200 likes | 800 Views
PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL. MULTIKULTURAL atau keragaman baik secara makro maupun mikro dapat dijadikan sebagai rahmat yang mampu mendorong kreativitas bangsa , pemerkayaan intelektual dan pengembangan sikap-sikap toleran terhadap perbedaan .
E N D
PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL MULTIKULTURALatau keragaman baik secara makro maupun mikro dapat dijadikan sebagai rahmat yang mampu mendorong kreativitas bangsa, pemerkayaan intelektual dan pengembangan sikap-sikap toleran terhadap perbedaan. Pendidik harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang memudahkan anak diterima oleh setiap pendidik dari berbagai latar belakang yang BERBEDA. Pengembangan potensi diri anak yang diwujudkan dalam nilai-nilai pemahaman, toleransi, kesetiakawanan, kesadaran sebagai bagian dari anggota masyarakat menjadi bagian tugas guru dalam menciptakan harmonisasi
Pendidikan Multikulturalpertemuan ke 2 S.Wisni Septiarti,M.Si Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
STRATEGI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL • Terintegrasinya pembelajaran multikultural dengan mata pelajaran lainnya. • Menekankan pada pemahaman antarbudaya, kooperasi pengakuan timbal balik, penghargaan kultur yang lain, nasionalisme dan patriotisme. • Memperkuat multikultural untuk membangun karakter bangsa. Dengan pembelajaran melalui pendekatan multikultural seorang guru dapat mengetahui strategi pencipataan hubungan harmonis di antara peserta didik sekalipun memiliki latar belakang yang berbeda.
Kegiatan belajar 1KONSEP DASAR PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL BUDAYA Menurut Taylor (lihat buku H.A.R.Tilaar, 2000 mengenai Pendidikan, kebudayaan dan masyarakat madani Indonesia) Adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan,kepercayaan, seni,moral, hukum, adat istiadat serta kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran tidak dapat lepas dari unsur-unsur budaya tersebut. Dengan demikian kebudayaan ini dipandang sebagai pedoman atau arah dari proses humanisasi (memanusiakan manusia, menghargai akan harkat dan martabat manusia sebagai makluk individu dan sosial) Dalam pembelajaran juga perlu pandangan lain yang multidisipliner yaitu sosiologi, antropologi, psikologi, komunikasi, biologi dsb.
Learning to live together(satu pilar belajar oleh UNESCO) • Keragaman budaya (bahasa, etnis, cara hidup, seni, moral dan adat istiadat) menjadi dasar pengayaan dalam pembelajaran sehingga mampu menciptakan proses belajar untuk hidup bersama dalam damai dan harmonis • Konflik yang terjadi selama ini juga seringkali didasarkan atas prasangka baik antar ras, suku, agama dan antar si kaya dan si miskin. OLEH KARENA itu pendidikan dituntut membekali peserta tidak saja pada penguasaan IPTEK dari kemampuan bekerja serta memecahkan masalah tetapi juga kemampuan untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, pengertian dan tanpa prasangka
TUGAS GURU DALAM MENERAPKAN NILAI KEBUDAYAAN • Pendidik harus menjadi model dan mentor dari peserta didik dalam mewujudkan nilai-nilai moral dalam kehidupan di sekolah • Masyarakat sekolah harus merupakan masyarakat bermoral (bukan hanya kemampuan intelektual, tetapi juga kejujuran, kebenaran dan pengabdian kepada kemanusiaan. • Praktekkan disiplin moral • Ciptakan situasi demokratis di ruang kelas • Mewujudkan nilai-nilai melalui kurikulum • Budaya bekerja sama (cooperative learning) • Menumbuhkan kesadaran karya • Mengembangkan refleksi moral • Mengajarkan resolusi konflik
Kegiatan belajar 2STRATEGI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL FOKUS PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL ADALAH : pembelajaran perdamaian, Hak-Hak Asasi manusia (HAM) dan demokratisasi Dengan Komponen-komponen hakikat pendidikan: • Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan • Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia • Eksistensi manusia yang memasyarakat • Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya • Adanya dimensi ruang dan waktu (historisitas, kekinian dan visi masa depan)
PEMBELAJARAN PERDAMAIAN • SUATU KEBUDAYAAN PERDAMAIAN DIPERLUKAN UNTUK KEHIDUPAN BERSAMA YANG BERMAKNA Strategi pembelajaran perdamaian di dalam kelas adalah strategi introspektif dan interaksi sosial yang positif Strategi introspektif adalah cara untuk menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk berani mengoreksi dirinya sendiri tentang kegiatan/perbuatan yang sudah dilakukan cara ini dipakai untuk peserta didik agar berani menilai dirinya sendiri sehingga dapat memilih kegiatan yang menumbuhkan perdamaian di antara peserta didik Interaksi sosial yang positif cara untuk menumbuhkan hubungan yang harmonis di antara peserta didik atau dengan lingkungan lainnya.
