710 likes | 1.11k Views
REAKSI REDUKSI-OKSIDASI DAN ELEKTROKIMIA. Dra. M. SETYORINI, M.Si. Elektrokimia : cabang sains yang mempelajari kaitan antara arus listrik dan reaksi kimia Reaksi kimia yang penting : reaksi oksidasi-reduksi. Konsep Oksidasi-Reduksi. Penggabungan dan pelepasan oksigen
E N D
REAKSI REDUKSI-OKSIDASI DAN ELEKTROKIMIA Dra. M. SETYORINI, M.Si
Elektrokimia : cabang sains yang mempelajari kaitan antara arus listrik dan reaksi kimia • Reaksi kimia yang penting : reaksi oksidasi-reduksi
Konsep Oksidasi-Reduksi • Penggabungan dan pelepasan oksigen Contoh : 4 Fe(s) + 3 O2(g) Fe2O3(s) Karat besi terjadi karena besi “bergabung” dengan oksigen. Peristiwa tersebut dinamakan oksidasi. Fe2O3(s) + 3 CO2(g) 2 Fe(s)+ 3CO2(g) Bijih besi didapatkan melalui peristiwa “reduksi” di mana oksigen diambil/ dilepaskan dalam suatu senyawa.
Diskusi : Jelaskan 2 fenomena terkait reaksi: 2 Mg(s) + O2(g) 2MgO(s) Mg(s) + S(g) MgS(s) Definisi oksidasi-reduksi berdasarkan perpindahan atom oksigen terlalu sempit, artinya dibutuhkan definisi yang lebih luas untuk menjelaskan peristiwa tersebut.
Transfer elektron Contoh:2 Mg(s) 2Mg2++ 4e-(oksidasi) O2(g) + 4e- 2O2- (reduksi) Total :2 Mg(s) + O2(g) 2Mg2++ 2O2- Ion :2Mg2+ + 2O2- 2MgO
Mg Mg2+ + 2e- (oksidasi) S + 2e- S2- (reduksi) Total :Mg + S Mg2+ + S2- Ion : Mg2+ + S2- MgS • Oksidasi : reaksi yang terkait dengan pelepasan elektron • Reduksi : reaksi yang terkait dengan penangkapan elektron
Dalam pembentukan magnesium oksida : Mg memberikan elektron pada oksigen sehingga Oksigen tereduksi. Artinya : Mg bertindak sebagai agen pereduksi (reduktor) dan mengalami oksidasi. Oksigen menangkap elektron yang dilepaskan oleh Mg sehingga Mg teroksidasi. Artinya : oksigen bertindak sebagai agen pengoksidasi (oksidator) dan mengalami reduksi. Catatan : elektron yang dilepaskan oleh reduktor Sama dengan jumlah elektron yang diterima oleh oksidator.
Pertambahan dan penurun bilangan oksidasi Jelaskan fenomena : 2 Mg(s) + O2(g) 2 MgO(s) H2(g) + Cl2(g) 2 HCl(g) 2S(s) + O2(g) 2 SO2(g) HCl dan SO2 bukan senyawa ionik, tetapi kovalen (molekular) : tidak ada elektron yang benar-benar pindah, artinya : diperlukan lagi definisi yang lebih luas.
Bilangan oksidasi : jumlah muatan yang dimiliki suatu atom dalam molekul (senyawa ionik) jika elektron-elektronnya berpindah seluruhnya. • 2 Mg(s) + O2(g) 2 MgO(s) 0 0 +2 -2 • H2(g) + Cl2(g) 2 HCl(g) 0 0 +1 -1 • 2S(s) + O2(g) 2 SO2(g) 0 0 +4 -2 • Oksidasi : jika suatu unsur mengalami pertambahan bilangan oksidasi • Reduksi : jika suatu unsur mengalami penurunan bilangan oksidasi
Penyetaraan Persamaan Oksidasi-Reduksi • Metode ion-elektron (setengah reaksi ) • Metode bilangan oksidasi (biloks)
Metode ion-elektron (setengah reaksi) Konsep dasar : Jumlah elektron yang diserap oksidator = jumlah elektron yang dilepas reduktor Proses penyetaraan berlangsung menurut langkah-langkah : 1. Identifikasi spesies yang terlibat dalam perubahan biloks, dan tulislah rangka setengah reaksi.
