790 likes | 1.12k Views
SUATU INVESTIGASI MATA RANTAI PASOKAN PRODUK PERIKANAN DI YUNANI. Presentasi Oleh : TAJIDAN BUDIASA Sumber : An investigation of the supply chain of fisheries products in Greece Karya / Hak Cipya : Eleni Kaimakoudi ; Konstantinos Polymeros , dan Christos Karelakis.
E N D
SUATU INVESTIGASI MATA RANTAI PASOKAN PRODUK PERIKANAN DI YUNANI PresentasiOleh: TAJIDAN BUDIASA Sumber : An investigation of the supply chain of fisheries products in Greece Karya /HakCipya : EleniKaimakoudi; KonstantinosPolymeros, dan Christos Karelakis
PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN MELALUI PROSEDUR INTENSIFIKASI PRODUKTIF, BERESIKO APABILA TIDAK MEMPERTIMBANGKAN ASPEK LINGKUNGAN, MENYIMPANG DARI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. IMPLIKASI DARI SEMUA INI BAHWA NEGARA DAN PERUSAHAAN MEMBUTUHKAN INTEGRASI EKONOMI, BIOLOGI DAN PROSEDUR KERJA MANUSIA UNTUK MENCIPTAKAN SUATU SYSTEM PERDAGANGAN BERKELANJUTAN, 1. PENGANTAR
TERUTAMA DALAM SYSTEM PANGAN , ADA KEPRIHATINAN PADA SEBAGIAN BESAR PELAKU YANG TERLIBAT DALAM PERMASALAH KESEHATAN DAN ETIKA SEPERTI KEAMANAN PANGAN DAN KONDISI KERJA YANG AMAN, SERTA PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN KONSERVASI EKOSISTEM KERAGAMAN HAYATI.
YANG TIDAK KURANG MENJADI PERHATIAN ADALAH MENINGKATNYA STANDAR KEAMANAN PANGAN DENGAN SPESIFIKASI YANG LEBIH KETAT DAN TELAH DIKEMBANGKANNYA PENINGKATAN PENJAMINAN MUTU BAIK DI LEVEL DUNIA DAN EROPA. DALAM KASUS PRODUK PERTANIAN, SPESIFIKASI MUTU MEMBERIKAN KONTRIBUSI BAGI PENINGKATAN DAYA SAING DAN PERLUASAN PANGSA PASAR TERMASUK DI DALAMNYA MENDAPATKAN PANGSA PASAR BARU SEKALIGUS PENINGKATAN HARGA. LANJUT
TERUTAMA DI SEKTOR PERIKANAN LAUT TERBUKA YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI INDUSTRI PANGAN, PERDAGANGAN BESAR DAN PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN GLOBAL DAN FAKTA BAHWA BANYAK DARI ALIRAN PERDAGANGAN DARI NEGARA-NEGARA INDUSTRI BERKEMBANG MENUNJUKKAN POTENSI SERTIFIKASI SEBAGAI INSENTIF BAGI PENINGKATAN MANAJEMEN PERIKANAN DAN PEMBATASAN PERDAGANGAN. SEBAGAI CONTOH BANYAK PERUSAHAAN PRODUK PERIKANAN TELAH MENGIKUTI PROGRAM SKEMA SERTIFIKASI ISO 9000 SECARA SUKARELA. LANJUT
HAL INI TIDAK HANYA EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN STANDAR KUALITAS DALAM PROSEDUR PRODUKSI, TETAPI JUGA UNTUK MENCIPTKAN LEBIH BANYAK PELUANG BAGI TERPILIHNYA PRODUK-PRODUK YANG DIHASILKAN PERUSAHAAN UNTUK DIPILIH OLEH IMPORTIR TERTENTU, PENGECER DAN KONSUMEN. LANJUT
