200 likes | 532 Views
DISUSUSN OLEH : INDRIANI (30405393) PEMBIMBING : Dr. rer. pol. SUDARYANTO. ANALISIS KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK PRODUKSI GARMEN DENGAN METODE SCOR. http://www.gunadarma.ac.id/. LATAR BELAKANG MASALAH.
E N D
DISUSUSN OLEH : INDRIANI (30405393) PEMBIMBING : Dr. rer. pol. SUDARYANTO ANALISIS KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK PRODUKSI GARMEN DENGAN METODE SCOR http://www.gunadarma.ac.id/
LATAR BELAKANG MASALAH BAGAIMANA SAAT INI YANG TERJADI DI LAPANGAN PADA PT. RISMAR DAEWOO APPAREL? BAGAIMANAKAH KRITERIA PEMILIHAN PEMASOK? APAKAH AKAN MEMPENGARUHI TERHADAP KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK? SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU TARGET KONSUMEN JENIS PROSES PRODUKSI SISTEM PERSEDIAAN
LATAR BELAKANG MASALAH Dari deskripsi tersebut bagaimana mendapatkan bahan baku murah, berkualitas, tepat waktu, dan tepat jumlah, sampai produk akhir didistribusikan ke tangan konsumen? Bagaimanakah kinerja rantai pasok dari PT. Rismar Daewoo Apparel tergolong perusahaan maju/paling bagus di kelas (best in class), di atas rata-rata (advantage in class), atau rata-rata (medium in class)?
IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Dengan sistem pembelian dan penetapan bahan baku kain untuk produksi garmen pada PT. Rismar Daewoo Apparel yang terjadi pada saat ini di lapangan yaitu sistem nominated dan sitem non nominated apakah akan berpengaruh terhadap kinerjarantai pasok, yaitu terhadap kinerjapersentasi pesanan terkirim sesuai jadwal(delivery performance), persentase jumlah permintaan dipenuhi tanpa menunggu(fill rate), lamanya persedian cukup untuk memenuhi kebutuhan kalau tidak ada pasokan lebih lanjut(inventory days of supply)? Apakah yang akan dilakukan dengan tidak ada penerapan sistem persediaan karena ini akan berpengaruh terhadap perhitungan sistem pembayaran waktu antara perusahaan membayar material ke pemasok dan menerima pembayaran dari pelanggan untuk produk yang dibuat dari material tersebut(cash to cash cycle time)?
PEMBATASAN MASALAH Kriteria pemilihan pemasok untuk sistem pembelian nominated dengan menggunakan metode AHP. Pada tugas akhir sarjana ini penulis mengkaji analisis kinerja manajemen rantai pasok produksi garmen dengan metode SCOR (Supply Chain Operations Reference). Proses-proses yang diukur dalam analisis kinerja SCOR yaitu pada metrik level. Terdapat 5 indikator-indikator dalam analisis kinerja SCOR metrik level 1 yaitu atribut pencapaian rantai pasok keandalan, atribut pencapaian rantai pasok ketersediaan mengukur kesiapan, atribut pencapaian rantai pasok fleksibilitas, atribut pencapaian rantai pasok biaya, dan atribut pencapaian rantai pasok kekayaan.
TUJUAN PENELITIAN Menganalisis penilaian kriteria pemilihan pemasok dan menganalisis kinerja manajemen rantai pasok dengan metode SCOR metrik level 1.
METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Diagram Pemecahan Masalah
METODOLOGI PENELITIAN DATA Data Umum Data Khusus PROSEDUR PENGUMPULAN DATA Data Primer Data Sekunder Alat yang digunakan yaitu mengunakan metode AHP dan SCOR.
HASIL PENELITIANDAN ANALISIS Bahan Baku dan Hasil Produksi Bahan baku yang digunakan yaitu: bahan non woven (bahan interlining), bahan woven (bahan polyester), benang (ulir) terdiri dari jenis benang maraton dan benang astra, kancing, manik-manik, aksesoris penunjang lainnya sesuai dengan pola pakaian, plastik dan kardus untuk kemasan. Hasil produksi utama dari PT. Rismar Daewoo Apparel antara lain: blus wanita, pakaian wanita, rok wanita, celana, kemeja, baju tidur, jaket, pakaian olah raga, danpakaian olah ragakhusus laki-laki.