2. Seimbangkan jumlah atom dari setiap setengah reaksi • Dalam larutan yang bersifat asam atau netral tambahkan 1 molekul H2O untuk setiap kekurangan satu O pada ruas yang kekurangan di ruas lain tambahkan ion H+. • Dalam suasana basa, tambahkan satu H2O untuk setiap kelebihan satu atom O pada ruas tersebut, lalu tambahkan ion OH‑ 2x lebih banyak pada ruas lainnya.
3. Setarakan muatan listrik pada setiap setengah reaksi dengan cara menambahkan sejumlah elektron. • Di sebelah kanan untuk reaksi oksidasi • Di sebelah kiri untuk reaksi reduksi 4. Samakan jumlah elektron yang diserap pada reaksi reduksi dengan jumlah elektron yang dilepaskan pada reaksi oksidasi dengan jalan memberi koefisien yang sesuai. Jumlahkan kedua setengah reaksi tersebut agar diperoleh persamaan redoks yang setara.
Contoh : Setarakan reaksi oksidasi-reduksi berikut : • MnO4-(aq) + SO32-(aq) Mn2+(aq) + SO42-(aq) (asam) • As2S3(s) + NO3-(aq) H3AsO4(aq) + S(s) + NO(g)(asam) • Cr(OH)3(s) + OCl-(aq) CrO42-(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)(basa) • KMnO4(aq) + H2C2O4(aq) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Reaksi tak setara : As2S3(s) + NO3-(aq) H3AsO4(aq) + S(s) + NO(g) + H2O(l) • Penyelesaian : • Langkah 1 : As2S3(s) + NO3-(aq) H3AsO4(aq) + S(s) + NO(g) + H2O(l) Oksidasi : As2S3(s) H3AsO4(aq) + S(s) Reduksi : NO3-(aq) NO(g) Dan seterusnya.................................
Contoh 2 : Setarakan persamaan reaksi oksidasi-reduksi berikut : Cr(OH)3(s) + OCl-(aq) CrO42-(aq) + Cl-(aq) (basa) • Catatan : cara menyeimbangkan H2O dan OH- pada setengah persamaan reaksi oksidasi reduksi dalam suasana basa.
Jawab : Cr(OH)3(s) + OCl-(aq) CrO42-(aq) + Cl-(aq) • Langkah 1 : Oksidasi : Cr(OH)3(s) CrO42-(aq) Reduksi : OCl-(aq) Cl-(aq) (atom O belum setara) • Langkah 2 : dan seterusnya.................
Cara 2 • Cr(OH)3(s) + OCl-(aq) CrO42-(aq) + Cl-(aq) • Langkah 1 : Oksidasi : Cr(OH)3(s) CrO42-(aq) Reduksi : OCl-(aq) Cl-(aq) Dan seterusnya....................
Metode bilangan oksidasi (biloks) • Konsep dasar : Jumlah pertambahan biloks reduktor = jemlah pengurangan biloks oksidator • Langkah-langkah : 1. Tentukan unsur yang mengalami perubahan biloks 2. Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks dengan memberi koefisien yang sesuai. 3. Tentukan jumlah penurunan biloks oksidator dan jumlah pertambahan biloks dari reduktor. Jumlah perubahan biloks = jumlah atom yang terlibat dikalikan dengan perubahan biloksnya.
4. Samakan jumlah perubahan biloks tersebut dengan memberi koefisien yang sesuai. 5. Setarakan muatan dengan menambahkan ion H+ (asam) atau ion OH- (dalam suasana basa) 6. Setarakan atom H dengan menambahkan molekul H2O
Contoh : setarakan reaksi redoks berikut dengan metode bilangan oksidasi : • Cr2O72-(aq) + C2O42-(aq) Cr3+(aq) + CO2(g)(asam) • MnO4-(aq) + C2O42-(aq) MnO2(s) + CO2(g)(basa)
Jawab : Cr2O72-(aq) + C2O42-(aq) Cr3+(aq) + CO2(g)(asam) • Langkah 1 : Cr2O72-(aq) + C2O42-(aq) Cr3+(aq) + CO2(g) +6 +3 +3 +4 Reduksi oksidasi • Langkah 2 : dan seterusnya.............
