750 likes | 2.21k Views
PENENTU DAYA SAING NASIONAL. STRATEGI PERUSAHAAN, STRUKTUR, DAN PERSAINGAN. INDUSTRI TERKAIT DAN INDUSTRI PENDUKUNG. KONDISI FAKTOR. KONDISI PERMINTAAN. . . . . . . . . MICHAEL PORTER, 1990. PENENTU DAYA SAING INTERNASIONAL. LINGKUNGAN BISNIS. INDUSTRI TERKAIT DAN INDUSTRI PENDUKUNG. SUMBERDAYA YG DIANUGERAHKAN.
E N D
1. 1 KONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
4. 4
6. 6 Arah Pengembangan Revitalisasi Pengembangan Ekonomi Lokal Partisipatif ? pelibatan stakeholders kunci
Bottom-up
Memiliki Logframe yg jelas (Heksagonal PEL)
7. 7 Definisi PEL World Bank
PEL sebagai proses yang dilakukan secara bersama oleh pemerintah, usahawan, dan organisasi non pemerintah untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal.
Blakely and Bradshaw
PEL adalah proses dimana pemerintah lokal dan organsisasi masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan
International Labour Organization (ILO)
PEL adalah proses partisipatif yang mendorong kemitraan antara dunia usaha dan pemerintah dan masyarakat pada wilayah tertentu, yang memungkinkan kerjasama dalam perancangan dan pelaksanaan strategi pembangunan secara umum, dengan menggunakan sumber daya local dan keuntungan kompetitif dalam konteks global, dengan tujuan akhir menciptakan lapangan pekerjaan yang layak dan merangsang kegiatan ekonomi.
A. H. J. Helming
PEL adalah suatu proses dimana kemitraan yang mapan antara pemerintah daerah, kelompok berbasis masyarakat, dan dunia usaha mengelola sumber daya yang ada untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan merangsang (pertumbuhan) ekonomi pada suatu wilayah tertentu. Menekankan pada kontrol lokal, dan penggunaan potensi sumber daya manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik.
8. 8
9. 9
10. 10 Definisi PEL Berdasarkan analisis thd kelebihan dan kelemahan dari beberapa definisi tentang PEL (a.l. Bank Dunia, ILO, Blakely & Bradshaw, dll) dan penyesuaian thd kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di Indonesia, PEL didefinisikan sbb.
PEL adalah usaha mengoptimalkan sumber daya lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal dan organisasi masyarakat madani untuk mengembangkan ekonomi pada suatu wilayah.
11. 11 Fokus PEL Definisi PEL tersebut memfokuskan kepada:
Peningkatan kandungan lokal;
Pelibatan stakeholders secara substansial dalam suatu kemitraan strategis;
Peningkatan ketahanan dan kemandirian ekonomi;
Pembangunan bekeberlanjutan;
Pemanfaatan hasil pembangunan oleh sebagian besar masyarakat lokal;
Pengembangan usaha kecil dan menengah;
Pertumbuhan ekonomi yang dicapai secara inklusif;
Penguatan kapasitas dan peningkatan kualitas sumber daya manusia;
Pengurangan kesenjangan antar golongan masyarakat, antar sektor dan antar daerah;
Pengurangan dampak negatif dari kegiatan ekonomi terhadap lingkungan.
12. 12
13. 13
14. 14 Heksagonal PEL
15. 15
16. 16 Kelompok Sasaran
17. 17 Kelompok Sasaran Investor luar:
Peraturan ttg kemudahan investasi, informasi prospek bisnis, kapasitas berusaha dan hukum, keamanan, kampanye, pusat pelayanan investasi
Pelaku Usaha Lokal :
Modal, promosi, peningkatan teknologi, manajemen & kelembagaan
Pelaku Usaha Baru:
Pelatihan kewirausahaan, pendampingan & monitoring, insentif, kecepatan ijin
18. 18 Faktor Lokasi
19. 19 FAKTOR LOKASI Faktor lokasi terukur:
Akses ke dan dari lokasi, akses ke pelabuhan laut dan udara, sarana transportasi, infrastruktur komunikasi, infrastruktur energi, ketersediaan air bersih, tenaga kerja trampil,Jml Lembaga Keuangan lokal,
Faktor lokasi tdk terukur untuk dunia usaha:
Peluang kerjasama, Lembaga Penelitian
Faktor lokasi tidak terukur individual:
Kualitas: pemukiman, lingkungan, fasilitas pendidikan dan pelatihan, pelayanan kesehatan, fasos & fasum, etos kerja SDM
20. 20 KETERKAITAN DAN FOKUS KEBIJAKAN
21. 21 Keterkaitan dan Fokus Kebijakan Perluasan Ekonomi:
Kebijakan: investasi, promosi, persaingan usaha, peran Perusahaan Daerah, jaringan usaha, informasi tenaga kerja, pengembangan keahlian
Pemberdayaan Masy. & Pengembangan Komunitas
Kebijakan: Pemberdayaan Masyarakat berbasis kemitraan swasta, pengurangan kemiskinan
Pembangunan Wilayah
Kebijakan: kwsn ind, pusat pertumbuhan, pengemb. Komunitas, kerjasama antar daerah, tata ruang PEL, jaringan usaha antar sentra, sistem industri berkelanjutan
22. 22 PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
23. 23 Pembangunan Berkelanjutaan Ekonomi:
Pengembangan Industri pendukung, perusahaan dgn Business Plan, perusahaan dgn inovasi
Sosial
Kontribusi thd kesejahteraan, PEL & adat/kelembagaan lokal
Lingkungan
Penerapan amdal, daur ulang, kebijakan Konservasi Sumber Daya Alam
24. 24 TATA KEPEMERINTAHAN
25. 25 Tata Kepemerintahaan Kemitraan Pemerintah & dunia usaha:
Kemitraan: infrastruktur,promosi & perdagangan, pembiayaan
Reformasi Sektor Publik
Reformasi: sistem insentif, restrukturisasi organisasi pemerintahan, prosedur pelayanan publik
Pengembangan Organisasi
asosiasi industri: status, peran, manfaat
26. 26 PROSES MANAJEMEN
27. 27 Proses Manajemen Diagnosa secara partisipatif
Analisis & Pemetaan: potensi ekonomi, daya saing, kondisi politis lokal, serta identifikasi stakeholder
Perencanaan dan Implementasi secara partisipatif
Diagnosis vs perencanaan, jumlah stakeholder, sinkronisasi (sektoral&spasial), implementasi vs perencanaan
Monev secara partisipatif
Keterlibatan stakeholder: indikator & monev, frekuensi: monev & diskusi pemecahan masalah, hasil monev vs perencanaan yg akan datang
28. 28
29. 29 Tahapan Revitalisasi PEL
1. Pengembangan dan Penguatan
Kemitraan Strategis PEL.