YANG TERAKHIR INI TELAH MENJADI SEMAKIN PENTING KARENA PENEKANANNYA DIMASUKKAN PADA PENELUSURAN DAN KEAMANAN PANGAN, SERTA SEBAGAI PERSYARATAN KETAT YANG DIKENAKAN OLEH IMPORTIR ATAU PENGECER SEBAGAI PEMASUK MEREKA. LANJUT
BANYAK PENELITI SEBELUMNYA TELAH MEMBERIKAN WAWASAN PENTING PADA KINERJA PASAR YANG TERUTAMA TERFOKUS PADA ASPEK LINTAS SEKTORAL, TETAPI WAWASAN LEBIH LANJUT DAPAT DIPEROLEH DENGAN MENGALIHKAN PERHATIAN PENELITIAN PADA SEKTOR-SEKTOR TERTENTU. MENGINGAT PADA PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN INI, UPAYA YANG DILAKUKAN SEKARANG INI DIFOKUSKAN PADA PENELITIAN KINERJA PASAR SEKTOR PERIKANAN YUNANI. LANJUT
TUJUAN UTAMA PENELITIAN INI ADALAH UNTUK MENGANALISIS RANTAI PASOKAN PRODUK PERIKANAN DI YUNANI DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA STRUKTUR KERJA DAN KINERJA (SCP). WAWASAN YANG DIPEROLEH DARI STUDI INI MELIBATKAN SEMUA BADAN YANG TERKAIT DENGAN INSTRUMEN DALAM HAL BAGAIMANA MENGHADAPI HAMBATAN DAN MENGEMBANGKAN STRATEGI PEMASARAN YANG TEPAT UNTUK EFISIENSI PROMOSI SERTIFIKASI. LANJUTAN
ASPEK INOVATIF DARI PENELITIAN INI ADALAH ESTIMASI DAMPAK FAKTOR LANGSUNG , TIDAK LANGSUNG DAN TOTAL PADA VARIABEL DEPENDEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMODELAN JALUR. SEBAGIAN BESAR STUDI KINERJA CENDERUNG FOKUS PENELITIAN PADA HUBUNGAN BIVARIAT ATAU MULTIVARIAT TAMPA MENYELELIDIKI SEJAUH MANA DAMPAK KESELURURUHAN . LANJUTAN
DALAM PENELITIAN INI, DAMPAK LANGSUNG, DAMPAK TIDAK LANGSUNG DAN DAMPAK TOTAL VARIABEL INDEPENDEN DIPERKIRAKAN PADA MASING-MASING VARIABEL DEPENDEN. PENELITIAN BERMULA DARI LANDASAN KONSEPTUAL BAGAIMANA SEJUMLAH VARIABEL PENTING MEMPENGARUHI KINERJA PASAR. LANJUT
MODEL SCP MERUPAKAN SALAH SATU KERANGKA STANDAR ANALISIS PASAR. SCP TELAH DIGUNAKAN DALAM ORGANISASI INDUSTRI UNTUK TUJUAN ANALISIS KOMPETITIF DAN TELAH DIADOPSI OLEH PEMEGANG POSISI MANAJEMEN STRATEGIS TERKEMUKA DI BIDANG KELOMPOK STRATEGIS. 2.KERANGKA KERJA KONSEPTUAN
MODEL INI TERDIRI DARI 3 (TIGA) KOMPONEN KUNCI: STRUKTUR IDUSTRI, PERILAKU PERUSAHAAN, DAN KINERJA PASAR.YANG PERTAMA MERUJUK KEPADA JUMLAH DAN UKURAN PEMANGKU KEPENTINGAN, DIFERENSIASI PRODUK, HAMBATAN MASUK DAN KELUAR, DITENTUKAN OLEH KARAKTERISTIK ORGANISASI PASAR YANG MEMPENGARUHI SIFAT DAN PERILAKU PERSAINGAN HARGA DALAM PASAR. LANJUT
