1 / 20

Pendekatan Rancang Kota untuk mengurangi Emisi CO 2 pada Perumahan+Permukiman Perkotaan

Pendekatan Rancang Kota untuk mengurangi Emisi CO 2 pada Perumahan+Permukiman Perkotaan. oleh Heru W. Poerbo Arsitektur ITB. Pendahuluan. CO 2 diperlukan untuk fotosintesa tanaman kadar CO 2 yang terlalu tinggi mendukung terjadi efek rumah kaca  peningkatan suhu udara.

Download Presentation

Pendekatan Rancang Kota untuk mengurangi Emisi CO 2 pada Perumahan+Permukiman Perkotaan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pendekatan Rancang Kota untuk mengurangi Emisi CO2 pada Perumahan+Permukiman Perkotaan oleh Heru W. Poerbo Arsitektur ITB

  2. Pendahuluan • CO2 diperlukan untuk fotosintesa tanaman • kadar CO2 yang terlalu tinggi mendukung terjadi efek rumah kaca  peningkatan suhu udara

  3. Sumber Emisi CO2 • Kebakaran hutan • Penguraian bahan organik • Merokok, pernapasan mahluk hidup • Pembakaran yang tak sempurna Transportasi merupakan kontributor utama emisi gas, diikuti pembakaran stasioner dan industri

  4. Sumber Emisi CO2 di Permukiman · Konstruksi Bangunan (hanya 1 kali) • from the extraction & production of building materials, to its transportation to the constr. site. · Transportasi • Longer distance between the house and place of work or school means more CO2 emission into the air. Inefficient road layout in the city may lead into traffic jammore fuel · Memasak dan memanaskan air · Pengkondisian Udara: AC, fan · Penerangan

  5. Strategi Reduksi CO2 di Permukiman Kota • Reduksi kebutuhan energi • Reduksi emisi CO2 • Mengurangi CO2 yang telah ada di udara • Dispersi (lokal)

  6. Mengurangi masak: kantin dsb • Mengurangi AC: shade & ventilation • provide shade; pohon peneduh seperlunya saja • ground cover, rumput • arah jalan 30° dari prevailing wind • orientasi bangunan thd matahari • Mengurangi penerangan: • cukup cahaya masuk (bukaan), ketebalan bangunan

  7. Efisiensi kalor bahan bakar: • kayu bakar < minyak tanah < LPG < listrik • Traffic dengan speed limit • wohnstrasse

  8. Reduksi kebutuhan energi • Mengurangi kebutuhan transportasi • Densifikasi • Pedestrianisasi • Grid layout dengan hirarki

  9. Densifikasi: Townhouse

  10. Pedestrianisasi: Neighborhood Unit

  11. Pedestrianisasi: Wohnerf / Wohnbereich

  12. Transportasi: Grid layoutdengan hiraki

  13. Mengurangi CO2 yang telah ada di udara • Tanaman menyerap CO2 dalam proses fotosintesis, tetapi menimbulkan kelembaban • Badan air yang besar seperti laut atau danau dapat menyerap CO2 dan berfungsi sebagai “sink” yang besar

  14. Tanaman dan badan air yg besar menyerap CO2

  15. Dispersi (lokal) Dispersi gas CO2 oleh angin hanya mengurangi konsentrasi secara lokal. • Campuran bangunan tinggi & rendah • small air turbulence for flushing the CO2 gas. • Ada sempadan samping • Jalan sebagai “koridor angin”: orientasi arah jalan 30° terhadap arah angin • Bentuk kota linier

  16. Campuran bangunan tinggi & rendah Prevailing wind direction

  17. 30o

  18. Model Penelitian • pemodelan matematis emisi CO2 atau pengukuran langsung di lapangan? • data pengukuran CO2 untuk verifikasi hasil perhitungan emisi CO2 ? • emisi CO2 saja ataukan neraca/balance antara emisi dan reduksi gas ini? • emisi tidak langsung? (akibat pembangkitan energi di tempat lain)

  19. Arahan Penelitian Tahap II Rancang kota dapat dikaji aspek-aspek : • layout kawasan permukiman - apakah berupa susunan konsentris, linier, tak beraturan (amorph), cul de sac, grid, atau hierarchical grid yang lebih mudah dan efisien untuk dilayani dengan jalur kendaraan umum • komposisi ketinggian bangunan - seragam 1-2 lantai atau campuran bangunan ketinggian sedang dan rendah untuk flushing

  20. arah orientasi grid jalan utama terhadap prevailing wind: 30° • arah orientasi bukaan bangunan terhadap sinar matahari: U-S • peneduhan oleh pepohonan • ketersediaan fasilitas penunjang hunian (sekolah, pasar), serta jalur pedestrian yang menghubungkannya.

More Related