2. Kajian Cepat Status PEL.
3. Penyusunan Rencana dan Anggaran.
4. Pelaksanaan.
5. Monitoring dan Evaluasi.
30. 30 Langkah 1 Identifikasi Stakeholder
Tujuan:Mengindentifikasi stakeholder kunci yang berperan dalam mempengaruhi dan yang terkena dampak suatu kebijakan dalam pengembangan ekonomi lokal
Output:Diketahuinya stakeholder kunci dalam pengembangan ekonomi lokal
Caranya: melalui forum KPEL (bila ada) atau Bappeda dan asosiasi/forum bisnis
31. 31 Langkah 2
Pembentukan dan Pengembangan Forum Kemitraan PEL
Tujuan:Membangun kemitraan strategis antara pemerintah-dunia usaha pada daerah yang belum membentuk forum kemitraan PEL, dan memperluas keanggotaan forum kemitraan PEL pada daerah yang sudah memiliki forum kemitraan PEL
Output:Dibentuk dan diperluasnya forum kemitraan PEL
Peran forum adalah;
Membantu pemerintah dalam menyusun rencana dan anggaran yg berkaitan dgn PEL
Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan ekonomi lokal
Memberi masukan dan saran kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan PEL
32. 32 Tahap II Kajian Cepat Status PEL
Langkah 3 Pengumpulan Data
Tujuan:Mengumpulkan data dasar PEL maupun data yang sesuai dengan kuesioner
Output:Terkumpulnya data dan informasi tentang PEL
Caranya : melalui FGD mengisi instrumen tersedia
33. 33 Langkah 4 Analisis Data
Tujuan:Menganalisis data dengan menggunakan Rapid Assessment Techniques for Local Economic Development (RALED)
Output:Hasil Analisis PEL
34. 34 Langkah 5 Pemetaan Status PEL
Tujuan:Memetakan status PEL pada suatu wilayah ataupun status PEL suatu komoditi pada suatu wilayah
Output:Status PEL suatu wilayah ataupun status PEL suatu komoditi pada suatu wilayah
Hasilnya:
Peta aspek PEL : < 50% buruk, 50-75% baik, > 75% sangat baik.
Peta status PEL komoditas/wilayah
35. 35 Langkah 6
Identifikasi Faktor Pengungkit PEL
Tujuan: Mengidentifikasi faktor pengungkit dari setiap aspek/komponen dari Heksagonal PEL
Output: Faktor pengungkit dari setiap aspek/komponen Heksagonal PEL
36. 36 Tahap III Penyusunan Rencana dan Anggaran
Langkah 7 Penyusunan Rencana Tindak dan Pembiayaan PEL
Tujuan: Menyusun rencana tindak PEL dan anggarannya berdasarkan faktor pengungkit PEL yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan melibatkan pemangku kepentingan lainnya secara partisipatif.
Output: Rencana tindak PEL dan anggaran partisipatif terutama faktor pengungkit menjadi prioritas.
Rencana tindak dimaksud: di sektor pemerintah setiap SKPD menyusun rencana tindak secara terpadu dgn SKPD lain dgn dikoordinasikan oleh Bappeda.
37. 37 Langkah 8 Penyusunan Rencana Bisnis
Tujuan: Menyusun rencana bisnis berdasarkan faktor pengungkit PEL yang dilaksanakan oleh dunia usaha dan organisasi masyarakat madani
Output: Rencana bisnis PEL
38. 38 Langkah 9 Integrasi ke dalam Dokumen Perencanaan Daerah
Tujuan: Memasukkan rencana tindak dan rencana bisnis ke dalam dokumen perencanaan daerah baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah
Output: Dokumen perencanaan daerah yang telah memuat rencana tindak dan rencana bisnis PEL
39. 39 Langkah 10 Pelaksanaan PEL
Tujuan: Melaksanakan rencana tindak dan rencana bisnis PEL yang telah disusun oleh seluruh pemangku kepentingan kunci sesuai dengan tugas pokok dan fungsi mereka
Output: Kebijakan yang mendukung PEL
40. 40 Tahap V Monitoring dan Evaluasi PEL
Langkah 11 Monitoring dan Evaluasi PEL
Tujuan: Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PEL secara partisipatif oleh seluruh pemangku kepentingan kunci
Output: Pembangunan ekonomi wilayah yang berkelanjutan
41. 41 Contoh Analisis
Kab. Serang
42. 42
43. 43
44. 44
45. 45 Diagram Layang Layang Hasil Analisis PEL
46. 46 Diagram Layang Layang Hasil Analisis PELKASUS KABUPATEN SERANG
47. 47
48. 48
49. 49
50. 50
51. 51
52. 52
53. 53
54. 54