530 likes | 774 Views
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI ( Abstraksi dibuat tgl 31 Maret 2006 : 52 slides ) UNTUK PERGURUAN TINGGI. Abstraksi ini dibuat oleh Prof. Sudjarwadi dari buku Dikti dengan sedikit modifikasi dan ilustrasi serta contoh aplikasi khusus dari Prof. Wahyudi T. Kimia UGM.
E N D
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (Abstraksi dibuat tgl 31 Maret 2006 : 52 slides) UNTUK PERGURUAN TINGGI Abstraksi ini dibuat oleh Prof. Sudjarwadi dari buku Dikti dengan sedikit modifikasi dan ilustrasi serta contoh aplikasi khusus dari Prof. Wahyudi T. Kimia UGM BAHAN DARI BUKU DIREKTORAT PEMBINAAN AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005 Abstraksi oleh Prof. Sudjarwadi dari buku Dikti, refleksi, dan input para kolega, 31 Maret 2006
Apa yang dimaksud dengan kurikulum pendidikan tinggi? • Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaiannya dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi (SK Mendiknas No. 232/U/2000 Ps. 1 butir 6) • Kurikulum dipahami sebagai dokumen dan sebagai bahan pembelajaran yang nyata dalam pendidikan tinggi dan menjadi dasar penyelenggaraan program studi dengan cakupan : • Kurikulum Inti yang mencirikan kompetensi utama • Kurikulum Institusional yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi, komplementer dengan Kurikulum Inti, disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang bersangkutan (SK Mendiknas No. 232/U/2000 Ps. 7)
Apakah saat ini Depdiknas atau Ditjen Dikti mengeluarkan Kurnas yang dapat digunakan sebagai standar kurikulum program studi PT di Indonesia ? Depdiknas khususnya Ditjen Dikti tidak mengeluarkan Kurnas atau (Kurikulum Nasional), namun mengeluarkan pedoman umum dalam penyusunan kurikulum bagi setiap program studi yang ada di PT di seluruh Indonesia dalam bentuk SK Mendiknas No. 232/U/2000. Semangat dari Kepmen tersebut adalah untuk memberikan keleluasaan dan kebebasan berkreasi bagi setiap PT dalam mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan minat dan kemampuan penyelenggaraannya. Setiap program studi dapat mengeksplorasi dan mengeksploitasi seluruh potensi dirinya agar menjadi yang terbaik, melampaui suatu standar minimal. Rambu-rambu kurikulum inti PT dikeluarkan dalam bentuk SK Mendiknas 045/U/2002. Dengan rambu-rambu tersebut setiap PT memiliki pola dan patokan yang terukur serta dapat didiskusikan antar peer groups, sehingga masing-masing PT dapat menonjolkan keunggulannya, namun tetap disertai tanggungjawab khususnya pada stakeholder-nya.
Apakah tolok ukur yang digunakan dalam proses pengembangan kurikulum saat ini ? Tolok ukur dari pengembangan kurikulum saat ini adalah kualitas (mutu). Merujuk pada visi pendidikan tinggi seperti yang ditulis pada HELTS (Higher Education Long Term Strategy) maka kurikulum yang dikembangkan harus mendukung : “ education that effectively links to student needs, develops student intellectual capability to become responsible citizens, and contributes to the nation’s competitiveness”. Secara teknis, pengembangan kurikulum saat ini memberikan paradigma baru dalam penyusunan kurikulum berbasis kompetensi pada pendidikan tinggi. Jadi kata kuncinya adalah kompetensi. Beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai kekhasan pada perancangan kurikulum ke depan adalah mengenai pergeseran dari istilah kurikulum berdasar pada isi (content based curriculum) menuju pada kurikulum berdasar pada kompetensi (competence based curriculum) atau dikenal sebagai KBK.
