1 / 25

Kemampuan berbahasa di SD

Kemampuan berbahasa di SD. Oleh : Kelompok 3 VINI YUNITA S JUBAEDAH. Pengertian tentang bunyi bahasa.

sovann
Download Presentation

Kemampuan berbahasa di SD

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kemampuan berbahasa di SD Oleh: Kelompok 3 VINI YUNITA S JUBAEDAH

  2. Pengertian tentang bunyi bahasa Bunyi sebagai geteran udara dapat pula merupakan hasil yang dibuat oleh alat ucap manusia seperti pita suara, lidah, dan bibir. Bunyi bahasa dibuat oleh manusia untuk mengungkapkan sesuatu. Bunyi bahasa dapat terwujud dalam nyanyian atau dalam tuturan.

  3. Bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia Dalam pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor utama yang terlibat, yakni sumber tenaga, alat ucap yang menimbulkan getaran, dan rongga pengubah getaran. Proses pembentukan bunyi bahasa dimulai dengan memanfaatkan pernapasan sebagai sumber tenaganya. Arus udara itu dapat mengalami perubahan pada pita suara. Arus udara dari paru-paru itu dapat membuka kedua pita suara yang merapat sehingga menghasilkan ciri-ciri bunyi tertentu.

  4. VokaldanKonsonan Berdasarkanadatidaknyarintanganterhadaparusudaradalamsaluransuara, bunyibahasadapatdibedakanmenjadiduakelompok: vokaldankonsonan. Vokaladalahbunyibahasa yang arusudaranyatidakmengalamirintangandankualitasnyaditentukanolehtigafaktor: tinggi-rendahnyaposisilidah, bagianlidah. Bunyikonsonandibuatdengancara yang berbeda. Padapelafalankonsonan, adatigafaktor yang terlibat: keadaan pita suara, penyentuhanataupendekatanberbagaialatucap, dancaraalatucapitubersentuhanatauberdekatan, suatukonsonandapatdikategorikansebagaikonsonan yang bersuaraatau yang takbersuara. Misalnya, [p] dan [t] adalahkonsonan yang takbersuara, sedangkan [b] dan [d] adalahkonsonan yang bersuara.

  5. Diftong Diftong adalah vokal yang berubah kualitasnya pada saat pengucapannya. Dalam sistem tulisan diftong biasa dilambangkan oleh dua huruf vokal. Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi [aw] pada kata harimau adalah diftong sehingga grafem <au> pada saat suku kata –mau tidak dapat dipisahkan menjadi ma-u.

  6. GugusKonsonan Gugus konsonan adalah deretan dua konsonan atau lebih yang tergolong dalam satu suku kata yang sama.

  7. Fonem dan Grafem • Satuan bahasa terkecil berupa bunyi atau aspek bunyi bahasa yang membedakan bentuk dan makna kata dinamakan fonem. Bunyi [p] dan [b] dalam contoh di atas adalah dua fonem, fonem ditulis di antara tanda garis miring: /pagi/, /kita/, /pola/. Jika dua bunyi bahasa secara fonetik mirip, tetapi tidak membedakan kata, maka kedua bunyi itu disebut alofon dari fonem yang sama. • Fonem harus dibedakan dari grafem. Fonem merujuk ke bunyi bahasa, sedangkan grafem merujuk ke huruf atau gabungan huruf sebagai satuan pelambang fonem dalam sistem ejaan.

  8. Fonem Segmental danSuprasegmental Fonemdapat pula tidakberwujudbunyi, tetapimerupakanaspektambahanterhadapbunyi. Dalamtulisan, unsurtekanan, panjangbunyi, dan nada biasanyadinyatakandenganlambangdiakritik yang diletakkandiataslambangbunyi (unsur segmental). Aspektambahanbunyiitubiasanyaberlakubukanhanyapadasatuunsur segmental, melainkanpadasatusukukata. Olehkarenaitu, tekanan, panjangbunyi, danlazimdisebutcirisuprasegmental

  9. Suku Kata Sukukataadalahbagiankata yang diucapkandalamsatuhembusannapasdanumumnyaterdiriatasbeberapafonem. Sukukatadalambahasa Indonesia selalumemilikivokal yang menjadiintisukukata. Intiitudapatdidahuluidandiikutiolehsatukonsonanataulebihmeskipundapatterjadibahwasukukatahanyaterdiriatassatuvokalatausatuvokaldengansatukonsonan. Beberapacontohsukukataadalahsebagaiberikut. • Pergiper-gi • Kepergianke-per-gi-an • Ambilam-bil • Diadi-a

  10. BUNYI BAHASA DAN TATA BUNYI BAHASA INDONESIA Setiap masyarakat bahasa mengembangkan kaidahnya sendiri-sendiri yang pada akhirnya membedakan bahasa yang satu dengan bahasa yang lain. Dari sekian banyak kemungkinan bunyi yang dapat dibuat oleh manusia, bahasa memanfaatkan sebagian kecil yang selaras dengan perkembangan sejarah bahasa itu. Pelafalan kata toko sebagai [toko] atau [tɔkɔ] dirasakan biasa; demikian pula kata kebun yang diucapkan [kəbun] atau [kəbɔn].