MnO4-(aq) + C2O42-(aq) MnO2(s) + CO2(g)(basa) • Langkah 1 : MnO4-(aq) + C2O42-(aq) MnO2(s) +CO2(g) +7 +3 +4 +4 Reduksi oksidasi • Langkah 2 : dan seterusnya.............
Latihan : • CrO42-(aq) + Fe(OH)2(s) Cr2O3(s) + Fe(OH)3(s)(basa) • KI(aq) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + H2S(g) + I2(s) + H2O(l)
Dalam kedua sel tersebut terdapat : • Anoda : elektroda tempat terjadinya oksidasi • Katoda : elektroda tempat terjadinya reduksi
Sel Volta Perhatikan reaksi berikut : • Zn(s) + CuSO4(aq) Cu(s) + ZnSO4(aq) biru jernih Cu(s) + ZnSO4(aq) Reaksi Zn dalam larutan CuSO4 merupakan reaksi redoks spontan : • Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
Dalam reaksi tersebut, tidak ada arus listrik yang dapat diukur karena elektron berpindah secara langsung dari atom Zn ke ion Cu2+. Agar menghasilkan listrik, maka logam Zn dan ion Cu2+ dipisahkan sehingga menjadi rangkaian sebagai berikut : Gambar sel Volta
Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- • Katoda : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) • Reaksi bersih : Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s) • Peralatan percobaan untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan reaksi redoks spontan dinamakan sel Volta atau sel Galvani. ( diambil dari ilmuwan Italia : Luigi Galvani dan Alessandro Volta )
Batang Zn dicelupkan pada larutan ZnSO4 dan Cu dalam larutan CuSO4, batang Cu dan Zn dinamakan elektroda. Susunan elketroda (Zn dan Cu) dan larutan (ZnSO4 dan CuSO4) ini disebut sel Daniel ( John Daniel).
Pada sel Volta tersebut: • Elektroda Zn teroksidasi dan larut menjadi Zn2+ • Elektron yang dibebaskan mengalir melalui kawat penghantar menuju elektroda Cu. • Pada elektroda Cu, elektron-elektron diikat oleh ion Cu2+ dari larutan dan mengendap sebagai Cu(s) dan melekat pada batang Cu. Akibatnya : 1. Pada anoda ion Zn2+ > ion SO42- (bermuatan positif) 2. Pada katoda ion SO42- > ion Cu2+ (bermuatan negatif)
Karena bermuatan positif pada ruang anoda, maka akan menghambat pelarutan logam Zn selanjutnya, sebaliknya di ruang katoda bermuatan negatif akan menahan pengendapan ion Cu2+ atau aliran elektron akan berhenti. • Oleh karena itu, diperlukan jembatan garam (umumnya berupa pipa U terbalik berisi larutan garam inert (KCl, KNO3) sebagai medium penghantar agar kation (K+,Zn2+) mengalir ke katoda dan anion (SO42-, Cl-) bergerak ke anoda.