Nampaknya memang ada perbedaan istilah pada sistem kurikulum baru yang berdasar pada SK Mendiknas No.232/U/2000 dan No. 045/U/2002 tersebut, perbedaan itu apakah sekedar istilah saja atau ada alasan yang menjadi dasar perubahan nama kelompok mata kuliah ? Hal lain yang khas pada pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) adalah pengistilahan pada kelompok matakuliah. Sebelumnya, kita mengenal MKDU atau MKU (matakuliah umum), MKDK (matakuliah dasar keahlian) dan MKK (matakuliah keahlian) pada sistem kurikulum sebelum SK 232/U/2000. Pada saat ini, pengelompokan mata kuliah mengikuti SK Mendiknas 232/U/2000 menjadi MPK (atmakuliah pengembangan kepribadian, MKK (matakuliah keilmuan dan ketrampilan), MKB (matakuliah berkarya) MPB (matakuliah perilaku berkarya), dan yang terakhir MBB (matakuliah berkehidupan bersama). Pada SK Mendiknas No. 045/U/2002 pengelompokan seperti ini dipertegas bukan sebagai kelompok matakuliah akan tetapi sebagai elemen-elemen kompetensi (pasal 2 ayat 1 dan 2) yang isi dan metode pembelajaran dapat dikreasi secara bebas oleh setiap PT disesuaikan dengan rambu-rambu yang ditetapkan. Sekali lagi, bukan kelompok mata kuliah, tetapi elemen-elemen kompetensi.
Terdapat alasan yang dapat dijadikan landasan perubahan. Kurikulum baru melihat konteks pendidikan tinggi secara lebih luas, jika pada kurikulum sebelumnya (sesuai SK Mendiknas 056/U/1994) domain variabel masukan dari proses pendidikan adalah permasalahan internal perguruan tinggi dan kondisi diseputarnya dengan target keluaran pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun pada model kurikulum yang baru konteks yang dituju lebih kepada kebudayaan dan pengembangan manusia secara komprehensif. ( Sebagai contoh: UGM memberi makna spesifik pada KBK dan diuraikan ringkas di belakang) Komponen yang menjadi pertimbangan juga lebih menyeluruh dan bersifat mendunia, lebih universal. Dengan kurikulum yang baru tersebut diharapkan perguruan tinggi dapat menghasilkan lulusan yang berkebudayaan dan mampu berperan baik secara lokal, regional, dan juga tidak canggung untuk berperan secara internasional. Rujukan yang menjadi inspirasi dikembangkannya sistem kurikulum yang baru adalah The Four Pillars of Education in the 21st century (UNESCO) yang akan menginspirasi kurikulum dengan learn to know, learn to do, learn to be, dan learn to live together. Dari empat pilar itu akhirnya, … dengan modifikasi kontekstual Indonesia, ditemukan rambu-rambu yang paling tepat untuk dijadikan inspirasi elemen-elemen kompetensi.
Gagasan dan cita-cita yang melandasi the four pillars sangat mulia, sehingga diperlukan pemahaman yang benar. Telah sering terjadi kekeliruan kajian KBK, pengembangan kurikulum ke arah sistem yang baru menjadi salah penanganan yang berupa: ‘ hanya memindahkan nama mata kuliah pada kelompok matakuliah lama ke kelompok matakuliah sistem baru’. Apabila hal salah tersebut dilakukan (berarti keliru), maka kegiatan pengembangan kurikulum baru itu menjadi kehilangan makna, bahkan menjadi sia-sia. Perubahan yang dilakukan seharusnya ditekankan kepada prinsip-prinsip yang mendasar, yaitu pada pemahaman ide secara holistik. Dalam mengembangkan kurikulum yang baru ini, harus didasarkan pemahaman bahwa kurikulum merupakan bagian terintegrasi dari keseluruhan sistem pendidikan yang dikembangkan pada PT dan sekaligus menjadi interface dengan masyarakat atau stakeholder-nya. Bukan sekedar susunan nama matakuliah yang dikelompokkan mengikuti pengelompokan baru atau nama-nama baru.
Bagaimanakah penjelasan tentang pengelompokan mata kuliah berdasar SK Mendiknas 232/U/2000 Pasal 1 Ayat 7-11 tersebut? Pengelompokan mata kuliah dalam Kepmendiknas tersebut sesungguhnya sudah jelas. Hal penting yang perlu dipahami adalah pengelompokan matakuliah ini bukan tujuan utama dari pergeseran konsep kurikulum. Pada SK Mendiknas No.045/U/2002 apa yang menjadi interpretasi dari pengelompokan matakuliah MPK, MKK, MKB, MPB dan MBB telah disempurnakan sebagai elemen kompetensi dengan rincian : (1) Landasan Kepribadian; (2) Penguasaan Ilmu dan Ketrampilan, (3) Kemampuan berkarya, (4) Sikap dan Perilaku dalam Berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan ketrampilan yang dikuasai, (5) Pemahaman Kaidah Berkehidupan Bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Dengan memahami elemen kompetensi dalam menyusun kurikulum secara tepat, pengelompokan matakuliah diganti dengan peta kurikulum yang sering disebut matrix kurikulum. Pada kurikulum berbasis kompetensi, pertimbangan utamanya adalah menyusun dan mendiskripsikan kompetensi pada program studi secara tepat dan benar.
