150 likes | 507 Views
RUMAH SUSUN. MENURUT HUKUM INDONESIA. LANDASAN HUKUM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN. UU NOMOR 20 TAHUN 2011, tentang Rumah Susun PP NOMOR 4 TAHUN 1988, tentang Rumah Susun PP NOMOR 24 TAHUN 1997, tentang Pendaftaran Tanah
E N D
RUMAH SUSUN MENURUT HUKUM INDONESIA
LANDASAN HUKUM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN • UU NOMOR 20 TAHUN 2011, tentangRumahSusun • PP NOMOR 4 TAHUN 1988, tentangRumahSusun • PP NOMOR 24 TAHUN 1997, tentangPendaftaran Tanah • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.60/PRT/1992 KetentuanPersyaratanTeknisRumahSusundansatuanrumahsusun • Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 1989 tentang Bentuk dan Tata Cara Pengisian Serta Pendaftaran Akta Pemisahan Rumah Susun dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 4 Tahun 1989 tentang Bentuk dan Tata Cara Pembuatan Buku Tanah serta Penerbitan Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun. • Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat selaku Ketua Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional No. 06/KPTS/BKP4N/1995 tentang Pedoman Pembuatan Akta Pendirian, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Penghuni Rumah Susun. • Surat Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 11/KPTS/1994 tanggal 17 Nopember 1994 tentang Pedoman Perikatan Jual Beli Satuan Rumah Susun.
DEFINISI RUMAH SUSUN • “Rumah Susun" adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun veritikal dan merupakan satuan-satuan yang masing- masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bersama, benda bersama dan tanah-bersama.
Definisi SATUAN RUMAH SUSUN • "Satuan rumahsusun" adalah bagian dari bangunan rumahsusun yang tujuan peruntukan utamanya digunakan secara terpisah sebagai tempat hunian, yang mempunyai sarana penghubung ke jalan umum.
RUMAH SUSUN SATUAN RUMAH SUSUN BENDA BERSAMA TANAH BERSAMA LINGKUNGAN
DEFINISI • "Tanah bersama" adalahsebidangtanah yang digunakanatasdasarhakbersamasecaratidakterpisah yang diatasnyaberdirirumahsusundanditetapkanbatasnyadalampersyaratanizinbangunan. • "Bagianbersama" adalahbagianrumahsusun yang dimilikisecaratidakterpisahuntukpemakaianbersamadalamkesatuanfungsidengansatuan-satuanrumahsusun. • "Benda bersama" adalahbenda yang bukanmerupakanbagianrumahsusun, tetapi yang dimilikibersamasecaratidakterpisahuntukpemakaianbersama. • "Lingkungan" adalahsebidangtanahdenganbatas-batas yang jelas yang diatasnyadibangunrumahsusuntermasukprasaranadanfasilitasnya, yang secarakeseluruhanmerupakankesatuantempatpemukiman.
HAK KEPEMILIKAN SARUSUN • Pasal 46 • (1) Hak kepemilikan atas sarusun merupakan hak milik atas sarusun yang bersifat perseorangan yang terpisah dengan hak bersama atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. • (2) Hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan atas NPP.
HAK ATAS ATAS UNTUK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN Pasal 17 Rumah susun dapat dibangun di atas tanah: a. hak milik; b. hak guna bangunan atau hak pakai atas tanah negara; dan c. hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak pengelolaan. Pasal 18 Selain dibangun di atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, rumah susun umum dan/atau rumah susun khusus dapat dibangun dengan: a. pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah; atau b. pendayagunaan tanah wakaf.
TANDA BUKTI Pasal 47 (1) Sebagai tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas tanah hak milik, hak guna bangunan, atau hak pakai di atas tanah negara, hak guna bangunan atau hak pakai di atas tanah hak pengelolaan diterbitkan SHM sarusun. (2) SHM sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan bagi setiap orang yang memenuhi syarat sebagai pemegang hak atas tanah. (3) SHM sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang terdiri atas: a. salinan buku tanah dan surat ukur atas hak tanah bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. gambar denah lantai pada tingkat rumah susun bersangkutan yang menunjukkan sarusun yang dimiliki; dan c. pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama bagi yang bersangkutan. (4) SHM sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh kantor pertanahan kabupaten/kota. (5) SHM sarusun dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
TANDA BUKTI Pasal 48 (1) Sebagai tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas barang milik negara/daerah berupa tanah atau tanah wakaf dengan cara sewa, diterbitkan SKBG sarusun. (2) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang terdiri atas: a. salinan buku bangunan gedung; b. salinan surat perjanjian sewa atas tanah; c. gambar denah lantai pada tingkat rumah susun yang bersangkutan yang menunjukkan sarusun yang dimiliki; dan d. pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama dan benda bersama yang bersangkutan. (3) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh instansi teknis kabupaten/kota yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang bangunan gedung. (4) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani fidusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) SKBG sarusun yang dijadikan jaminan utang secara fidusia harus didaftarkan ke kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.
2Pembebasan Tanah 3PerencanaanPembangunan Rusun 4Ijin MendirikanBangunan 5Selesai Membangun 3aPermohonan Hak atasTanah dan Sertipikat 4aPengajuan Hak/Sertipikat HGB a.n.Developer 5aPengesahan Pertelaan 9 Jual Beli HMSRS (Akta PPAT) 8 Sertipikat HMSRS a.n. Developer 7Akta Pemisahan dibuat Developer disahkan Pemda 6 Ijin Layak Huni 11Pendaftaran peralihan HMSRS a.n. Pembeli Sertifikat HMSRS a.n. Pembeli 1Pencadangan Tanah/Ijin Lokasi 10 AD/ART Perhimpunan Penghuni
ROYA PARSIAL • ROYA PARSIAL sebagai kelembagaan hukum baru yang memungkinkan penyelesaian praktis mengenai pembayaran kembali kredit yang digunakan untuk membangun rumah susun secara bertahap, yaitu sesuai dengan tahap penjualan satuan rumah susun yang bersangkutan. Dengan adanya ketentuan tersebut, maka ketentuan dalam Pasal 1163 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat. • Tiap satuan rumah susun yang terjual akan membebaskan bagian rumah susun yang bersangkutan dari hipotik atau fidusia yang semula membebaninya, sebesar nilai hipotik atau fidusia satuan rumah susun tersebut, yang besarnya dapat diperhitungkan sebagai perbandingan antara nilai satuan yang bersangkutan terhadap nilai keseluruhan rumah susun, termasuk benda-bersama dan tanah-bersama. • Selanjutnya rumah susun tersebut hanya dibebani hipotik atau fidusia pada bagian yang belum terjual untuk menjamin sisa hutang yang belum dilunasi.