50 likes | 239 Views
KETIKA SAINS MENDIKTE AYAT. Sebuah refleksi tentang Integrasi sains dan Agama dalam perspektif al-qur’an. Adanya dikotomi dalam dunia pendidikan. Adanya paradigma bahwa sains dan agama adalah 2 entitas yang berbeda. Hal ini menyebabkan terpuruknya umat dalam perbedaan interpretasi.
E N D
KETIKA SAINS MENDIKTE AYAT Sebuah refleksi tentang Integrasi sains dan Agama dalam perspektif al-qur’an
Adanyadikotomidalamduniapendidikan • Adanya paradigma bahwa sains dan agama adalah 2 entitas yang berbeda. • Hal ini menyebabkan terpuruknya umat dalam perbedaan interpretasi. • Berujung terjegalnya produksi intelektual muslim. • Berakibat terjebaknya umat pada stagnansi tak berujung.
Esensisainssebagaimanifestasitauhid. • Tauhid yang melahirkansemangatilmiah, bermuladarikonsep “iqro” yang dilandasidengan “bismirobbikalladzikholaq”. • Semangatinilahirdariprosespencarianbertafakurpadaalamsemestaciptaanallahsebagaibuktikeesaandankebneradaanallah (QS. Al-Imron 191-192). • Berbicarasainsberartiberbicaraesensinya, secarasederhanasainsadalahkaryaciptamanusia yang berujungpadapembuktiankebenaranayat-ayatallah (QS.Fushshilat:53). • Menurut al-qur’anmanusiamemilikipotensiuntukmemilikiilmupengetahuandanmengembangkannnya, olehkarnanya al-qur’anmemberikandoronganuntukmengadakanobservasi (QS. Yunus: 101)
Refleksi:ketikasainsmembacaayat • Perintah untuk menciptakan inovasi (QS. Al-Anbiya :80) • Membuktikan bahwa antara sains dan agama memiliki keterikatan karena lahir dari rahim yang sama yaitu al-qur’an. • Dengan hilangnya disintegrasi antara keduanya, memunculkan harapan lahirnya pribadi yang handal yang akan membawa pada kejayaan islam yang bernafaskan pada luhurnya ilmu pengetahuan.
PENUTUP • Bahwa sains dan agama adalah 2 hal yang tidak bisa terpisahkan • Dengan menyatunya 2 entitas ini harapan akan kejayaan islam tinggal menunggu waktu. • Karena disadari atau tidak umat sedang menunggu lahirnya seorang ulama yang tidak hanya fasih berbicara hukum islam, akan tetapi juga mengerti realitas sosialnya dan mapan dalam segala dimensi ilmu pengetahuan.