Apa yang dimaksud dengan kompetensi ? Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK Mendiknas No. 045/U/2002, Ps. 21) Pernyataan ini tentu belum jelas tanpa refleksi dan penjabaran spesifik ke orientasi program studi yang dibicarakan
Apa yang dimaksud dengan Kurikulum berbasis kompetensi ? Adalah kurikulum yang disusun berdasarkan atas elemen-elemen kompetensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain sebagai a method of inquiry yang diharapkan. Yang dimaksud dengan method of inquiry diantaranya adalah suatu metode pembelajaran yang menumbuhkan hasrat besar untuk ingin tahu, meningkatkan kemampuan untuk menggunakan atribut kompetensi guna menentukan pilihan jalan berkehidupan di masyarakat, meningkatkan cara belajar sepanjang hayat (learning to learn dan learning throughout life)
Apa ciri-ciri rancangan kurikulum berbasis kompetensi ? • Menyatakan secara jelas rincian kompetensi peserta didik sebagai luaran proses pembelajaran • Materi ajar dan proses pembelajaran didesain dengan orientasi pada pencapaian kompetensi dan berfokus pada minat peserta didik • Lebih mensinergikan dan mengintegrasikan penguasaan ranah koqnitif, psikomotorik dan afektif. • Proses penilaian hasil belajar lebih ditekankan pada kemampuan untuk berkreasi secara prosedural atas dasar pemahaman penerapan, analisis, dan evaluasi yang benar pula • Disusun oleh penyelenggara pendidikan tinggi dan pihak-pihak berkepentingan terhadap lulusan pendidikan tinggi (masyarakat profesi dan pengguna lulusan)
Apa yang dimaksud dengan kompetensi utama, kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya ? Kompetensi Utama ialah kemampuan seseorang untuk menampilkan kinerja yang memadai pada suatu kondisi pekerjaan yang memuaskan Kompetensi Pendukung ialah kemampuan seseorang yang dapat mendukung kompetensi utama Kompetensi Lain ialah kemampuan seseorang yang berbeda dengan kompetensi utama dan pendukung, namun membantu meningkatkan kualitas hidup kompetensi komprehensif utuh terpadu memerlukan perhatian yang mendalam juga pada bagian ini.
Apa wujud pengakuan kompetensi seseorang ? Pengakuan kompetensi seseorang dinyatakan dalam bentuk sertifikat kompetensi yang dapat diberikan oleh penyelenggara pendidikan atau lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga dan warga masyarakat untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi (UU No. 20/2003 tentang SISDIKNAS Ps. 61 ayat (3)) Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan dan dinyatakan berhak menyelenggarakan pendidikan profesi dan vokasi, melalui kerjasama dengan ikatan profesi dapat memberikan sertifikat kompetensi bagi peserta didik setelah lulus uji kompetensi.
Mengapa diperlukan kompetensi utama, pendukung dan kompetensi lain dalam kurikulum perguruan tinggi di Indonesia ? • Memberikan kemampuan adaptasi terhadap perubahan sangat cepat dalam lapangan kerja dengan tingkat ketidak pastian yang tinggi, sifat pekerjaan dan perkembangan masyarakat yang semakin tidak dapat diperkirakan dengan ketelitian yang cukup (dari terra forma ke terra incognita) • Untuk mengantisipasi pekerjaan dengan persyaratan kompetensi yang sifatnya kompetitif dan tidak mengenal batas-batas fisik wilayah, negara dan pemerintahan • Untuk memfasilitasi proses pendidikan sepanjang hayat, dalam bentuk proses belajar menemukan a method of inquiry seseorang
Apakah elemen kompetensi yang dimaksud dalam Kepmendiknas No. 045/U/2002 itu? • Landasan kepribadian ini penting untuk kompetensi komprehensif utuh terpadu • Penguasaan ilmu dan ketrampilan • Kemampuan berkarya • Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan ketrampilan yang dikuasai • Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
Apa hubungan antara tujuan pendidikan dengan kompetensi ? Dalam setiap Program Studi tentu telah terumuskan MISI dan TUJUAN pendidikan yang salah satu jabarannya selalu merupakan kualifikasi lulusan (kompetensi) yang akan dihasilkan. Rumusan kompetensi lulusan tersebut merupakan rumusan “OUTCOMES” yaitu suatu bentuk kemampuan yang nantinya akan ditunjukkan atau dibuktikan di lapangan pekerjaan yang dipilihnya. Oleh sebab itu, dalam rumusan kompetensi ini sebaiknya mengacu pada harapan bidang kerja (profesi) yang mana saja yang mungkin dapat diraih oleh lulusannya nanti.
KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP PT sekarang dan masa depan (dilihat dari sinyal pasar dan science vision) INDUSTRI- AL NEEDS PROFESSI- NAL NEEDS SOCIETAL NEEDS KURIKULUM VISI MISI PS FASILITAS RENSTRA Catatan sdw: dari tayangan pak Mursid
Siapa yang berwenang menyusun kompetensi lulusan dan bagaimana prinsip penyusunan kompetensi ? • Pada prinsipnya kompetensi disusun oleh program studi bersama pihak-pihak berkepentingan terhadap lulusan (hasil didik), … dan kompetensi berorientasi pada kebutuhan atau tuntutan kemampuan berkarya, di masyarakat. Masyarakat adalah masyarakat terinstitusi mencakup masyarakat profesi, masyarakat industri/bisnis maupun masyarakat luas • Prinsip penyusunan kompetensi juga pandangan ilmu pengetahuan ke depan (science vision): (i) mengantisipasi bidang kerja/kehidupan yang kemungkinan berubah pada 4-5 tahun ke depan, (ii) mengacu pada standar kompetensi dari pihak-pihak berkepentingan, (iii) memungkinkan lulusan untuk mengembangkan diri dengan kemampuan generiknya (memiliki generic skills), selain kemampuan di bidang studinya. Selain itu juga berorientasi kepada visi sangat jauh ke depan untuk kepentingan masyarakat luas dan bangsa.
Mengapa perumusan kompetensi menjadi isu penting dalam dunia pendidikan ? Perumusan kompetensi menjadi isu penting dalam dunia pendidikan dalam rangka memberikan keleluasaan untuk memilih dan mengembangkan dirinyayaitu dengan kompetensi utama yang dilengkapi dengan kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya. Kata kunci memilih, ‘choice’ adalah sangat penting. Choice yang tepat atas desain kompetensi adalah fondasi sukses masa depan, baik sukses pribadi peserta didik maupun masyarakat, dan akumulasinya di Indonesia adalah sukses bangsa.
Bagaimana langkah-langkah dalam menyusun kurikulum berbasis kompetensi ? Cara menyusun kurikulum berbasis kompetensi banyak sekali alternatifnya. Yang utama adalah melibatkan pihak-pihak berkepentingan dan yang tidak boleh dilupakan adalah para dosen dan staf yang akan menjadi pelaku implementasinya. Proses co-creation bersama para dosen amatlah penting oleh karena dalam proses tersebut terjadi pembelajaran dan rasa memiliki. Rasa memiliki akan memperlancar implementasi seperti yang kita yakini bahwa setiap individu suka mengerjakan program baru yang ia ikut terlibat menciptakannya. Salah satu contoh urutan penalaran yang dibuat di suatu jurusan di suatu perguruan tinggi (contoh tidak untuk copy-paste, namun untuk acuan) disampaikan pada beberapa slide setelah slide ini (dibuat oleh Prof. Wahyudi T. Kimia UGM)
Kerangka Sistem Pembelajaran RPKPS = Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester
Visi (Versi Panjang) Menyadari perkembangan dunia yang sangat cepat dan luasnya ruang lingkup aplikasi teknik kimia, lulusan teknik kimia UGM perlu mempunyai kemampuan fleksibilitas untuk pengembangan kemampuan profesionalnya. Selain itu, karena era globalisasi menuntut kemampuan kompetisi bangsa Indonesia, perlu pula lulusan mempunyai kualitas internasional dan sekaligus wawasan nasional. Disadari pula bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia cukup besar, namun pemanfaatannya belum optimal, sehingga lulusan perlu berperan serta pada pengolahan sumber daya alam Indonesia menjadi produk bernilai ekonomis tinggi secara berkelanjutan. Untuk menunjang itu semua, perlu pula lulusan mempunyai kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat, mampu melakukan pengembangan diri secara berkelanjutan, dan yang sangat esensial pula mempunyai nilai-nilai, sikap mental, dan etika yang baik. Visi (Versi Pendek) Menghasilkan lulusan yang bermoral baik, berwawasan nasional, berkualitas internasional, dan mempunyai fleksibilitas dalam pengembangan diri.
