang pada saluran cerna
Makanan yang tidak dianjurkan Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet makanan biasa adalah makanan yang merangsang seperti makanan yang berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu dan minuman yang mengandung alkohol.
Bahan makanan tersebut dapat ditukar dengan bahan makanan lain sesuai dengan makanan yang ada di daerah dan kebiasaan makanan setempat. Bahan makanan pada tiap golongan dalam jumlah yang dinyatakan pada daftar URT bernilai gizi hampir sama, oleh karena itu satu sama lain dapat saling menukar. Contohnya : Nasi 100 g = ¾ gls Kentang 200 g = 2 biji sedang Keduanya mengandung 175 kkal, 4 gr protein, 40 gr HA
PRAKTIKUM 2(Kode Praktikum: GK/TDE/A/II) MAKANAN LUNAK (SOFT DIET)
PRAKTIKUM 2 :MAKANAN LUNAK (SOFT DIET) Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan dan dicerna dibandingkan makanan biasa. Makanan lunak merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
Syarat-syarat diet makanan lunak Energi, protein dan zat gizi lain cukup Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien. Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makan lengkap dan 2 kali selingan. Makanan mudah cerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang tajam.
Indikasi pemberian makanan lunak Pasien sesudah operasi tertentu Pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan Sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
Makanan yang boleh diberikan Sumber HA : beras ditim, dibubur, kentang direbus, makaroni, soun, mi, misoa direbus, roti, biskuit, tepung sagu, tapioka, maizena, hunkwe dibubur atau dibuat puding, gula, madu Sumber protein hewani : daging, ikan, ayam, tidak berlemak direbus, dikukus, ditim, telur direbus, diceplok air, diorak-arik, bakso ikan, sapi atau ayam direbus, susu, milkshake, yoghurt, keju.
Makanan yang boleh diberikan Sumber protein nabati : tempedantahudirebus, dikukus, ditumis, dipanggang, kacanghijaudirebus, susukedelai. Sayuran : sayurantidakbanyakseratdandimasaksepertidaunbayam, daunkangkung, kacangpanjangmuda, buncismuda, labusiam, labukuning, tomat, wortel. Buah-buahan : buahsegardihaluskanataudipuretanpakulitsepertipisangmatang, pepaya, jerukmanisdan jus buah.
Makanan yang tidak boleh diberikan Sumber HA : nasi digoreng,beras ketan, ubi, singkong, tales, cantel Sumber protein hewani : daging dan ayam berlemak dan berurat banyak, daging ayam, ikan dan telur digoreng, ikan banyak duri seperti bandeng, mujair, mas dan selar Sumber protein nabati : tempe, tahu dan kacang-kacangan digoreng, kacang merah