E N D
A. PENDAHULUAN • Leadership is a special case of influence that gets an individual or group to do what the leader wants done (Kepemimpinan adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi orang lain atau kelompok lain untuk mengerjakan sesuatu sesuai keinginan dari si pemimpinnya). Dengan demikian inti dari kepemimpinan dalam organisasi adalah: “Pengaruh” sang pemimpin yang dapat meningkatkan kepatuhan pihak lain secara mekanis terhadap perintah yacg diberikan. Hal ini senada dengan ungkapan Heimann dan Scott yang mengatakan: Leadership is a process by which people are directed, guided, and influenced in choosing and achieving goals.
B. SUMBER-SUMBER KEKUASAAN/KEWIBAWAAN Menurut French & Raven ada 5 (lima) sumber-sumber kewibawaan seorang pemimpin yang dapat menimbulkan kepatuhan pihak lain (baik individu maupun kelompok) kepadanya adalah: • Coersive power (wibawa karena mampu memaksa) • Reward power (wibawa karena mampu memberi imbalan) • Legitimate power (wibawa karena wewenang formal) • Referent power (wibawa karena mampu memberi teladan) • Expert power (wibawa karena memiliki keahlian), dan Menurut Duncan ada satu lagi sumber kewibawaan yang ke 6 yaitu: • Charismatic power (kewibawaan karismatik)
C. KEPEMIMPINAN YANG MANUSIAWI Kepemimpinan yang manusiawi (humanis) adalah merupakan kemampuan seorang pemimpin dlm memengaruhi pihak lain dengan cara memerhatikan nilai-2 kemanusiaan, arif & bijaksana sehingga mampu menumbuhkan spirit& kepatuhandari pihak yg dipengaruhinya. Pada umumnya kepemimpinan yg manusiawi ini adalah merupakan suatu proses memengaruhi pihak lain yg didasarkan pdpemberian motivasi yg efektif & sesuai dgn "apa" yg diharapkan mereka/followers. Bagaimanakah caranya agar seorang pemimpin dpt memberikan & memahami kondisi motivasi bagi para anggota/pihak lain yg dipimpinnya?
D. FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI Menurut Katz dan Kant, terdapat 5 (lima) fungsi kepemimpinan dlm organisasi, yakni: • Keterbatasan dari rancangan organisasi (tdk ada satu organisasipun yang memiliki aturan, perencanaan, prosedur, maupun bagan secara sempurna). Dlm hal ini pemimpin membantu mengartikan & mengisi kesenjangan tsb melalui kepemimpinannya. • Menjembatani terjadinya perubahan kondisi lingkungan eksternal organisasi • Mengelola dinamika lingkungan internal organisasi • Merencanakan & mengantisipasi terjadinya perubahan keanggotaan organisasi • Berfungsi sebagai penghubung dari sub-sub organisasi yang ada dalam organisasi dan menjalin hubungan eksternal dengan pihak lain yang ada diluar organisasi
E. GAYA KEPEMIMPINAN Secara teoritis banyak nama & gaya kepemimpinan yg ditawarkan, yg oleh Duncan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yg terdiri dari: 1. Otocratic style (gaya otokratik). 2. Democratic style (gaya demokratik) 3. Laissez-faire style (gaya bebas) Namun secara implementatif, adakah satu gaya kepemimpinan yg paling efektif dari gaya kepemimpinan yg ditawarkan? Jika tidak, faktor-2 apa sajakah yg perlu diperhatikan sebelum kita berketetapan utk memerankan salah satu gaya kepemimpinan tertentu, agar kepemimpinan kita benar-2 efektif?
Beberapa Teori Gaya Kepemimpinan 1. Teori Jack W. Duncan Gaya Kepemimpinan yang dibangun oleh Jack W. Duncan tersebut diatas secara teoritis digambarkan sebagai berikut:
Jika seorang pemimpin hampir selalu menekankan pd kelompok bawahan dlm membuat keputusan disebut sbg pemimpin yg bergaya laissez faire. • Jika seorang pemimpin menekankan pdpentingnya partisipasi kelompok bawahan dlm membuat suatu keputusan disebut sbg pemimpin bergaya demokratis. • Jika seorang pemimpin hampir selalu mendominasi kelompok bawahan dlm membuat keputusan disebut bergaya otokratis.
2. Teori Likert's Bentuk diagram Teori Likert’s yang lazim disebut sebagai Likert's Management iniadalah sbb: Sistem 1 Pemimpin kurang bahkan tidak percaya pada bawahan untuk dilibatkan dalam membuat keputusan, dan bila perlu manajer memaksakan sebuah keputusan untuk dilaksanakan oleh bawahan. Sistem2 Dalam pola atau bidang yang telah ditentukan pihak bawahan dapat dilibatkan dalam membuat keputusan, namun sanksi diterapkan secara rigid sebagai usaha untuk mendorong bawahan bekerja dengan baik. Sistem 3 Pimpinan mempunyai kepercayaan dan keyakinan kepada bawahan untuk dilibatkan secara partisipatif dalam membuat suatu keputusan-keputusan penting, dan komunikasi secara two way traffict antar pimpinan dan bawahan berjalan baik dan normal. Sistem4 Pimpinan mempunyai kepercayaan dan keyakinan penuh kepada para bawahan dlm proses pembuatan keputusan yang penting dan yang strategis, dan hubungan antara atasan-bawahan berjalan secara persahabatan (kolegial).
3. Teori Continuum dari Robert R. Tannenbaum Teori yang dibangun Robert. R. Tannenbaum ini diberi nama Continuum of Leadership Pattern, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
4. Teori Managerial Grid Disamping model Continuum tersebut, berkembang lagi satu pandangan yang disebut "two dimentional leadership" , yang paling terkenal diantaranya adalah Managerial Grid dari Robert R. Blake dan Jane S. Mouton. Berdasarkan penelitian yang telah mereka lakukan, sebenarnya hanya ada dua dimensi yang bisa digunakan untuk mengukur respeksifitas seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya yakni; dimensi orientasi produksi dan dimensi orientasi hubungan manusiawi. Bertolak dari dimensi tersebut, setelah disusun kedlm sebuah matrik, melahirkan 81 macam gaya kepemimpinan, yang secara garis besar dpt diklasifikasikan dlm 5 (lima) bentuk model dasar.
F. GAYA KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF MenurutFred E. Fiedler, efektif tidaknya gaya kepemimpinan seseorang ditentukan oleh 3 faktor sbb: • Leader-member relation: Refers to how well the leader is accepted by his subordinates (seberapa baik tingkat pengakuan yg diberikan oleh bawahan terhadap posisi pimpinan) • Task structure: Refers to the degree to which subordinates job are routine and spelled out in contrast to being vague and undifined (seberapa besar tingkat pemahaman bawahan thdtugas-2 mereka). • Position power: Refers to the formal authority provided for in the position the leader occupies (posisi kewenangan formal yg dimiliki seorang pemimpin dlm menggerakkan bawahannya).
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan Fiedler di empat perusahaan, maka ia telah mengambil suatu kesimpulan sbb: Teori Fiedler ini disebut Teori Situasional, sebab seorang pemimpin tidak harus menerapkan satu gaya kepemimpinan saja sepanjang waktu, melainkan boleh berganti-ganti tergantung dari situasinya. Kelemahan teori ini:Tidak semua orang bisa dgn mudah untuk berganti-ganti gaya kepemimpinan, terutama bagi penganut teori sifat dan bakat yang mengatakan bahwa gaya kepemimpinan seseorang sangat dipengaruhi oleh kepribadiannya yang terbawa sejak orang itu dilahirkan.