Misi Jurusan Teknik Kimia, FT-UGM mendidik mahasiswa agar mempunyai penalaran yang baik dengan sistem pembelajaran berorientasi student learning dan berbasis permasalahan riil di masyarakat dan dunia industri dimana atmosfer akademis diarahkan untuk mendorong pengembangan kepribadian dan wawasan entrepreneurship. Selain itu, lulusan disiapkan pula untuk memiliki kemauan dan keahlian untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam Indonesia secara berkelanjutan.
Tujuan (Kompetensi) Lulusan Teknik Kimia, FT-UGM, memiliki: • Penguasaan konsep-konsep fundamental Teknik Kimia. • Kemampuan inovatif dalam pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan manusia. • Penguasaan Teknik Produk dan Perancangan Proses dengan menjunjung tinggi keselamatan masyarakat. • Pemahaman perilaku dan sifat-sifat bahan berdasarkan pengetahuan struktur makro dan mikro serta komposisi bahan. • Pemahaman prinsip-prinsip peralatan industri kimia. • Penguasaan cara-cara perhitungan sebagai basis pengambilan keputusan teknik. • Penguasaan teknik evaluasi ekonomi sebagai dasar analisis kelayakan suatu proyek. • Kemampuan merancang dan melaksanakan eksperimen, serta mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data.
Tujuan (Kompetensi)(Lanjutan) • Kesadaran dan kepedulian atas perlindungan dan pelestarian lingkungan. • Penghayatan nilai-nilai, perilaku, dan etika ahli teknik kimia profesional. • Dasar-dasar yang cukup bagi pengembangan diri yang berkelanjutan. • Kemampuan berkomunikasi dan kerja tim yang baik. • Kemampuan antisipasi dan adaptasi terhadap berbagai perkembangan. • Kemampuan inovatif, kreatif, dan kompetitif. • Kemauan dan kemampuan yang cukup untuk mengikuti isu-isu kontemporer.
Bagaimana cara merumuskan science vision? Setelah contoh dari Prof. Wahyudi di atas, kita akan merenungkan amanah science vision. Merumuskan pemahaman masa depan melalui science vision dapat dilakukan melalui diskusi pakar/pengajar dalam sebuah forum komunikasi baik formal maupun informal yang berulang-ulang sampai disepakati prediksi kompetensi lulusan di masa yang akan datang. Pertimbangan kemajuan ilmu dan teknologi 10-20 tahun ke depan mendominasi pemikiran ini. Acapkali pemikiran pakar dituangkan dalam tulisan tentang sciencevision dan mendorong keberanian penetapan kurikulum untuk menjadi trend setter perkembangan IPTEKS di masa yang akan datang. Bagi PT Indonesia sebaiknya science vision itu berorientasi pada pengelolaan pemanfaatan secara bijak atas SDA ( Sumber Daya Alam) yang kita miliki bersama.
