601 likes | 2.14k Views
SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN. MATA KULIAH TEKNIK DIGITAL DISUSUN OLEH : RIKA SUSANTI, ST. SISTEM BILANGAN. Sistem bilangan - sistem bilangan yang digunakan pada sistem digital : Sistem bilangan desimal Sistem bilangan biner Sistem bilangan oktal Sistem bilangan heksadesimal.
E N D
SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN MATA KULIAH TEKNIK DIGITAL DISUSUN OLEH : RIKA SUSANTI, ST
SISTEM BILANGAN Sistem bilangan - sistem bilangan yang digunakan pada sistem digital : • Sistem bilangan desimal • Sistem bilangan biner • Sistem bilangan oktal • Sistem bilangan heksadesimal
Bilangan Desimal • Simbol : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. • Disebut dengan sistem basis 10 atau radiks 10. • Sistem bilangan mempunyai karakteristik nilai-tempat (place-value), yang mempunyai bobot sesuai dengan tempat dimana angka/digit tersebut berada. • Bobot untuk bilangan desimal adalah : • Bobot satuan : 100 = 1 • Bobot puluhan : 101 = 10 • Bobot ratusan : 102 = 100 • Bobot ribuan : 103 = 1000 , dst
Cont.. • Nilai suatu bilangan merupakan hasil penjumlahan dari perkalian setiap angka/digit dengan bobot tempat angka tersebut berada. Misalnya : bilangan desimal 285 ratusan puluhan satuan 28510 = (2 x 102) + (8 x 101) + (5 x 100) = 200 + 80 + 5
Bilangan Biner • Bilangan radiks 2, simbol : 0 dan 1 • Setiap digit biner (binarydigit) disebut bit. • Bobot faktor biner : Bobot Desimal
Cont.. • Bit ke-0 (bit paling kanan) dari bilangan biner merupakan bit yang tidak signifikan (LSB, Least Significant Bit). • Bit paling kiri dari bilangan biner merupakan bit yang paling signifikan (MSB, Most Significant Bit). • Contoh : B5 B4 B3 B2 B1 B0 1 0 0 1 1 0 MSB LSB Catt. Untuk pekerjaan dalam elektronika digital, Anda harus menghafal simbol biner yang digunakan untuk cacah paling sedikit sampai 9.
Bilangan Oktal • Simbol bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 • Disebut bilangan radiks 8 • Merupakan metode dari pengelompokan 3 bit • Biasanya digunakan oleh perusahaan komputer yang menggunakan kode 3 bit untuk merepresentasikan instruksi/operasi
Bilangan Heksadesimal • Menggunakan 16 simbol, yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Huruf A untuk cacahan 10, B untuk 11, C untuk 12, D untuk 13, E untuk 14, dan F untuk 15. • Merupakan metode dari pengelompokan 4 bit • Komputer digital dan sistem yang berdasarkan mikroprosesor menggunakan sistem bilangan heksadesimal
1. Desimal a. Desimal Biner Cara I : Ex : 133(10) = ……….(2) 133 128 – 27 5 4 – 22 1 1 – 20 0 13310 = 100001012 Cara II : Ex : 122(10) = ……….(2) 2 122 0 2 61 1 2 30 0 2 15 1 2 7 1 2 3 1 1 12210 = 100001012 Konversi Bilangan
Cont.. • Konversi untuk bilangan pecahan, harus dikalikan sampai diperoleh nilai 0 dibelakang koma ex : 0,6875(10) = ……(2) 0,6875 0,375 0,750 0,500 x 2 x 2 x 2 x 2 1,375 0,75 1,500 1,000 0,687510 = 0,10112
b. Desimal Oktal ex : 8 486 sisa 6 LSB 48610 = 7468 8 60 sisa 4 8 7 sisa 7 0 MSB • Pecahan ex : 0,187510 = ……8 0,1875 0,500 x 8 x 8 0,187510 = 0,148 1,500 4,000
