670 likes | 927 Views
LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS RESIKO. OVERVIEW. LINGKUNGAN FISIK. DEFINISI.
E N D
LINGKUNGAN FISIK DEFINISI Pada dasarnya, manusia memiliki keterbatasan pada kemampuan dirinya. Keterbatasan itu yang membuat manusia bergantung pada faktor-faktor lain di luar batas kontrolnya dalam bekerja. Padahal keterbatasan manusia itulah yang sering menjadi faktor penentu terjadinya musibah pada sistem kerja seperti kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan timbulnya penyakit akibat kerja Lingkungan kerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kerja manusia. Lingkungan kerja yang tidak baik akan menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan bahkan berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Pemahaman yang baik dalam lingkungan kerja yang optimal diharapkan akan meningkatkan kenyamanan dan meminimalisir gangguan yang dapat diterima seorang pekerja dalam pekerjaannya
Beberapa hal yang mempengaruhi Lingkungan Kerja Fisik adalah:
TEMPERATUR Menurutstudi yang dilakukan, untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut (Sutalaksana, 1979): • 49 derajat celcius temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan mental. • 30 derajat celcius aktivitas mental dan daya tangkap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan dan timbul kelelahan fisik. • 24 derajat celcius kondisi kerja optimum. • 10 derajat celcius kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul.
TEMPERATUR Dari suatu penyelidikan pula dapat diperoleh bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada suhu 24 sampai 27 derajat celcius (Sutalaksana, 1979)
Cara-cara untuk mengendalikan suhu badan agar tetap konstan : • Pengendalian suplai darah kepada dan dari kulit. Jika kulit kedinginan, darah akan membawa panas dari dalam badan (suhu inti) kekulit, sedangkan darah yang dingin dari kulit akan menarik diri kebagian dalam badan. Disamping itu, kulit akan menyempitkan pori-pori hingga penurunan suhu akan terhambat. • Mengendalikan suhu dengan jalan berkeringat. Jika kulit kepanasan, darah dari badan bagian dalam akan makin banyak mengalir kebagian kulit, dan keringat akan mengalir keluar melalui kulit. • Meningkatkan produksi panas. Dengan menggerakkan otot (menggigil atau olah raga) proses metabolisme akan menjadi lebih giat sehingga panas akan lebih banyak dihasilkan. Sebaliknya, apabila produksi panas hendak diturunkan, maka badan harus didinginkan agar proses katabolisme otot dan organ-organ lain menjadi lebih besa
SIRKULASI UDARA Dalam industri besar seperti di pabrik-pabrik, udara yang kita hirup akan terkontaminasi dengan debu atau kontaminan-kontaminan lain. Kontaminan tersebut diakibatkan proses produksi dan panas. Sepertidalam tempat-tempat solder dan pengelasan pada industri elektronik, tempat-tempat pengerjaan kayu atau penggergajian, tempat dimana bahan beracun dikerjakan dan lain sebagainya. Karena itu dalam bekerja diperlukan sirkulasi udara yang baik untuk suatu kontaminan sampai batas yang tidak membahayakan bagi keselamatan dan kesehatan kerja. Sirkulasi udara dapat direkayasa dengan menggunakan sistem pengeluaran udara (exhaust system) dan pemasukan udara (supply system) dengan menggunakan fan
KELEMBABAN Kelembaban adalah ukuran banyaknya kadar air yang terkandung dalam udara. Kelembaban biasanya dinyatakan dengan persentase (%). Keseimbangan tersebut akan memenuhi rumus :
KELEMBABAN Jadi dapat disimpulkan bahwa “Semakin tinggi dan lembap lingkungan kerja, maka akan semakin banyak juga oksigen yang diperlukan untuk metabolisme dan akan semakin cepat juga peredaran darah dalam tubuh kita, sehingga denyut jantung akan semakin cepat. Ini berakibat pengurangan energi yang sangat besar pada tubuh manusia sehingga pekerja akan cepat lelah”
CAHAYA Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek sangat jelas, cepat, tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang suram, mengakibatkan mata pekerja cepat lelah karena mata berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa menyilaukan. Kemampuan mata untuk dapat melihat objek sangat jelas ditentukan oleh: ukuran objek, derajat kontras diantara objek dan sekelilingnya, luminansi, dan lamanya melihat.
CAHAYA CIE (Commission International de l’Eclairage) dan IES (Illuminating Engineers Society) telah menerbitkan tingkat pencahayaan yang direkomendasikan untuk berbagai pekerjaan.
