210 likes | 435 Views
REDAKSI AYAT وإذ أخذ ربك من بني آدم من ظهورهم ذريتهم وأشهدهم على أنفسهم ألست بربكم قالوا بلى شهدنا أن تقولوا يوم القيامة إنا كنا عن هذا غافلين فأقم وجهك للدين حنيفا فطرة الله التي فطر الناس عليها لا تبديل لخلق الله ذلك الدين القيم ولكن أكثر الناس لا يعلمون.
E N D
REDAKSI AYATوإذ أخذ ربك من بني آدم من ظهورهم ذريتهم وأشهدهم على أنفسهم ألست بربكم قالوا بلى شهدنا أن تقولوا يوم القيامة إنا كنا عن هذا غافلينفأقم وجهك للدين حنيفا فطرة الله التي فطر الناس عليها لا تبديل لخلق الله ذلك الدين القيم ولكن أكثر الناس لا يعلمون
TERJEMAHAN AYATDan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)"(al-A’raf:172) Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Rum:30)
PENAFSIRAN AYAT • 1. Akhaza: mengambil (kata ini mengisyaratkan adanya pemisahan sesuatu dari sesuatu yang lain). Yang dimaksud disini adalah pemisahan anak dari orang tuanya sehingga dia menjadi mendiri. • 2. Alastu bi rabbikum: melalui ungkapan ini Allah mengambil kesaksian dari seorang anak manusia tentang keesaan Allah melalui potensi yang mereka miliki serta bukti-bukti keesaan yang Dia hamparkan. • 3. Bala syahidna: semua anak manusia akan menjawab bahwa dia bersaksi dan mengakui akan keesaan Allah. Setiap orang pada hakikatnya memiliki pengetahuan serta fitrah yang mengandung pengakuan akan keesaan Allah.
4. ada dua alasan Allah mengambil saksi: • a. agar manusia tidak mencari alasan untuk mengatakan tidak tahu tentang keesaan Allah karena tidak ada hidayah. • b. agar mereka tidak menyalahkan orang tua mereka sebagai orang yang ingkar. • 5. Peristiwa tersebut menurut sebahagian riwayat terjadi di alam adz-dzar. Ada juga yang menyatakan terjadi di alam rahim setelah ditiupkannya ruh ilahi (40 hari kehamilan).
MAKNA KATA “FITRAH” Etimologi: - Kata fitrah dapat berarti: al-insyiqaq atau al-inkisar (pecah atau belah). - Kata fitrah juga berarti: al-khilqah, al-ijad dan al-ibda (penciptaan). Dari sinilah muncul maknanya yang lazim yakni: terbukanya sesuatu dan melahirkannya, terciptanya sesuatu atau menjadikannya. Dalam konteks manusia, penciptaan ini termasuk penciptaan jasmani dan rohani.
B. Makna Nasabi 1. Fitrah berarti suci (al-thahr). Berdasarkan hadis Nabi. Suci yang dimaksud disini bukanlah suci bagaikan kertas putih, seperti yang ditafsirkan selama ini (teori John Locke). Tapi suci secara psikis, yakni suci dari dosa warisan dan penyakit rohani. 2. Fitrah berarti potensi ber-Islam (Abu Hurairah). Makna ini menegaskan bahwa fitrah adalah penyerahan diri kepada yang Maha Mutlak (sesuai dengan fitrahnya). Jika tidak, maka berarti dia telah berpaling dari fitrahnya.
3. Fitrah juga berarti mengakui keesaan Allah (tauhidullah). Ini adalah konsekuensi logis dari penciptaan manusia yang berasal dari ruh Allah, sehingga dia membawa potensi tauhid, dan selalu berusaha mencari dan menyempurnakan ketauhidan tersebut. Inilah makna dari ayat 172 surat al-A’raf. Perjanjian tauhid sudah dibuat oleh manusia dengan Allah di alam ruh. Karena itulah mustahil manusia akan berpaling dari Allah selama hidupnya. Kalaupun ada manusia yang berpaling (syirik), maka itu semata-mata adalah akibat dari kesombongan dan keangkuhannya (bukan fitrah).
4. Fitrah juga berarti kondisi selamat (as-salamah) dan berkesinambungan (al-istiqamah). Menurut Ibnu Abdul Bar bahwa fitrah secara potensial merupakan keselamatan dalam proses penciptaan. Artinya fitrah tidak mengenal iman dan kafir. Karena iman dan kafir muncul berdasarkan akal fikiran. Karena itulah, menurutnya iman dan kafir baru muncul setelah manusia akil baligh, sewaktu akal dan fikirannya mulai berfungsi. (lihat QS. an-Nahl: 78).
