E N D
REDAKSI AYATيا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيباهو الذي خلقكم من نفس واحدة وجعل منها زوجها ليسكنإليها فلما تغشاها حملت حملا خفيفا فمرت به فلما أثقلت دعوا الله ربهما لئن آتيتنا صالحا لنكونن من الشاكرينومن آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة إن في ذلك لآيات لقوم يتفكرون
TERJEMAHAN AYATHai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu (Nisa:1).
Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur (al-A’raf:189).
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(Rum:21)
PENAFSIRAN AYAT • 1. khalaqa minha zaujaha: kalimat ini mengindikasikan bahwa Allah telah menciptakan manusia itu secara berpasangan. Seorang laki-laki pasti akan menemukan perempuan pasangannya. Seorang perempuan juga pasti akan menemukan laki-laki pasangannya. Karena ini sudah merupakan ketetapan Allah. Dengan kata lain, manusia diciptakan oleh Allah telah membawa potensi atau kecenderungan untuk mencari pasangannya • (kecenderungan seksual).
Adanya kecenderungan seksual tersebut merupakan bahagian dari cara Allah untuk mengembang biakkan manusia secara alami dan manusiawi. Agar kecenderungan seksual tersebut dapat disalurkan secara sah, maka Allah telah memberikan aturan-aturan yang harus diikuti oleh manusia. Jika manusia melanggar, berarti dia telah menurunkan derajat kemanusiaannya sendiri, yang sudah dimuliakan oleh Allah
2. wa batstsa minhuma: ungkapan ini menjelaskan tentang salah satu tujuan dari terjadinya pernikahan antara seorang laki-laki dengan perempuan. Populasi manusia pada awalnya bersumber dari satu pasangan, kemudian berkembang biak menjadi beberapa pasangan, dan begitulah seterusnya • sampai saat ini.
Saat ini jumlah manusia di muka bumi sudah mencapai enam belas milliar lebih. Jumlah ini mungkin akan bertambah terus. Tujuannya hanya satu agar manusia mampu menjadi khalifah Allah di muka bumi. Kenyataan ini menjadi bukti nyata bahwa kecenderungan seksual pada manusia memang sudah menjadi bahagian dari potensi dasar manusia
3. Liyaskunu ilaiha: kalimat ini mengandung makna ketenangan. Ketenangan yang dimaksud disini adalah ketenangan yang akan dirasakan oleh seorang laki-laki dan perempuan ketika mereka sudah menikah. Terjadinya pernikahan tentu saja diawali oleh adanya kecenderungan hati antara keduanya.
Kecenderungan inilah yang akan melahirkan birahi sehingga terjadinya hubungan suami istri. Dari kata inilah kemudian dikenal istilah keluarga sakinah, yaitu terwujudnya hubungan yang harmonis antara suami dan istri karena adanya rasa saling membutuhkan antara satu dan lainnya. Dengan adanya hubungan yang harmonis itulah maka melahirkan generasi baru dalam keluarga
4. Kesempurnaan eksistensi manusia tidak akan tercapai jika masing-masing dua jenis laki-laki dan perempuan tidak menyatu. Karena masing-masing mereka telah ditakdirkan oleh Allah memiliki alat kelamin yang berbeda. Atas dasar itu pulalah secara azazi manusia telah diciptakan oleh Allah memiliki kecenderungan seksual.
Jika kecenderungan ini tidak terpenuhi, maka manusia akan mengalami kegelisahan dan kekacauan dalam hidupnya. Untuk memenuhi kecendrungan itulah Allah mensyari’atkan pernikahan. Melalui pernikahan dua pribadi tersebut akan merasakan kesempurnaan dirinya sebagai manusia. Saat itulah mereka mendapatkan ketentraman (mawaddah) dan kebahagian (rahmah) dengan diakruniai anak.