GETARAN Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Alat untuk mengukur getaran dinamakan vibrasi meter • Gangguan yang disebabkan getaran mekanis : • Mempengaruhi konsentrasi bekerja • Mempercepat datangnya kelelahan • Dapat menimbulkan beberapa penyakit • ( gangguan mata, saraf peredaran, dan lain-lain )
KEBISINGAN Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki yang dihasilkan oleh suatu objek (dari luar maupun dari dalam sistem kerja). Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia : • Lama bunyi • Intensitas bunyi • Frekuensi bunyi
KETINGGIAN Bekerja dalam ketinggian memiliki beberapa efek yang dapat mempengaruhi kinerja dari operator, yaitu :
GRAVITASI Dimanapun tempat kita berada selama masih berada di Bumi pasti memiliki efek dari gravitasi, dimana gaya gravitasi merupakan gaya menuju pusat Bumi. Dan Bagaimana jika kita bekerja di suatu tempat yang tidak ada efek gravitasi? • Berikut merupakan efek tidak adanya gravitasi yang berpengaruh dalam tubuh manusia : • Penurunan kemampuan motorik • Lebih lambat dalam melakukan pekerjaan dibandingkan di Bumi • Namun, biasanya, setlah beberapa saat mereka dalam keadaan non gravitasi, kesulitan-kesulitan tersebut akan berkurang.
Bahaya (Hazard) Adalah sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut sumber bahaya jika memiliki risiko menimbulkan hasil yang negatif. (Cross, 1998) Potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jikasalahsatubagiandarirantaikejadianhilang, makasuatukejadiantidakakanterjadi. Bahaya terdapat dimana-mana baik di tempat kerja atau di lingkungan, namun bahaya hanya akan menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau eksposur. (Tranter 1999)
Dalam terminologyKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), bahaya diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : • Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard) Hal tersbut dapat menyebabkan luka (injury), kematian, kerusakan property perusahaan yang bersifat akut. Sedangkan Jenis bahaya keselamatan : a. Bahaya mekanik : disebablkan oleh mesin atau alat kerja mekanik (tersayat, terjatuh, tertindihdan terpeleset) b. Bahaya elektrik : disebabkan peralatan yang mangandung arus listrik c. Bahaya kebakaran : disebabkan oleh substansi kimia yang bersifat flammable (mudah terbakar) d. Bahaya peledakan : disebabkan oleh susbtansi kimia (explosive)
2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard) Merupakan gangguan kesehatan (penyakit) dan biasanya bersifat kronis. Jenis bahaya kesehatan : a. Bahaya fisik : kebisingan, getaran, radiasi ion dan non-pengionm suhu ekstrim dan pencahayaan b. Bahaya kimia : material/bahan yang bersifat antiseptik, aerosol, insektisida, dust, mist, fumes, gas, vapor c. BahayaErgonomi : repetitive movement, static posture, manual handlingdanposturjanggal. d. Bahaya Biologi : makhluk hidup di lingkungan kerja (bakteri,virus, protozoa dan fungi/jamur yang bersifat patogen) e. Bahaya psikologi : beban kerja terlalu berat, hubungan dan kondisi kerja yang tidak nyaman
Risiko Berikut merupakan beberapa Definisi Resiko dari beberapa sumber : • Meurut IEC/TC56 (AS/NZS 3931), Analisis Risiko adalah Sistem teknologi, mengartikan risiko sebagai “kombinasi dari frekuensi, atau probabilitas munculnya, dan konsekuensi dari suatu kejadian berbahaya yang spesifik” (Cross, 1998) • Menurut AS/NZS 4360:2004 risiko adalahpeluang munculnya suatu kejadian yang dapat menimbulkan efek terhadap suatu objek
Formula umum untuk perhitungan nilai risiko menurut AS/NZS 4360:2004 Likelihood : kemungkinan munculnya sebuah peristiwa Consequence : dampak ditimbulkan oleh peristiwa tersebut. “Risk = Consequence X Likelihood”
Risiko dibagi menjadi 5 macam (menurut Risk Assesment and Management Handbook: For Enviromental, health, and safety profesional) : 1. RisikoKeselamatan (Safety Risk) Ciri-ciri resiko ini yaitu low probability, high-level exposure, high-consequence accident, bersifat akut, menimbulkan efek secara langsung. 2. RisikoKesehatan (Health Risk) Ciri-ciri risiko ini yaitu high probability, low level exposure, low-consequence, long-latency, delayed effect tidak langsung terlihat dan bersifat kronik.