PEMBELAJARAN HAK ASASI MANUSIA • SEMUA HAK MANUSIA ADALAH universal, tek terbagi, interdependen dan saling terkait. Pendidikan adalah alat yang paling efektif untuk mengembangkan kemampuan untu menilai kebebasab pemikiran, kata hati dan keyakinan, kesamaan, keadilan dan cinta dan suatu kemauan untuk mengasuh dan melindungi hak-hak anak, kaum wanita, kaum pekerja, minoritas etnik, kelompok-kelompok yang tidak beruntung. • Strategi untuk mempelajari adalah belajar tentang hak-hak asasi manusia, belajar bagaimana memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan belajar dengan mempraktekkan hak-hak asasi manusia
DEMOKRASI • Pembelajaran untuk demokrasi pada hakikatnya untuk mengembangkan eksistensi manusia dengan jalan mengilhaminya dalam pengertian martabat dan persamaan, saling mempercayai, toleransi, penghargaan pada kepercayaan dan kebudayaan orang lain, penghormatan pada individu, peran serta aktif dalam semua aspek kehidupan sosial, kebebesan berekspresi, kepercayaan dan beribadat • Strategi (1) etos demokrasi harus berlaku di tempat pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah; (2) pembelajaran untuk demokrasi berlangsung secara berlanjut, secara tepat harus diperkenankan di semua jenjang dan bentuk pendidikan melalui pendekatan terpadu.
PROSEDUR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL • Kegiatan pendahuluan • Kegiatan utama • Analisis • Abstraksi • Penerapan dan • Penutup
1. Kegiatan Pendahuluan • Pencipataan kondisi awal pembelajaran, kegiatan apersepsi dan penilaian awal (pre test): • menggunakan berbagai metode permainan untuk mengakrabkan di antara peserta didik, misalnya teknik DIAD. • Menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik (readiness) teori koneksionisme yang menekankan pada pembentukan asosiasi antara kesan panca indera dengan perbuatan kesiapan, latihan dan efek. • Menciptakan suasana belajar yang demokratis • Menciptakan suasana belajar yang penuh toleransi • Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
2. Kegiatan Utama • Melibatkan peserta didik perumusan tujuan pembelajaran yang akan dicapai • Dalam penyampaian materi harus menggunakan berbagai pendekatan/strategi/metode yang dapat menimbulkan partisipasi di antara peserta didik model pembelajaran partisipatif, kontekstual dan pembelajaran mandiri • Media yang digunakan harus memperjelas peserta didik dikaitkan dengan jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran; kegunaan dari berbagai jenis media; kemampuan sumber belajar dalam menggunakan jenis media; keluwesan alat (fleksibilitas) dalam penggunaannya; kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada; ketersediaan media yang diperlukan • Komunikasi yang terpadu antara linear,cybernetik dan konvergen
3. Analisis • Analisis berarti memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berbagi pemikiran dan pemahaman pribadi tentang sesuatu yang sudah dipelajarinya. Hal ini dilakukan untuk melatih: • Mengungkapkan sesuatu secara obyektif • Melatih toleran terhadap pendapat yang berbeda • Melatih menghargai pendapat orang lain • Melatih kesabaran • Meningkatkan keberanian dan tanggungjawab dalam melakukan suatu kegiatan
4. Abstraksi Adalah suatu upaya pendidik untuk memberikan materi inti dari pembelajaraan yang sudah dibicarakan bersama selama proses pembelajaran 5. Penerapan upaya pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat catatan tersendiri tentang penerapan berbagai materi dalam aplikasi kehidupannya. 6. Kegiatan penutup mengadakan penilaian baik secara lisan maupun tulisan atau ungkapan langsung dari peserta didik tentang pengalamannya selama mengikuti pembelajaran