10 likes | 215 Views
17 Sebaliknya jika individu merasa hubungan itu memberi lebih banyak cost daripada benefit maka ia akan menilai hubungan tersebut tidak memuaskan hingga pada umumnva individu tidak meneruskan hubungan tersebut.
E N D
17 Sebaliknya jika individu merasa hubungan itu memberi lebih banyak cost daripada benefit maka ia akan menilai hubungan tersebut tidak memuaskan hingga pada umumnva individu tidak meneruskan hubungan tersebut. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kepuasan dapat diartikan sebagai suatu kondisi batm (kejiwaan) seseorang yang berisi suasana hati yang positif seperti perasaan senang, lega dan gembira sebagai akibat dari terpenuhi segala sesuatu yang menjadi keinginannva ataupun dari perilaku orang lain yang menyenangkan hati. Dalam kondisi khusus seperti dalam hubungan interpersonal, kualitas kepuasan tergantung dari besar kecilnva keuntungan yang diterima dari hubungan tersebut. 3. Kepuasan Pernikahan Menurut Bahr, Chappell, dan Leigh (dalam Lailatushifah, 1998), kepuasan pernikahan sebagai evaluasi subjektif terhadap kualitas pernikahan secara keseluruhan. Hal tersebut berarti taraf yang menunjukkan terpenuhinya kebutuhan, harapan dan keinginan suami isteri dalam pernikahan. Masih erat kaitannya dengan definisi yang dinyatakan oleh Bahr dkk., Roach, Frazier, dan Bowden (dalam Lailatushifah, 1998), mengatakan bahwa kepuasan pernikahan merupakan persepsi terhadap kehidupan pernikahan seseorang yang diukur berdasarkan besar kecilnya kesenangan yang dirasakan dalam jangka waktu tertentu. Sebagaimana persepsi terhadap hal yang lain, kepuasan pernikahan bukanlah suatu hal yang sifatnya permanen akan tetapi