3. Risiko Lingkungan dan Ekologi (Enviromental Ecological Risk) Ciri-ciri resiko ini yaitu melibatkan interaksi yang beragam antara populasi dan komunitas, ekosistem pada tingkat mikro maupun makro, ada ketidakpastian yang tinggi antara sebab dan akibat, risiko ini fokus pada habitatdan dampak ekosistem yang mungkin bisa bermanisfestasi jauh dari sumber risiko. 4. Risiko Kesejahteraan Masyarakat (Public Welfare/ Goodwill Risk) Ciri-ciri risiko ini persepsi kelompok atau umum tentang performance sebuah organisasi/produk, nilai property, estetika, dan penggunaan sumber daya terbatas.
5. RisikoKeuangan (Financial Risk) Ciri-ciri nya yaitu risiko panjangdan jangka pendek dari kerugian property, perhitungan asuransi, pengembalian investasi, kemudahan pengoperasian dan aspek finansial. Risikoinimenjadipertimbanganutamabagistakeholderberkaitandenganfinansialdanmengacupadatingkatefektivitasdanefisiensi.
ManajemenRisiko Manajemen risiko sebagai proses menghilangkan/meminimalkan efek merugikan terhadap risiko yang dimiliki olehsebuah sistem kerja. (Djunaedi,2005) Beberapa keuntungan yang diperoleh perusahan jika menerapkan manajemen risiko (menurut AS/NZS 4360:2004) : 1. Fewer Surprise (Pengendaliankejadiantidakdiinginkan) identifikasidanusahauntukmenurunkanprobabilitasdanmengurangiefekburuk. 2. Exploitation of opportunity Sikappencariankemungkinanakanmeningkatjikasesorangmemilikikepercayaandiriakanpengetahuantentangrisikodandapatmengendalikannya. 3. Improved planning, performance,andefffectiveness Akses terhadap informasi strategis tentang organisasi, proses serta lingkungan membuka kesempatan untuk muncul ide baru dan perencanaan yang lebih efektif.
4. Economy and efficiency Efisisensiakantercapaidenganlebihfokuspadasumberdaya, perlindunganasetdanmenghindaribiayakesalahan. 5. Improved Stakeholder Relationship Mendorongkomunikasiantaraorganisasidenganstakeholder mengenaialasanpengambilansuatukeputusan. 6. Improved Information for decision making Menyediakaninformasidananalisisakuratsebagaipenunjangpengambilankeputusandalamhalinvestasidanmerger. 7. Enhanced reputation Investor, pemberi dana, suppliers dan pelanggan akan lebih tertarik pada perusahaan yang telah dikenal melakukan manajemen resiko dengan baik.
8. Director protection Pekerjaakanlebihhati-hatidanwaspadaterhadaprisiko. 9. Accountability, assurance, and governance Keuntungandankelangsunganakandiperolehdenganmelaksanakandanmendokumentasikanpendekatan yang dilaksanakanperusahaan. 10. Personal wellbeing Manajemenrisikoterhadaprisikopribadisecaraumumakanmeningkatkankesehatandankesejahteraanpribadi
Komponenutamadalammanajemenrisiko yang dikeluarkan AS/NZS 4360:2004, antara lain : • KomunikasidanKonsultasi • PenetapanTujuan • IdentifikasiRisiko • AnalisisRisiko • EvaluasiRisiko • PengendalianRisiko • Monitor dan Review
IdentifikasiRisiko Tujuan identifikasi risiko untuk mengembangkan daftar komprehensif sumber risiko dan kejadian yang mengikutinya yang dapat menghambat pencapaian tujuan. Dalam proses identifikasi risiko terdapat beberapa hal terkait dengan risiko, yaitu : sumber risiko, insiden, konsekuensi, penyebab kejadian, pengendalian, waktu dan tempat. (HB 436:2004) Sumber infromasi yang dapat digunakan sebagai dasar identifikasi risiko, yaitu : pengalaman, saran para ahli, wawancara, diskusi, laporan klaim asuransi, suvei, kuisioner, checklist, dan incient database. (HB 436:2004)
Beberapametode yang dapatdigunakandalammengidentifikasipotensibahayadalamkegiatanindustri (Kolluru,1996), antara lain : • What if/check list Setiapprosesdipelajarimelaluipendekatanbrainstorminguntukmemformulasikansetiappertanyaanmeliputikejadian yang akanmenimbulkankonsekuensi yang tidakdiinginkan. • HAZOPS (Hazard and Operability Study) Mengidentifikasipermasalahandarioperasionalproses yang dapatmempengaruhiefisiensiproduksidankeselamatandenganmempelajarisetiaptahapanprosesuntukmengidentifikasisemuapenyimpangandarikondisioperasi yang normal, danmenentukanperbaikanpenyimpangan yang ada.