HASIL PENELITIANDAN ANALISIS Gambar 4.1 Kriteria pemilihan pemasok bahan non woven
HASIL PENELITIANDAN ANALISIS Tabel 4.24 Hasil penilaian dua (2) calon pemasok bahan non woven
HASIL PENELITIANDAN ANALISIS Tabel 4.25 Hasil penilaian tiga (3) calon pemasok bahan woven
HASIL PENELITIANDAN ANALISIS Tabel 4.26 Hasil penilaian dua (2) calon pemasok benang dan aksesoris
Tabel 4.30Competitive Requirement Analysis SCORcardLevel 1 (lanjutan)
KESIMPULAN Penilaian kriteria calon pemasok dengan metode perbandingan berpasangan AHP dapat disimpulkan: Penilaian 2 calon pemasok bahan non woven berdasarkan pembobotan dengan AHP yaitu nilai terbobot PT. Daewoo sebesar 4,052 dipilih sebagai pemasok utama penyediaan bahan baku kain non woven, nilai terbobot PT. Kahatex sebesar 0,947 dan PT. Kahatex tetap dipilih sebagai alternatif kedua sebagai pemasok penyedia bahan baku kain non woven. Penilaian 3 calon pemasok bahan woven berdasarkan pembobotan dengan AHP yaitu nilai terbobot PT. Daewoo sebesar 3,670 dipilih sebagai pemasok utama penyediaan bahan baku kain woven, nilai terbobot PT. Gistex sebesar 1,168 tetap dipilih sebagai alternatif kedua sebagai pemasok penyedia bahan baku kain woven, dan nilai terbobot PT. Daliatex sebesar 0,559 tetap dipilih sebagai alternatif ketiga sebagai pemasok penyedia bahan baku kain woven.Penilaian 2 calon pemasok bahan benang dan aksesoris berdasarkan pembobotan dengan AHP yaitu nilai terbobot PT. Young il sebesar 3,989 dipilih sebagai pemasok utama penyediaan bahan baku benang dan aksesoris, nilai terbobot PT. Zipper sebesar 1,009tetap dipilih sebagai alternatif kedua sebagai pemasok penyedia bahan baku benang dan aksesoris.
KESIMPULAN Metrik yang berada pada tingkat best in class ada sepuluh (10) metrik, yaitu: metrik persentase pesanan terkirim sesuai jadwal menghasilkan gap analisis sebesar 15%, metrik persentase jumlah permintaan dipenuhi tanpa menunggu dengan gap analisis sebesar 0%, metrik persentase pesanan yang terkirim komplit dan tepat waktu metrik menghasilkan gap analisis sebesar 10%, metrik waktu antara pelanggan memesan sampai pesanan tersebut mereka terima menghasilkan gap analisis sebesar 20%. Metrik tanggapan terhadap waktu rantai pasok menghasilkan gap analisis sebesar 40,625%, metrik fleksibilitas produksi menghasilkan gap analisis sebesar 0%, metrik biaya-biaya terhadap manajemen rantai pasok menghasilkan gap analisis sebesar 0%, metrik biaya terhadap hasil barang-barang penjualan menghasilkan gap analisis sebesar 0%, metrik biaya untuk garansi terhadap pengembalian biaya proses menghasilkan gap anailisis 0%, dan metrik lamanya persediaan cukup untuk memenuhi kebutuhan kalau tidak ada pasokan lebih lanjut menghasilkan pencapaian 0%. Metrik yang berada pada tingkat advantage class ada satu (1) yaitu metrik waktu antara perusahaan membayar material ke pemasok dan menerima pembayaran dari pelanggan untuk produk yang dibuat dari meterial tersebut menghasilkan gap analisis sebesar 3,33%. Metrik yang berada pada tingkat kompetitif medium ada tiga (2) metrik, yaitu: metrik nilai tambah produktivitas menghasilkan gap analisis sebesar -20% (absolut), dan metrik berapa kali suatu asset bila digunakan untuk memperoleh pendapatan dan profit menghasilkan gap analisis sebesar -20% (absolut).
SARAN Secara umum kinerja manajemen rantai pasok PT. Rismar Daewoo Apparel tergolong best in class. Terdapat lima atribut pencapaian kinerja manajemen rantai yaitu rantai pasok keandalan, rantai pasok ketersediaan mengukur kesiapan, rantai pasok fleksibelitas, rantai pasok biaya, dan rantai pasok kekayaan. Meskipun secara umum kinerja kelima atribut pencapaian tersebut pada perusahaan tergolong best in class, namun perlu diperhatikan kinerja dari rantai pasok biaya, dan rantai pasok kekayaan. Pada kinerja rantai pasok biaya terdapat empat metrik yang mempengaruhi tetapi terdapat satu metrik yang berpotensial untuk ditingkatkan dan yaitu: metrik nilai tambah produktifitas. Pada kinerja rantai pasok kekayaan terdapat tiga metrik yang mempengaruhi tetapi terdapat dua metrik yang berpotensial untuk ditingkatkan yaitu: metrik waktu antara perusahaan membayar material ke pemasok dan menerima pembayaran dari pelanggan untuk produk yang dibuat dari meterial tersebut, dan metrik berapa kali suatu kekayaan bila digunakan untuk memperoleh pendapatan dan profit.