340 likes | 1.71k Views
Metode pemecahan masalah farmasi klinik. FARM dan PAM. METODE PAM ( Problem, Assessment/Action, Monitoring ) METODE FARM ( Finding, Assessment, Resolution, Monitoring ). Metode PAM. Problem
E N D
Metode pemecahan masalah farmasi klinik FARM dan PAM
METODE PAM (Problem, Assessment/Action, Monitoring) METODE FARM (Finding, Assessment, Resolution, Monitoring)
Metode PAM Problem • Mengumpulkan dan menginterpretasikan semua informasi yang relevan utk mengidentifikasikan masalah yang aktual dan potensial Assessment/Action • Mendaftar dan membuat prioritas semua masalah (aktual dan potensial) • Berhubungan dg staf medis, perawat, pasien utk menetapkan hasil yang diharapkan • Menetapkan dan melaksanakan semua tindakan yang perlu dilakukan Monitoring • Menilai hasil yang diperoleh dari intervensi yang telah dilakukan (jika perlu, ulangi proses PAM)
Findings Assessment Resolution Monitoring Subjective Objective Assessment Plan Metode FARM Suatu pendekatan alternatif khususnya bagi farmasis = Perbandingan FARM dengan SOAP
Tahap-tahap dalam FARM Finding : Identifikasi problem, khususnya DRP disusun secara urut dan terpisah • Untreated indication • Improper drug selection • Subtherapeutic dosage • Failure to receive drug • Overdosage • ADR • Drug interaction • Drug use without indication
Finding (lanjutan) • Semua penemuan problem harus didokumentasikan, baik yang aktual atau potensial • Informasi yang didokumentasikan haruslah informasi yang terkait dan diperlukan termasuk data subyektif dan obyektif yang tekait dengan DRP
Assessment • Berisi evaluasi farmasis • Perlu menunjukkan urgensi suatu problem misalnya dengan menyatakan bahwa suatu intervensi harus dilakukan dalam hitungan hari, bulan, atau minggu • Perlu menyatakan outcome terapi yang diharapkan, baik jangka pendek (misal: BP < 140/90 mmHg), atau jangka panjang (misal : mencegah kekambuhan stroke)
Resolution • Berisi tindakan yang diusulkan untuk mengatasi DRP (kepada dokter, pasien, atau caregiver) • Rekomendasi bisa berupa terapi non-farmakologi atau terapi farmakologi jika terapi obat : harus dinyatakan dengan spesifik cara pemberiannya: nama obat, dosis, rute, waktu, durasi • Perlu juga menyatakan alasan pemilihan regimen obat tersebut • Perlu diberikan juga terapi alternatif • Jika merekomendasikan konseling isi konseling perlu dinyatakan
Monitoring • Dalam semangat pharmaceutical care pasien tidak boleh dibiarkan begitu saja setelah dilakukan intervensi perlu monitoring • Meliputi : bertanya pada pasien, mendapatkan data lab, memantau kondisi fisik pasien • Parameter pemantauan harus jelas terhadap outcome terapi maupn ADR • Mis : “ monitor GI complaint” kurang spesifik, lebih baik : tanyai pasien tentang kemungkinan terjadinya dispepsia, diare, atau konstipasi
Kasus 1 FINDING An HM (5 th/16 kg) Diagnosis : Status epilepticus Suspect encefalitis Suspec sepsis Terapi : Sucralfat (inpepsa), ranitidin Ceftriaxon, Valium injeksi dan dilantin
Assesment Sukralfat menyebabkan kerusakan ginjal Ranitidin jangka panjang akan flora normal sal cerna sepsis ES Ceftriaxone : gangg hematologi, GI, pusing krn tek darah Resolution & Monitoring Utk stress ulcer digunakan ranitidin Pemberian ranitidin paling lama 10 – 15 hari Cek darah lengkap dan tek darah
Assesment Valium inj harus pelan krn dpt tjd depresi pernafasan Dilantin mempunyai IT sempit & interaksi dg ranitidin dpt kdr dilantin darah Resolution & Monitoring Konseling pada perawat Pemantauan kadar dilantin dlm darah
Assesment Valium & dilantin adl inj dlm ampul perlu perhatian cara penyimpanan obat sisa & stabilitasnya Dilantin dimetabolisme di hati & ESnya mual, anemia megaloblastik Resolution & Monitoring Konseling ke perawat Cek darah lengkap & fungsi hati (SGOT, SGPT)
Kasus 2 FINDING An ES (1 bulan/3,8 kg) Diagnosis : Decompensatio cordis + Broncopneumonia Terapi : Gentamisin, Lasix, kaptopril, dan Cloxacillin
Assesment Interaksi gentamicin dan lasix dpt risiko nefrotoksik Kaptopril dan lasix menyebabkan efek hipotensi mendadak Stabilitas cloxacillin stlh direkonstitusi rendah Resolution & Monitoring Memperpanjang wkt pemberian & monitoring kdr gentamicin dlm drh Monitoring vital sign (TD) Segera digunakan dlm wkt 30 menit setelah direkonstitusi
Assesment Kaptopril jangka lama menyebabkan batuk Penggunaan gentamicin dlm wkt 10 – 14 hari menyebabkan ototoksik dan nefrotoksik Resolution & Monitoring Jika ESO sangat mengganggu, maka diganti antihipertensi lain Gentamicin dapat diganti dg antibiotik golongan lain, jika pasien belum sembuh
Kasus 3 FINDING An. MA (9 th/20 kg) Diagnosa : Burkitt’s Lymphoma Terapi : Cyclophosphamide (CPA) Metroteksat (MTX) Vincristin Codein
Assesment CPA dan MTX menyebabkan mual & muntah Kmk tjd myelosupresi Resolution & Monitoring Pemberian antiemetik sebelum kemoterapi CPA & MTX Cek darah lengkap sebelum & sesudah terapi, monitor tanda2 perdarahan, monitor vital sign utk melihat tanda2 myelosupresi
Assesment Vincristin & Codein menyebabkan konstipasi Vincristin & CPA mengakibatkan alopecia Resolution & Monitoring Kontrol BAB, disarankan minum air putih & susu hangat saat bangun pagi, bila perlu beri laksatif KIE pada keluarga pasien mengenai ES ini
Assesment Vincristin menyebabkan neuropati perifer MTX menyebabkan hepatotoksik Resolution & Monitoring KIE pada kelg pasien, segera lapor ke dokter jika terdapat tanda2 ES (kesemutan, kaku, lemah tungkai) Disarankan pemeriksaan SGOT, SGPT sebelum & sesudah kemoterapi MTX, memantau kondisi klinis jika sakit pada perut sebelah kanan, mual, muntah, ascites, dll
Assesment CPA menyebabkan urotoksik Resolution & Monitoring Diberikan bersama2 Mesna utk mencegah urothelial toxicity atau dilakukan hidrasi setelah pemberian CPA, perlu pengaturan dosis Mesna {dosis Mesna = (60% - 180%) X Dosis CPA}
TUGAS • Buat skenario (kasus) dengan metode pemecahan farmasi klinis SOAP, FARM atau PAM (pilih salah satu) • Dikerjakan secara kelompok sesuai kelompok praktikum farmakoterapi • Harap dikumpulkan sebelum minggu tenang