PERUSAHAAN MELAKUKAN KOORDINASI BERKAITAN DENGAN MEKANISME PASAR DAN KEBIJAKAN HARGA YANG DITERAPKAN OLEH RANTAI PASOKAN PEMANGKU KEPENTINGAN. KEDUA KOMPONEN PASAR INI DAPAT MEMPENGARUHI KINERJA PASAR YANG MERUPAKAN UKURAN DARI HUBUNGAN HARGA OUTPUT DENGAN TINGKAT INOVASI DAN INVESTASI, KHUSUSNYA PADA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R&D). LANJUT
SECARA KHUSUS, STRUKTUR INDUSTRI MENGACU PADA ASET EKONOMI (PENJUALAN & KERJA), TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN, SITUASI KOMPETITIF DARI PERUSAHAAN, DAN DALAM HUBUNGAN DI LEVEL MAKRO UNTUK ALOKASI SUMBER DAYA, LOKASI GEOGRAFIS, DAN DESKRIPSI INDUSTRI. DISI LAIN PERUSAHAAN MELAKUKAN PENENTUAN PERILAKU KOMPETITIF PERUSAHAAN DAN MELIBATKAN INFORMASI PASAR, INVESTASI, PENINGKATAN KUALITAS SYSTEM, STABILITAS MAKROEKONOMI DAN KERANGKA KERJA LEGISLATIF. LANJUT
AKHIRNYA, KINERJA PASAR KHAWATIR ATAS UPAYA MEMAKSIMALKAN KESEJAHTERAAN KONSUMEN DENGAN MEMPRODUKSI PRODUK DENGAN BIAYA LEBIH RENDAH, PEMERATAAN DISTRIBUSI PRODUK ANTARA KEBUTUHAN KONSUMEN YANG BERBEDA DAN JUGA MELALUI PENINGKATAN KUALITAS DAN KERAGAMAN PRODUK, TEKNOLOGI, STABILITAS HARGA DAN STABILITAS PEKERJAAN.. LANJUT
SECARA KESELURUHAN, MODEL SCP MENCOBA UNTUK MENJELASKAN DAN MEMPREDIKSI KINERJA IDUSTRI PASAR SEBAGAI KONSEKUENSI DARI STRUKTUR INDUSTRI DAN PERUSAHAAN MELAKUKAN ASUMSI BAHWA ADA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT YANG STABIL ANTAR MEREKA. LANJUT
ADA YANG BERPENDAPAT BAHWA TIDAK HANYA STRUKTUR INDUSTRI YANG DAPAT MEMPENGARUHI PERILAKU PERUSAHAAN DAN KINERJA PASAR, TETAPI PERILAKU PERUSAHAAN DAN KINERJA PASAR CENDERUNG UMPAN BALIK DAN MEMPENGARUHI STRKTUR INDUSTRI. ITU ADALAH PALING KURANG POPULER –BENTUK MODEL YANG TIDAK MEMERLUKAN INFORMASI HARGA DAN MEMILIKI POTENSI UNTUK MENANGKAP SEMUA JENIS DAN UKURAN KEKUATAN PASAR, SEPERTI SELAMA ITU MEMPENGARUHI KINERJA PASAR MELALUI STRUKTUR INDUSTRI . LANJUT
KELEBIHAN SCP TERLETAK PADA PERILAKU YANG TERGANTUNG PADA KONTEKS DI MANA PERILAKU TERJADI. SIFAT PERSAINGAN DALAM SUATU INDUSTRI AKAN BERGANTUNG PADA STRUKTUR INDUSTRI TERSEBUT. INI ADALAH ALAT UNTUK MENGATUR MASALAH PENELITIAN ILMIAH TERTENTU DAN DENGAN DEMIKIAN CUKUP FLEKSIBEL UNTUK PENERAPAN TEKNIK-TEKNIK BARU, SEPERTI TEORI PERMAINAN DAN BIAYA TRANSAKSI ANALISIS PERILAKU PERUSAHAAN, SAMA SEPERTI DI MASA LALU DISESUAIKAN DENGAN TRANSISI DARI STUDI INDUSTRI UNTUK ANALISIS STATISTIK LINTAS SEKTORAL. LANJUT