Kita lihat SDA Indonesia Nilai-nilai (values), karakter dan penguasaan IPTEKS, leadership INSANI Kebudayaannya BUATAN (Hardware, Software) SUMBERDAYA Flora Hayati FISIK Fauna ALAM Apa sebaiknya dilakukan berdasar keseimbangan Science Vision dan Market Signal ?? Non-Hayati Tanah, Air Energi Matahari, Angin Mineral dan benda-benda lain
Bagaimana cara mendapatkan informasi untuk merumuskan market signal ? Market signal diperoleh dengan cara jajak pendapat (tracer study) menggunakan alat bantu kuesioner yang teruji dan diedarkan kepada pengguna lulusan (users) dan alumni serta asosiasi profesi. Biasanya tracer study ini dapat juga digunakan untuk melihat tingkat relevansi antara kurikulum dengan dunia kerja (job description dan job analysis)
Bagaimana mempertemukan antara science vision dengan market signal dalam merumuskan kompetensi ? Hasil pemikiran faktual dari para pakar terhadap market signal diformulasikan untuk dapat mengetahui forward outlook dari kompetensi kebutuhan pengembangan bidang kehidupan. Forward outlook kompetensi pekerjaan ini kemudian dikonfirmasi dengan informasi terdokumentasi, untuk selanjutnya dicarikan arah pengembangan IPTEKS ke depan dalam bentuk tataran state of the art IPTEK yang bersangkutan, dan outlook kompetensi. Setelah dikonfirmasikan dengan para pengguna dan alumni serta asosiasi profesi, maka tersusunlah formulasi kompetensi untuk suatu pekerjaan tertentu. Status kompetensi yang akan dituju dengan rancangan KBK (kompetensi utama, kompetensi pendukung, atau kompetensi lainnya) ditentukan oleh penyelenggara PS (Program Studi) yang bersangkutan. Contoh : Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi dengan sertifikat pengakuan kompetensi untuk berkarya di bidangnya atau lingkungan kedinasan yang bersangkutan (UU No. 20/2003 tentang SISDIKNAS Ps. 29).
Apa kelemahannya kalau perumusan kompetensi dalam KBK hanya mempertimbangkan market signal saja ? Jika perumusan kompetensi dalam KBK hanya mempertimbangkan market signal yang bersifat antisipatif, maka lulusannya selalu akan out of date. Disamping itu, ketergantungan kepada pasar menjadi tinggi, padahal pasar selalu berubah sesuai dengan kemajuan isu-isu, yang berkembang dan sangat dipengaruhi oleh kemajuan ilmu dan teknologi yang dikembangkan di tingkat global.
Apa kelemahannya kalau perumusan kompetensi hanya mempertimbangkan science vision saja ? Masih ada kelemahannya yaitu perumusan kompetensi tersebut kurang sempurna karena kurang "compatible" dengan kebutuhan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana proses perencanaan pembelajaran pada KBK ? Proses perencanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang berorientasi pada mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (lihat buku Tanya Jawab Seputar Unit Pengembangan Materi dan Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi, didalamnya ada uraian tentang SCL atau Student Centered Learning)
Apa syarat lulusan dikatakan kompeten ? (Ini dapat dijawab melalui pemahaman terhadap elemenelemen kompetensi). • mempunyai kemampuan berlandaskan pada pengembangan kepribadian; • berkemampuan menguasai IPTEKS dan/atau kesenian dan ketrampilan (know how & know why); • berkemampuan berkarya (know to do); • berkemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri, menilai dan mengambil keputusan secara bertanggung jawab ( to be); • berkemampuan untuk hidup bermasyarakat dengan bekerjasama, saling harga menghargai nilai-nilai pluralisme dan kedamaian (to live together).
Kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh PT untuk dapat menerapkan KBK agar lulusannya kompeten ? Kemampuan yang harus dimiliki oleh PT dalam menerapkan KBK adalah mampu membentuk dan memberdayakan unit pengembangan pembelajaran berupa kelompok kerja yang kompeten atau sekumpulan orang yang memiliki ide, motivator dan motor penggerak yang didukung oleh : (i) kemampuan berkomunikasi secara oral dan/atau tertulis, (ii) kemampuan menggunakan logikanya, (iii) kemampuan mengakses data sebagi fakta dan menganalisis suatu problema yang ditemukan, (iv) kemampuan bekerjasama dalam tim, (v) kemampuan bekerja secara mandiri, dan (vi) kemampuan dalam penyusunan kurikulum berdasar elemen-elemen kopmpetensi yang benar serta kemampuan pengembangan pembelajaran. Semua itu akhirnya akan mempunyai konsekuensi manajemen pembelajaran yang menyangkut faktor-faktor organisasi (networking, pengelolaan) dan konsekuensi sarana prasarana dan finansial.