c. Desimal Heksadesimal ex : 49810 = …… 16 16 498 sisa 2 16 31 sisa 15 = F 49810 = 1F2H 1 • Pecahan ex : 0,510 = ……. 16 0,5 x16 0,510 = 0,8H 8,000
2. Biner a. Biner desimal ex : 10101102 = (1x26) + (0x25) + (1x24) + (0x23) + (1x22) + (1x21) + (0x20) = 64 + 0 + 16 + 0 + 4 + 2 + 0 = 8610 cara cepat : 1 0 1 0 1 1 0 ( tulis binernya ) 26 25 24 23 22 21 20 64 32 16 8 4 2 1 86 (jumlahkan bilangan yang tidak dicoret)
1011,1010 = (1x23) + (0x22) + (1x21) + ( 1x20) + (1x2-1) + (0x2-2) + (1x2-3) + (0x2-4) = 8 + 0 + 2 + 1 + 0,5 + 0 + 0,125 + 0 = 11,62510 b. Biner oktal Setara dengan pengelompokan biner 3 bit ex : 010 111 1012 = 2758 2 7 5 c. Biner Heksadesimal Setara dengan pengeelompokan biner 4 bit ex : 1101 0110 10102 = D6A16 D 6 A
3. Oktal a. Oktal Desimal ex : 3268 = (3x82) + (2x81) + (6x80) = 192 + 16 + 6 = 21410 b. Oktal Biner ex : 6248 6 2 4 6248 = 1100101002 110 010 100
4. Hexadesimal a. Hexadesimal Desimal ex : 2A616 = (2x162) + (10x161) + (6x160) = 512 + 160 + 6 = 67810 b. Hexadesimal Biner ex : A916 A 9 A916 = 101010012 1010 1001 Soal : 210 = ……. 8 = ……. 2 = ……. H = ……. 10
KODE BILANGAN • Kode BCD (Binary Coded Decimal) • Setiap bilangan desimal (0 s.d. 9) dikodekan dalam bilangan biner Ex : 2 6 4 5 0010 0110 0100 0101 • Dengan cara yang sama dapat dilakukan konversi baliknya Ex : 0010 1000 0111 0100 2 8 7 4
Cont.. • Keunggulan kode BCD : mudah mengubah dari dan ke bilangan desimal • Kerugian : tidak dapat digunakan untuk operasi aritmatika yang hasilnya melebihi 9 Soal : • Ubahlah bilangan menjadi bilangan BCD : a. 47 b. 815 c. 90623 • Kembalikan kode BCD berikut menjadi bilangan desimalnya : a. 1000 1001 0011 0000 b. 0010 0101 0111 0000 0010
Kode Excess-3 (XS-3) • Excess-3 artinya : kelebihan tiga, sehingga nilai biner asli ditambah tiga • Dapat juga dipakai untuk menggantikan bilangan desimal 0 s.d. 9 Soal : Kodekan bilangan desimal berikut ke XS-3 : a. 47 b. 815
Cont.. • Seperti halnya dengan BCD, XS-3 hanya menggunakan 10 dan 16 kombinasi yang ada • Kode Excess-3 dirancang untuk mengatasi kesulitan kode BCD dalam operasi aritmatika • Aturan-aturan penjumlahan kode XS-3 : • Penjumlahan mengikuti aturan penjumlahan biner • a. Jika hasil penjumlahan untuk suatu kelompok menghasilkan suatu simpanan desimal, tambahkan 0011 ke kelompok tersebut b. Jika hasil penjumlahan untuk setiap kelompok tidak menghasilkan simapan desimal, kurangkan 0011 dari kelompok tersebut
Contoh soal : 1). 43 → 0111 0110 35 + → 0110 1000 + 78 → 1101 1110 penjumlahan biner biasa - 0011 0011 – 1010 1011 2). 28 → 0101 1011 28 + → 0101 1011 + 56 → 1011 0110 penjumlahan biner biasa - 0011 0011 + 1000 1001
3. Kode Gray • Digunakan untuk peralatan masukan dan keluaran dalam sistem digital • Tidak bisa digunakan untuk rangkaian aritmatika • Karakteristik : hanya satu digit yang berubah bila dicacah dari atas ke bawah.
4. Kode ASCII • ASCII singkatan dari : American Standard Code for Informtion Interchange • Kode ASCII adalah kode 7-bit dengan format susunan : a6 a5 a4 a3 a2 a1 a0 Setiap a disusun dalam 0 dan 1 Ex : A dikodekan sebagai : 100 0001