MODEL STRUKTUR INDUSTRI, PERILAKU DAN KINERJA PASAR SERINGKALI DIGUNAKAN DI PUSAT KEBIAJAKAN PENGELOLAAN PERIKANAN TETAPI JARANG DIBAHASA DI LERATUR. SEKARANG UPAYA MENGKAJI HIPOTESIS SCP MENGGUNAKAN SAMPEL PERUSAHAAN PERIKANAN YUNANI, SEBUAH PRESENTASI GRAFIS DARI MODEL KONSEPTUAL DIPAPARKAN PADA GAMBAR 1. LANJUT
DATA PRIMER DIKUMPULKAN DARI SUATU SURVEY (KUESIONER) PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN PERIKANAN YUNANI YANG BERGERAK PADA USAHA PEMASARAN DAN DISTRIBUSI PRODUK PERIKANAN MELALUI PASAR PELABUHAN NELAYAN UTAMA DI YUNANI DALAM HAL KUANTITAS DISTRIBUSI. 3. PENGUMPULAN DATA
NILAI DARI METODE INI ADALAH MEMUNCULKAN INFORMASI SPESIFIK DARI RESPONDEN, MENDAPATKAN INFORMASI PASAR YANG PALING AKURAT DAN TERBARU, DAN DIREKOMENDASIKAN KETIKA DATA SEKUNDER YANG TERBATAS. MENINJAU LITERATUR SCP YANG RELEVAN ADALAH SANGAT PENTING UNTUK MENGOPERASIONALKAN KONSTRUKSI PADA GAMBAR 1 DAN UNTUK MERANCANG SEMUA PERTANYAAN PADA INSTRUMEN SURVEY. LANJUT
SKALA DIVALIDASI DARI STUDI SEBELUMNYA DAN TERMINOLOGI YANG DIBANGUN DIGUNAKAN UNTUK SEMUA KONSTRUKSI GUNA MENDAPATKAN RILIABEL DAN LANGKAH-LANGKAH YANG TEPAT UNTUK VARIABEL YANG DIMASUKKAN DALAM KUESIONER DAN MEMUNGKINKAN UNTUK DIBANDINGKAN DENGAN LITERATUR YANG TERSEDIA. LANJUT
KECUALI UNTUK PERTANYAAN DEMOGRAFIS, SEPERTI USIA, UKURAN PERUSAHAAN, PERTANYAAN DALAM INSTRUMEN SURVEY MENGGUNAKAN LIMA TITIK SKALA LINKERT, MULAI DARI SANGAT TIDAK SETUJU SAMPAI DENGAN SANGAT SETUJU. MENYEDIAKAN TITIK NILAI BAGI RESPONDEN DENGAN HANYA LIMA POSISI PILIHAN ADALAH IA CENDERUNG UNTUK MENGHINDARI BERKUMPULNYA TANGGAPAN RESPONDEN DI POSISI PILIHAN RESPONDEN MENENGAH (YAITU TIGA). DI SISI LAIN, POSISI SKALA TERLALU BANYAK (MISAL TUJUH POIN SKALA) CENDERUNG MEMBINGUNKAN RESPONDEN. LANJUT
AKHIRNYA, INSTRUMEN PENELITIAN DILAKUKAN UJI COBA DAN DISEMPURNAKAN MELALUI WAWANCARA PRIBADI DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN UNTUK MENETAPKAN VALIDASI DAN KEJELASAN ISI. SELAMA PROSES PENGUMPULAN DATA, PENEKANANNYA DITEMPATKAN PADA MENGIDENTIFIKASI INDIVIDU YANG PALING TEPAT DALAM SETIAP PERUSAHAAN LANJUT
UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI YANG DIPERLUKAN. UNTUK MENGUMPULKAN DATA DIPILIH PROSEDUR METODE BOLA SALJU, KELEBIHAN DARI METODE INI ADALAH MENGIDENTIFIKASI ORANG YANG TEPAT YANG MEMILIKI INFORMASI YANG BANYAK, CONTOH YANG BAIK UNTUK BELAJAR DARI SUBYEK YANG BAIK. SEMUA RESPONDEN BERADA DALAM POSISI EKSEKUTIF, MELAYANI DALAM PERUSAHAAN SEBAGAI MANAJER DAN/ATAU PEMILIK, DAN MENGETAHUI BANYAK TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN MEREKA DAN KETERLIBATAN DALAM PENGAMBILAN KEBIJAKAN. LANJUT
HAL INI MENJAMIN KEHANDALAN INFORMASI YANG DIPEROLEH SEJAK RESPONDEN MENJAWAB PERTANYAAN-PERTANYAAN DALAM BIDANG TANGUNGJAWAB MEREKA. AKHIRNYA 99 KUESIONER YANG DIKUMPULKAN DAPAT DIGUNAKAN. PARA MAYORITAS PERUSAHAAN MEMILIKI LEBIH DARI 6 ORANG KARYAWAN (31,3%) DAN TELAH BERPENGALAMAN DALAM BISNIS SELAMA LEBIH DARI 20 TAHUN (29,3%), JUMLAH NELAYAN LEBIH KECIL DARI JUMLAH GROSIR (25,3%), YANG BERTURUT-TURUT LEBIH KECIL DARI JUMLAH PENGECER (38,4%). LANJUT
DENGAN DEMIKIAN PASAR BISA DICIRIKAN SEBAGAI PASAR OLIGOPOLI, KARENA DIDOMINASI OLEH SEJUMLAH KECIL PENJUAL (OLIGOPOLI) BERHADAPAN DENGAN SEJUMLAH PEMBELI. SEBUAH PROFIL UMUM DARI PERUSAHAAN SAMPEL DIILUSTRASIKAN PADA TABEL 1 BERIKUT: LANJUT
SEMUA VARIABEL TERMASUK DALAM KUESIONER DIUKUR MELALUI BEBERAPA TAHAP: 1. EKSPLORASI ANALISIS FAKTOR (PUS) DENGAN MENERAPKAN VARIMAX UNTUK MENYEDIAKAN SATU SET LEBIH MUDAH DIKELOLA VARIABEL RELEVAN DENGAN MODEL SCP. ANALISIS FAKTOR BERJALAN KARENA MENGUKUR KECUKUPAN SAMPLING MSA. NILAI ITU JAUH DI ATAS AMBANG 0,50 DAN 0,6 YANG DIPERLUKAN UNTUK FAKTOR ANALISIS YANG BAIK. 4. METODOLOGI
2. KONSISTENSI MASING-MASING FAKTOR DIPERIKSA DENGAN MENGGUNAKAN CRONBACH ALPHA COEFISIEN. 3. ANALISIS FAKTOR KOMPIRMATORI (CFA) UNTUK MENILAI DAN MENGUJI PENGUKURAAN MODEL DAN MEMURNIKAN FAKTOR DALAM MODEL. SEMUA FAKTOR STANDAR LOADINGS DAN KEHANDALAN FAKTOR DISAJIKAN SECARA JELAS PADA TABEL 2. LANJUT
SEBAGAIMANA DAPAT DILIHAT BAHWA SEBAGIAN BESAR SKALA TELAH MELEBIHI KOEFISIEN ALPHA DENGAN NILAI 0,80, NILAI YANG DIANGGAP SANGAT BAIK UNTUK KEHANDALAN KONSISTENSI INTERNAL. SEMBILAN KONSTRUKSI MENENTUKAN FAKTOR IDENPENDEN DALAM MODEL YANG MASING-MASING DIUKUR DENGAN BEBERAPA INDIKATOR. SEMUA KONSTRUKSI DASAR ADALAH SEBAGAI BERIKUT: LANJUT
PENGEMBANGAN PRODUK AKTIF (PE1); • KINERJA HARGA (PE2); • KOMPETISI INTERNASIONAL (SC1); • LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN UMUM PERIKANAN (CFP) (SC2); • BIAYA (SC3); • KOMPETISI KEUNTUNGAN (SC4); • KEBIJAKAN UMUM PERIKANAN (CFP) (SC5); • JAMINAN KUALITAS (SC6); • BAHAN BAKU BERKUALITAS (SC7); LANJUT