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Identifikasi risiko dengan menganalisisi berbagai pertimbangan kesalahan dari peralatan yang digunakan dan mengevaluasi dampak dari kesalahan tersebut. • FTA (Fault Tree Analysis) Suatu teknik yang digunakan untuk memprediksi setelah terjadinya kecelakaan. • ETA (Event Tree Analysis) Metode yang menunjukkan dampak yang mungkin terjadi diawali dengan mengidentifikasi pemicu kejadian dan proses tiap tahapan yang menimbulkan kecelakaan. • JHA (Job Hazard Analysis) tahapan pekerjaan sebagai cara mengidentifikasi bahaya sebelum suatu kejadian muncul.
Beberepaprioritaspekerjaan yang perludilakukanJHA, antara lain: 1. Pekerjaan dengan tingkat kecelakaan/sakit yang tinggi 2. Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan luka, cacat/sakit 3. Pekerjaan yang bila terjadi sedikit kesalahan dapat memicu kecelakaan parah/luka 4. Pekerjaan baru atau mengalami perubahan dalam proses dan prosedur 5. Pekerjaan cukup kompleks untuk ditulis instruksi pelaksanaanya.
Analisis Risiko Adalah sistematika penggunaan dari informasi yang tersedia untuk mengidentifikasi hazard dan untuk memperkirakan suatu risiko terhadap individu, populasi, banguna atau lingkungan (Kolluru, 1996) Dalam analisisterdapat data pendukung yang digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan tentang cara pengendalian yang paling tepat (cost-effective). (AS/NZS 4360:2004) Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis, AL : kualitatif, semi-kuantitatif dan kuantitatif. Analisiskuantitatifuntukmemberikangambaranumumtentang level risiko. Setelahitudapatdilakukananalisis semi-kuantitatifataupunkuantitatifuntuklebihmerincirisiko yang ada.(AS/NZS 4360:2004)
Tipe-tipe Analisis Risiko • AnalisisKualitatif Menggunakan bentuk kata/skala deskriptif untuk menjelaskan besar potensi risiko. Dimana hasilnya dapat dikategorikan dalam risiko rendah, sedang, dan tinggi, dan digunakan untuk kegiatan screening awal pada risiko yang membutuhkan analisis lebih rinci dan mendalam. Analisis ini digunakan saat : • Penilaian kuantitatif tidak diperlukan • Pelaksanaan screening awal sebagai dasar melaksanakan analisis yang lebih kecil • Level risiko tidak terdapat batasan waktu dan data numerical • Tidak terdapat data numerical/ data tidak mencukupi.
2. Analisis Semi-kuantitatif • Metode yang mengkombinasikan angka yang bersifat subyektif pada kecenderungan dan dampak dengan rumus (formula) matematika. • Berguna untuk mengidentifikasi dan memberikan peringkat dari suatu kejadian yang berpotensi menimbulkan kensekuensi yang parahseperti kerusakan peralatan, gangguan bisnis, cidera manusia dan lain-lain (Kollluru,1996) • Diperlukan kehati-hatian dalam analisis semi-kuantitatif karena nilai yang dibuat tentu mencerminkan kondisi objektif. Ketetapan perhitungan tergantung dari pengetahuan para ahli dari berbagai disiplin ilmu terhadap proses terjadinya sebuah risiko. (AS/NZS 4360:2004)
3. AnalisisKuantitatif • Analisis kuantitatif menggunakan nilai numerik untuk nilai konsekuensi dan likelihood dengan menggunakan data dari berbagai sumber. • Konsekuensi dihitung menggunakan metode modeling hasil hasil dari kejadian/kumpulan kejadian/memperkirakan kemungkinan dari studi eksperimen/ data sekunder/ data terdahulu. Konsekuensi digambarkan dalam lingkup keuangan, teknikal atau efek pada manusia. (AS/NZS 4360:2004).
CONTROLLING RISK Setelah bahaya telah dinilai dari segi risikonya, maka bahaya dan risiko tersebut harus dikendalikan. Dan untuk mengendalikan risiko tersebut merupakan tanggung jawab perusahaan dan pekerjanganya agar risiko tersebut dapat diminimalisir atau dengan kata lain metode atau pekerjaan yang berisiko tersebut dapat dioperasikan dalam tingkat mana.