5. Fitrah juga berarti perasaan yang tulus (ikhlas). Manusia lahir senantiasa membawa sifat baik (hanif). Ini adalah watak asli manusia yang diciptakan oleh Allah, yakni berwatak lurus atau seimbang, tidak berat sebelah (antara dunia dan akhirat). 6. Fitrah juga berarti kesanggupan untuk menerima kebenaran (isti’dad li qabul al-haq). Secara fitrah manusia itu adalah mencintai kebenaran, dan selalu mencarinya. Namun, setelah menemukannya, ternyata tidak semua bersedia menerima kebenaran itu, karena pengaruh faktor eksternal (keangkuhan dan kesombongan, itulah sifat iblis).
7. Fitrah juga berarti potensi dasar manusia atau perasaan untuk beribadah (syu’ur li al-’ubudiyah) dan ma’rifat kepada Allah. Manusia disuruh beribadah agar dia mengenal Allah. Pengenalan itulah yang menjadi indikator dari pemaknaan fitrah. Ibadah merupakan bentuk aktualisasi diri (self actualization) yang suci dan tertinggi. QS. Yasin: 22, menjelaskan ada keterkaitan yang sangat erat antara ibadah dan fitrah. Karena eksistensi fitrah tersebut sangat tergantung pada aktivitas/ibadah manusia.
8. Fitrah juga berarti ketetapan atau takdir asal manusia mengenai kebahagiaan (al-sa’adah) dan kesengsaraan (as-saqawat) hidup . Manusia lahir ke duniua ini sudah membawa ketetapan, apakah nantinya menjadi manusia yang bahagia atau sengsara. Pemaknaan fitrah yang tepat adalah potensi manusia untuk menjadi baik atau buruk, bahagian atau sengsara. Ada tiga watak makhluk Tuhan. 1) watak hanif ada pada manusia, 2) watak membangkang ada pada iblis, 3) watak keta’atan ada pada malaikat .
9. Fitrah juga berarti tabi’at atau watak asli manusia. (al-tabi’iyah al-insaniyah). Ibnu Taimiyah membedakan antrara fitrah dengan tabiat. Fitrah merupakan potensi bawaan lahir yang berlabel islam dan berlaku untuk semua manusia. Tabiat merupakan sesuatu yang ditentukan oleh Allah melalui ilmu-Nya. Tabiat manusia secara hakiki adalah baik, seperti apa yang terjadi pada Nabi Adam. Meskipun suatu saat tabiat buruk bisa muncul, tapi itu tidak bertahan lama, dan akan kembali pada tabi’at lama. (contah ekstrim adalah fir-’aun).
10. Fitrah juga bearti sifat-sifat Allah yang ditiupkan kepada manusia sebelum dia dilahirkan. Sifat itu tersimpul dalam asmaul husna. Tugas manusia adalah mengaktualisasikan asmaul husna itu dengan cara menginternalisasi sifat-sifat Allah dalam kepribadiannya. Jika sifat Rahman dan Rahim Allah dapat terinternalisasi dalam diri seseorang, maka orang itu akan memiliki kepribadian rabbani atau ilahi. Meskipun manusia tahu bahwa dirinya tidak akan mampu mewujudkannya secara sempurna, karena diri manusia sangat terbatas.
MAKNA TERMINOLOGI: 1. Fitrah adalah mewujudkan dan mengadakan sesuatu menurut kondisinya yang dipersiapkan untuk melakukan perbuatan tertentu. (al-Isfahaniy dalam al-mu’jam). “sesuatu” yang dimaksud disini masih umum, bisa apa saja (karakter, sifat atau konstitusi dan lainnya). “kondisinya: yang dimaksud disini yaitu bisa keselamatan, istiqamah, keislaman, kekufuran dan lainnya. “perbuatan tertentu” seperti: berfikir, berbuat, atau berperasaan
2. Fitrah adalah kondisi konstitusi dan karakter yang dipersiapkan untuk menerima agama. (al-Jurjani dalam al-Ta’rifat). - Disini sudah disebut secara jelas bahwa fitrah adalah sebuah kondisi konstitusi dan watak manusia. Watak manusia memiliki kondisi ada baik dan buruknya . Namun tujuan fitrah (penciptaan) manusia adalah menuju pada kebaikan. Jalan yang dapat mengantarkan kesana adalah jalan Allah yakni agama (tauhid). Karena itulah setiap manusia yang dilahirkan memiliki potensi untuk menerima agama.