DUA KONSTRUKSI YANG PERTAMA (PE1-PE2) MENCERMINKAN KOMPONEN KINERJA PASAR, SEDANGKAN BERIKUTNYA (SC1-SC4) DAN TIGA TERAKHIR (SC5-SC7) MASING-MASING MENCERMINKAN STRUKTUR INDUSTRI DAN PERILAKU PERUSAHAAN INDUSTRI. LANJUT
4. ANALISIS JALUR MENGGUNAKAN KRITERIA OLS UNTUK MENGUJI MODEL OPERASIONAL YANG TERCANTUM PADA GAMBAR 1. SELURUH MODEL TERDIRI DARI BAGIAN STRUKTURAL, DI MANA KONTRUKSI KINERJA PASAR ADALAH VARIABEL DEPENDEN, DAN SC1-SC7 ADALAH VARIABEL INDEPENDEN. Dimana b (n=1,2,…,7) ADALAH KOEFISIEN STANDAR BETA; DAN e ADALAH KESALAHAN PENGUKURAN. LANJUT
DENGAN DEMIKIAN DILAKUKAN SERANGKAIAN PENGUJIAN MODEL REGRESI BERGANDA YANG KONSISTEN DENGAN SPESIFIKASI MODEL. BEBERAPA HUBUNGAN ANTARA VARIABEL-VARIABEL YANG DITEMUKAN SECARA STATISTIK TIDAK SIGNIFIKAN. UNTUK MEMURNIKAN MODEL, HUBUNGAN INI DIHAPUS DAN SUATU SERI BEBERAPA REGRESI BARUDICOBAKAN. HAL INI MENGAKIBATKAN PERSAMAAN BERIKUT YANG MEWAKILI EFEK LANGSUNG DARI VARIABEL INDEPENDEN PADA MASING-MASING VARIANBEL DEPENDEN. LANJUT
NILAI KOEFISIEN DETERMINAN (R2) BERIKISAR 0,283-0,546. SECARA UMUM APABILA (R2) NILAI 0,20 ATAU LEBIH BESAR, MAKA LINEARITAS HUBUNGAN DAPAT DITERIMA. • KOEFISIEN KORELASI PEARSON DAN HASIL ANALISIS JALUR MASING-MASING DISAJIKAN PADA TABEL 3 DAN TABEL 4. DIHITUNG EFEK LANGSUNG, TIDAK LANGSUNG DAN TOTAL (LANGSUNG+TIDAK LANGSUNG) PADA VARIABEL DEPENDEN, KARENA BEBERAPA VARIABEL MEDIASI (SC5, SC6 DAN SC7). LANJUT
KOEFISIEN JALUR YANG DIGUNAKAN UNTUK MENDEKOMPOSISIKAN KORELASI DALAM MODEL MENJADI EFEK LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG, JALUR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERCERMIN PADA PANAH DALAM MODEL. EFEK TIDAK LANGSUNG MELIBATKAN VARIABEL MEDIATOR YANG MENGHANTARKAN SEBUAH BAGIAN EFEK DARI VARIABEL SEBELUMNYA KE VARIABEL BERIKUTNYA. LANJUT
PADA GAMBAR 2 TERLIHAT LANGKAH UNTUK MEMPERTAHANKAN SIGINIFIKANSI STATISTIK DAN STANDAR KOEFISIENNYA. EFEK LANGSUNG PADA SETIAP VARIABEL DEPENDEN DAPAT DILIHAT PADA PERSAMAAN BERIKUT: LANJUT
DENGAN DEMIKIAN EFEK TIDAK LANGSUNG PADA MASING-MASING VARIABEL DEPENDEN ADALAH SEBAGAI BERIKUT: LANJUT
5.1 PENGARUH PADA KINERJA PASAR HASIL ANALISIS PATH MENUNJUKKAN BAHWA SEMUA PERUSAHAAN KONSTRUKSI YANG MELAKUKAN SECARA LANGSUNG MEMPENGARUHI KINERJA HARGA (PE2), SEDANGKAN HANYA JAMINAN KUALITAS (SC6) YANG MEMILIKI DAMPAK LANGSUNG PADA PENGEMBANGAN PRODUK AKTIF (PE1). 5. HASIL