HierarkiPengendalian Pengendalian adalah proses, peraturan, alat, pelaksanaan atau tindakan yang berfungsi meminimalisasi efek negatif atau meningkatkan peluang positif. (AS/NZS 4360:2000) Hierarki pengendalian merupakan daftar pilihan pengendalian yang telah diurutkan sesuai dengan mekanisme pengurangan paparan, dengan urutan sbb (Tranter, 1999) :
Eliminasi Eliminasimerupakanlangkahawaldansolusiterbaikdalammengendalikanpaparan, namunjugalangkah yang paling sulituntukdilaksanakan. Kecil kemungkinansebuahperusahaanmengeliminiasisubstansi/ prosestanpamengganggukelangsunganproduksisecarakeseluruhan. Contohnyapenghilangantimbalsecaraperlahanpadaproduksibahanbakar.
2. Substitusi Jika suatu sumber bahaya tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan maka akan membutuhkan banyak trial-and error. contoh : penggunaan minyak daripada merkuri dalam barometer, penyapuan dengan sistem basah pada debu timbal dibandingkan dengan penyapuan kering. 3. PengendalianEngineering Memilikikemampuanuntukmerubahjalurtransmisibahayaataumengisolasipekerjaandaribahaya.
Sedangkan dalam Pengendalian Engineering, terdapat tiga macam alternative antara lain : • Isolasi Menghalangipergerakanbahayadenganmemberikanpembatasataupemisahterhadapbahayamaupunpekerja • Guarding Mengurangijarakataukesempatankontakantarasumberbahayadenganpekerja. • Ventilasi Cara ini paling efektifuntukmengurangikontaminasiudara, berfungsiuntukkenyamanan, kestabilansuhudanmengontrolkontaminan.
4. PengendalianAdministratif Pengendalian ini salah satu pilihan terakhir karena mengandalkan sikap dan kesadaran pekerja. Baikuntukjenisrisikorendah, sedangkantiperisiko yang signifikanharusdisertaidenganpengawasandanperingatan. Untuk situasi lingkungan kerja dengan tingkat paparan rendah/jarang, maka beberapa pengendalian yang berfokus terhadap pekerja lebih tepat diberikan, Antara Lain :
Rotasidanpenempatankerjauntukmengurangitingkatpaparan yang diterimapekerjadenganmembagiwaktukerjadenganpekerja lain. • Pendidikandanpelatihansebagaipendukungpekerjadalammelakukanpekerjaansecaraaman. Denganpengetahuandanpengertianterhadapbahayapekerjaan, makaakanmembantupekerjauntukmengambilkeputusan. • Penataandankebersihanmengurangidebudankontaminan lain yang bisamenjadijalurpemajan. • Perawatansecaraberkalaterhadapperalatanpentinguntukmeminimalkanpenuruna performance danmemperbaikikerusakanlebihdini. • Jadwalkerja, menggunakanprinsipwaktukerja, pekerjaandenganrisikotinggidapatdilakukansaatjumlahpekerja yang terpapar paling sedikit • Monitoring dansurveilankesehatanuntukmenilairisikodanmemonitorefektivitaspengendalian yang sudahdijalankan.
5. PPE (Personal Protective Equipment) Cara terakhir yang dipilih dalam menghadapi bahaya. Umumnya menggunakan alat seperti respirator, sarung tangan dan overall dan apron, boots, kacamata, helm, alat pelindung pendengaran (earplug, earmuff), dll.
Assigning Residual Risk Once control measures have been selected and implemented, a check is done to ensure that the control measures have reduced the risk. This is done by reassessing the hazard using the risk matrix with consideration given to all the control measures that have been put in place. This risk assessment rating is called the residual risk rating: the risk rating that is acceptable after all control measures have been implemented.
The original risk assessment for a fork lift allocated a risk priority rating of E (ie severe consequences and likely to occur based on the use of the fork lift, the amount of people in the area of the fork lift use, the design and set-up of the area in which the fork lift is used and experience of people operating fork lift). This risk rating should be reduced after the control measures are enacted because: • alternative lifting practices have been implemented in high traffic areas (subs) • the fork lift area has been isolation (isolation) • safe operational procedures are developed and staff have been trained (adm) • high visibility clothing is worn.(ppe)
When the risk matrix is now used to determine the risk it allows for the allocation of a residual risk rating at M. While the consequences of an accident are still deemed to be ‘severe’ the likelihood is rated now rated at ‘unlikely’. Fork lift hazard