Untuk melaksanakan KBK, kemampuan apa yang harus dimiliki oleh dosennya ? • kemampuan untuk memotivasi diri dan mahasiswa; • kemampuan menguasai subyek kajian untuk berperan sebagai dinamisator dan fasilitator pembelajaran dalam subyek kajian mata kuliah yang diampu; • memiliki minat dan kemampuan dalam merekonstruksi basis pengetahuan dan metoda pembelajarn dan mata kuliah yang menjadi tanggungjawabnya, merujuk pada kompetensi yang menjadi tujuan mata kuliah tersebut • kemampuan menguasai kurikulum dimana dosen harus mengerti dan dapat mengartikulasikan kedudukan dan keterkaitan mata kuliahnya dengan kurikulum program studi dan profesi yang dituju • mempunyai kemampuan pedagogi dimana dosen harus mampu melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dalam subyek kajiannya.
Apa yang harus dimiliki dosen agar berhasil menjalankan KBK ? • naluri untuk memotivasi mahasiswa ke arah kemajuan melalui perilaku dan sikap ketauladanan dosen; • minat, yaitu sikap yang mengarahkan kecenderungan dan perhatian pada suatu keadaan; • niat, yaitu sikap untuk mengerahkan potensi dan kehendak untuk bertindak dan berupaya; • kiat, yaitu kemampuan untuk menggunakan perilaku (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) dalam tindakan untuk mencapai tujuan f ( na, mi, ni, ki )
Kemampuan apa yang harus digali dari peserta didik agar menjadi lulusan yang berkualitas ? • Minat ternalar terhadap profesi yang dituju • Kemampuan untuk belajar mandiri • Kemampuan pengembangan kreativitas dan kritis • Kemampuan yang terbuka untuk penanganan masalah • Kemampuan belajar dalam teamwork Kelak, mereka akan menjadi lulusan dengan kualitas kompetensi tinggi nation’s competitiveness
Subyek kajian apa yang harus diberikan agar para lulusan berkualitas ? • kemampuan subyek kajian yang dilandasi oleh taksonomi pengetahuan dan proses penguasaannya serta keterkaitan subyek kajian; • kemampuan metodologi yang dilandasi oleh kemampuan menganalisis perilaku kerja; • kemampuan berkehidupan bermasyarakat yang dilandasi oleh harapan/ekspektasi masyarakat mengenai pengaruh dan perkembangan IPTEKS terhadap hari depan • Kemampuan berkomunikasi • Kemampuan menguasai teknologi informasi
Agar lulusan berkualitas, bagaimana proses pembelajaran dilakukan ? Proses pembelajaran harus merupakan upaya bersama antara dosen dan mahasiswa untuk berbagi (sharing), berdialog dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk ‘ter-internalisasi' dalam diri peserta didik dan menjadi landasan untuk menciptakan kemampuan belajar secara mandiri dan berkelanjutan
Keterlibatan apa dari peserta didik yang diharapkan agar proses pembelajaran menjadi efektif ? • keterlibatan aspek Psikomotorik dan "hand on" yang dapat terdiri dari kegiatan praktikum, kerja praktek, magang dan kegiatan 'experimental'; • keterlibatan aspek Kognitif yang terdiri dari kegiatan penalaran dan penguasaan intelektualitas secara komprehensif; • keterlibatan aspek Afektif yang terdiri dari tergalinya kepekaan terhadap lingkungan, kematangan emosional, sehingga akan menjadi lulusan yang kreatif dan kritis, mempunyai kemampuan sebagai pengkreasi
Bagaimana proses pembelajaran seharusnya dilakukan ? • proses berbagi dan mengolah informasi, hal ini dapat dilakukan melalui kuliah, diskusi, seminar, studi kasus, tugas praktikum, tugas penelitian; • proses internalisasi yang dilakukan melalui latihan, responsi, tugas pekerjaan rumah, tutorial, diskusi sejawat dan kerja kelompok; • proses mekanisme balikan (feedback mechanism) yang dapat dilakukan melalui pembahasan hasil internalisasi, catatan evaluasi pada lembar hasil tugas, pengumuman dan komentar pada hasil kerja mahasiswa; • proses evaluasi yang dapat dilakukan melalui : (i) evaluasi test, (ii) evaluasi proses yang dapat terdiri dari assessment sejawat dan survai pendapat mehasiswa
Bagaimana melakukan evaluasi proses pembelajaran secara keseluruhan ? Evaluasi pembelajaran diantaranya terdiri dari dua macam yaitu Evalusi Hasil dan Evaluasi Proses. Evaluasi Hasil terdiri dari assessment berdasarkan test, atau catatan-catatan tentang prestasi (achievement) tanpa test dan jiga dapat dengan evaluasi diri; sedangkan Evaluasi Proses dapat terdiri dari assessment oleh Sejawat dan survai pendapat mahasiswa.