3. Fitrah adalah sifat yang digunakan untuk mensifati semua yang ada (di dunia)sewaktu awal penciptaanya. (Abu Ayyub dalam al-Kulliyah). Fitrah disini dimaknai sebagai “sifat” (baik, buruk, atau bukan keduanya). Fitrah ini ada pada makhluk hidup atau benda mati. Malaikat memiliki fitrah (sifat) baik selalu. Iblis memiliki fitrah (sifat) jahat selalu. Hewan memiliki fitrah (sifat) insting dan nafsu. (makhluk hidup). Batu memiliki fitrah (sifat) keras. Air memiliki fitrah (sifat) cair. (benda mati). Manusia memiliki semuanya.
4. Fitrah adalah suatu sistem yang diwujudkan oleh Allah pada setiap makhluk. Khusus untuk manusia adalah sesuatu yang diciptakan Allah padanya yang berkaitan dengan jasad dan akal (roh). (Quraish Shihab dalam wawasan). Makna ini berkaitan erat dengan asal kejadian manusia, dimana mereka telah membuat perjanjian dengan Allah tentang keyakinan akan keesaan Allah. Ini berarti bahwa setiap manusia telah diciptakan atas dasar keimanan kepada Allah berdasarkan potensi pengetahuan yang sudah ada padanya. Karena pengetahuan itulah manusia secara sadar akan patuh dan taat pada Allah dan mampu menerima kebenaran ilahi.
* Fitrah yang dimaksud disini adalah fitrah keagamaan. Hal ini sesuai dengan awal ayat yang menegaskan tentang usaha mempertahankan agama yang benar. *. Atas dasar itu dapat dipahami bahwa keberadaan agama sebenarnya sejalan dengan fitrah manusia. * Dengan demikian agama yang lurus sebenarnya hanyalah satu, yang menjadi dasar esensial bagi ajaran agama adalah kemanusiaan manusia yang merupakan satu hakikat yang pasti dimiliki secara bersama oleh manusia.
* Kata la tabdila mengandung makna bahwa agama yang lurus (islam) yang sejalan dengan fitrah manusia tidak bisa diganti oleh yang lain. Jika ada orang yang mencoba mengganti sifatnya hanya sementara, karena dikemudian hari dia pasti akan kembali (contoh ekstrim adalah fir’aun). * Kata qayyim pada penutup ayat semakin mempertegas bahwa agama fitrah memiliki sifat yang kokoh, mantap, dan suci dari segala bentuk kesalahan dan kebatilan
1. Fitrah: mencipta yaitu mencipta sesuatu untuk pertama kali tanpa ada contoh. • Fitrah juga diartikan asal kejadian, keyakinan akan keesaan Allah yang telah ditanamkan pada diri setiap manusia. Fitrah juga berarti tabiat manusia yang Allah ciptakan atas dasarnya. Sehingga setiap manusia telah diciptakan atas dasar keimanan kepada Allah berdasarkan potensi pengetahuan yang sudah ada padanya. Karena pengetahuan itulah menusia secara sadar akan patuh dan taat pada Allah dan mampu menerima kebenaran ilahi. • 2. Fitrah juga diartikan sebagai kondisi penciptaan yang terdapat dalam diri manusia yang menjadikannya berpotensi melalui fitrah itu. Fitrah yang dimaksud disini adalah fitrah keagamaan
2 Fitrah yang dimaksud disini adalah fitrah keagamaan. Hal ini sesuai dengan awal ayat yang menegaskan tentang usaha mempertahankan agama yang benar. • 3. Atas dasar itu dapat dipahami bahwa keberadaan agama sebenarnya sejalan dengan fitrah manusia. • 4. Dengan demikian agama yang lurus sebenarnya hanyalah satu, yang bermakna dasrta esensial bagi ajaran agama adalah kemanusiaan manusia yang merupakan satu hakikat yang pasti dimiliki secara bersama oleh manusia. • 5. Kata la tabdila mengandung makna bahwa agam yang lurus (islam) yang sejalan dengan fitrah manusia tidak bisa diganti oleh yang lain. Jika ada orang yang mencoba mengganti sifatnya hanya sementara, karena dikemudian hari dia pasti aakan kembali (fir’aun). • 6. Kata qayyim pada penutup ayat semakin mempertegas bahwa agama fitrah memiliki sifat yang kokoh, mantap, dan suci dari segala bentuk kesalahan dan kebatilan