Pada akhir kerja sel Volta: • Elektroda Zn akan berkurang massanya • Elektroda Cu akan bertambah massanya • Larutan CuSO4 semakin encer • Larutan ZnSO4 semakin pekat • Logam Zn dan Cu pada sel tersebut disebut elektroda (kutub-kutub listrik pada rangkaian sel elektrokimia) • Elektroda tempat terjadinya oksidasi : anoda • Elektroda tempat terjadinya reduksi : katoda
Pada sel Volta, anoda = kutub negatif dan katoda = kutub positif • Notasi sel atau diagram sel untuk sel di atas : Zn(s)│Zn2+(aq)││Cu2+(aq)│Cu(s) Setengah sel setengah sel • Berdasarkan konvensi : • Anoda digambarkan sebelah kiri dan katoda di sebelah kanan. • Dua garis sejajar : jembatan garam yang memisahkan anoda dan katoda • Garis tunggal : batas antar fase • Zn(s)│Zn2+(aq) : pasangan oksidasi Cu2+(aq)│Cu(s) : pasangan reduksi
Pada gambar Sel Volta: • Aliran elektron dari elektroda Zn ke elektroda Cu dan tidak sebaliknya, artinya Zn lebih mudah teroksidasi daripada Cu, sebaliknya ion Cu2+ lebih mudah tereduksi. • Perbedaan kecenderungan teroksidasi menghasilkan perbedaan rapatan muatan antara elektroda Zn dan Cu, yang pada akhirnya menyebabkan beda potensial listrik antara Zn dan Cu. Selisih potensial = potensial sel atau Esel (ggl=emf) • Bila konsentrasi ion Zn2+ = 1M, Cu2+ = 1M, Esel = 1,10V. Potensial sel yang diukur pada 25oC dengan konsentrasi ion-ion 1M dan tekanan gas 1 atm disebut potensial sel standar ( Eosel).
Potensial elektroda Standar • Pengukuran potensial sel dapat digunakan untuk membandingkan kecenderungan logam/spesi lain untuk mengalami oksidasi atau reduksi. • Untuk membandingkan kecenderungan oksidasi atau reduksi suatu elektroda, diperlukan elektroda pembanding/standar yaitu elektroda hodrogen (SHE = Standar Hydrogen Elektrode)
Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) (1M) + e- • Katoda: 2H+(aq) (1M) +2e- H2(g) (1atm) • Keseluruhan: Zn(s) + 2H+(aq) (1M) Zn2+(aq) (1M) + H2(g) (1atm) • Notasi sel: Zn(s) │Zn2+(aq) (1M) ││ 2H+(aq) (1M)│ H2(g) (1atm)│Pt(s)
Anoda : H2(g) (1atm) 2H+(aq) (1M) +2e- • Katoda : Cu2+(aq) (1M) + 2e- Cu(s) • Keseluruhan : Cu2+(aq) (1M) + H2(g) (1atm) Cu(s) + 2H+(aq) (1M) • Notasi sel: Pt(s) │ H2(g) (1atm) │2H+(aq) (1M)│ │Cu2+(aq) (1M) │Cu(s)
Atau : • Zn(s) Zn2+(aq) (1M) + 2e- Eo = -0,76 V • Cu2+(aq) (1M) + 2e- Cu(s) Eo = +0,34 V • 2H+(aq) (1M) +2e- H2(g) (1atm) Eo = 0,00 V
Pada sel Volta antara Cu dan Zn : • Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) (1M) + 2e- • Katoda: Cu2+(aq) (1M) + 2e- Cu(s) • Keseluruhan: Zn(s) + Cu2+(aq)(1M) Zn2+(aq)(1M) + Cu(s)
Kesimpulan • Menurut kesepakatan, potensial elektroda dikaitkan dengan reaksi reduksi (potensial reduksi standar = PRS). • Bila kecenderungan proses reduksi ditandai Eo, maka kecenderungan oksidasi merupakan harga negatifnya (-Eo). • Semakin positif Eo, elektroda yang lebih mudah mengalami reduksi, sedangkan elektroda yang lebih sukar mengalami reduksi diberi tanda negatif.
Pada daftar PRS : oksidator Eo(V) F2(g) + 2e- 2 F-(aq) +2,87 2H+(aq) + 2e- H2(g) 0,0 Li+(aq) + e- Li(s) -3,05 reduktor artinya : • F2 adalah zat pengoksidasi paling kuat karena mempunyai kecenderungan terbesar untuk tereduksi • Li+ adalah zat pengoksidasi paling lemah karena spesi ini paling sukar untuk direduksi • F- = zat pereduksi paling lemah • Li(s) = zat pereduksi paling kuat
Pada sel Volta: • katoda adalah elektroda yang Eo >> • Anoda adalah elektroda yang Eo <<
Kespontanan reaksi redoks Hubungan antara Eosel, ∆Go, dan K • Untuk menjalankan proses non-spontan(∆G>0) : dibutuhkan kerja. Untuk proses spontan (∆G<0) : proses sponten melakukan kerja.