Pelaksanaan Kuliah dalam sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi ( pelaksanaan KBK ) adalah suatu langkah perbaikan yang tidak dapat sekaligus, namun iteratif terus menerus, selalu direncanakan perbaikan di akhir tahun ajaran berdasar pengalaman pelaksanaan pada tahun berjalan. rencana h.esok lbb d.hari ini r.rinci Rencana kuliah selalu ada perbaikan tiap tahun, seberapapun; besar lebih baik, kecil juga dihargai Pengemb materi evaluasi m.k metode penyampaian pemberian nilai
Apa yang dimaksud dengan infrastruktur dan sumberdaya manusia yang diperlukan dalam proses pembelajaran ? Infrastruktur yang diperlukan dalam proses pembelajaran diantaranya adalah : organisasi pengelolaan PT yang sehat dengan memperhatikan proses yang efisien dan produktif tanpa meninggalkan mutu yang harus dicapai, Pendanaan yang memadai, fasilitas pendukung (lab, perpustakaan, kampus) yang memenuhi persyaratan bagi sebuah lembaga pendidikan tinggi yaitu diantaranya dapat memberikan atmosfer akademis yang kondusif terhadap pengembangan karakter peserta didik, kurikulum yang dapat memenuhi harapan masyarakat 'relevance' diikuti dengan perubahan yang dinamis, manajemen internal yang memperhatikan penjaminan kualitas dari mulai tingkat individu sampai tingkat lembaga yang berkesinambungan 'sustainable'.
Sumberdaya manusia baik akademis maupun non akademis dengan memperhatikan peran, tugas dan fungsinya yaitu selain pengajar juga pendidik. Sebagai pendidik, contoh di UGM kompetensi itu dimaknai sebagai kompetensi komprehensif utuh terpadu meliputi nilai-nilai (values), sikap mental dan etika, keterampilan dan ilmu pengetahuan untuk landasan tumbuhnya berbagai kemampuan (ability). Sebagai pendidik dikehendaki menginternalisasi makna kompetensi komprehensif utuh terpadu ini (di UGM telah mulai, …. Namun juga masih dalam taraf pembelajaran lifelong learner) Pendidik harus menjadi ahli pada bidang yang diampu dan selalu berusaha meningkatkan dan memperbaharui kemampuan diri dalam penguasaan bidang ilmu yang ditekuninya, menguasai kemampuan meningkatkan daya nalar peserta didik dan merangsang proses internalisasi dari ilmu yang diberikan kepada peserta didik, serta dapat menjadi contoh dan teladan yang patut ditiru peserta didiknya. ( Waah, … memang tidak mudah menjadi pendidik !) namun bisa dilatih terus, lifelong learner.
N S I K N S SEKI2 I K N S KEKO - SEKI2 SEKI2 I K Internalisasi N S SEKI2 Eksternalisasi I K S E K I 2 N S SEKI2 I Sosialisasi Implementasi K Kombinasi SEKI2 MEMBANGUN KOMPETENSI KOMPREHENSIF UTUH TERPADU MELALUI PROSES KNOWLEDGE CREATION ( LPSK DITENGAH MEJA: LINGKARAN PEREKAT SINERGI KOMPETENSI) Produktif, berbasis kompetensi Belajar sepanjang hayat, selalu meningkat N: Nilai-nilai S: Sikap mental dan etika K: Ketrampilan I: Ilmu Pengetahuan KEKO: Kecerdasan Kolekttif Prof. Sudjarwadi WRS-Akademik UGM, 31 Maret 2006
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Hal tersebut di atas dapat dilakukan dengan selalu meningkatkan dan memperbaharui kemampuan sumberdaya manusia dan kurikulumnya, untuk mengevaluasi hasil proses pembelajaran diantaranya dengan dilakukan 'tracer study' bagi para lulusan (product) untuk memantau relevansi dan ekspektasi yang diinginkan.
Bagaimana agar KBK dapat tetap diterapkan ? KBK dapat tetap diterapkan dengan syarat dosen secara kreatif dapat memanfaatkan seluruh sumberdaya yang tersedia, walaupun terbatas.