  11. VokaldalamBahasa Indonesia • Dalam bahasa Indonesia ada enam fonem vokal: /i/, /e/, /ə/, /a/, /u/, dan /o/. Meskipun bentuk bibir mempengaruhi kualitas vokal, dalam bahasa Indonesia bentuk bibir ini tidak memegang peran penting. Pada bagian itu tampak bahwa bahasa Indonesia memiliki dua vokal tinggi, tiga vokal sedang, dan satu vokal rendah. Berdasarkan parameter depan-belakang lidah, dua vokal merupakan vokal depan, dua merupakan vokal tengah, dan dua yang lain merupakan vokal belakang. • Gejala diasistem, yang dapat menampung semua varian fonetis sebagai pewujud fonem yang sama di dalam posisi yang sama, dalam tata bunyi vokal bahasa Indonesia tampak pada realisasi vokal /i/, /e/, /o/, dan /u/.

  12. Alofon Vokal Tiapvokalmempunyaialofonatauvariasi. Fonem /i/. fonem /i/ mempunyaiduaalofon, yaitu [i] dan [I] Contoh: SukuBukaSukuTutup /gi-gi/ [gigi] /sim-pang/ [símpan] /i-ni/ [ini] /min-ta/ [mínta] /ta-li/ [tali] /piŋ-gul/ [píŋgUl]

  13. Fonem/i/ dilafalkan [I] jikaterdapatpadasukututup, dansukuitutidakmendapattekanan yang lebihkerasdaripadasuku lain. Contoh: SukuBukaSukuTutup Ban-ting [bantIŋ] sik-sa[síksa] Jikatekanankataberpindahpada /i/, /i/ yang semuladilafalkan [I] akanberubahmenjadi [i] Contoh: [bántIŋ]  [bantíŋan] Fonem/e/. fonem /e/ mempunyaiduaalofon, yaitu [e] dan [ɛ] Contoh: SukuBukaSukuTutup Se-rong [serɔŋ] nenek [nɛnɛ?] Fonem /ə/. Fonem /ə/ hanyamempunyaisatualofon, yakni [ə]. Alofonituterdapatpadasukukatabukadansukututup. Contoh: En-tah [əntah]

  14. Fonem/u/. Fonem /u/ mempunyaiduaalofon, yaitu [u] dan [U]. Fonem /u/ dilafalkan [u] jikaterdapatpada (1) sukukatabuka, atau (2) sukukatatutup yang berakhirdengan, /m/, /n/, atau /ŋ/ dansukuinimendapattekanan yang keras. Contoh: SukuBukaSukuTutup u-pah [upah] pun-cak [púñca?] Fonem/o/. Fonem /o/ mempunyaiduaalofon, yaitu [o] dan [ɔ]. Fonem /o/ dilafalkan [o] jikaterdapatpada (1) sukukatabukadan (2) sukukataitutidakdiikutiolehsuku lain yang mengandungalofon [ɔ]. Contoh: SukuBukaSukuTutup ro-da [roda] po-jok [pɔjɔ?]

  15. Diftong Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga buah diftong, yakni /ay/, /aw/, dan /oy/ yang masing-masing dapat dituliskan: ai, au, dan oi. Ketiga diftong itu bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia. Kedua huruf vokal pada diftong melambangkan satu bunyi vokal yang tidak dapat dipisahkan. Diftong : /ay/ /suŋay/ sungai /aw/ /harimaw/ harimau /oy/ /sekoy/ sekoi (semacam gandum)

  16. Deretanbiasa : /ai/ /gulai/ gulai (diberigula) /au/ /mau/ mau /oi/ /məñjagoi/ menjagoi Denganmasuknyasejumlahkataasing, munculdiftong /ey/ dalambahasa Indonesia yang ditulisei. Contoh: /surfey/ survei ~ /surfay/ survai

  17. Cara PenulisanVokalBahasa Indonesia Padaumumnyafonemvokalbahasa Indonesia mempunyaihubungansatulawansatudenganhuruf yang mewakilinya. Fonemvokal /a/, /i/, dan /u/, misalnya, dinyatakandenganhuruf a, I, dan u. Hubunganantarafonemdangrafematautidakselalusatu-lawan-satu. Fonem /a/ denganalofontunggalnyaditulisdenganhuruf a pula sehingga /a/ selaluditulisdenganhurufitu. Contoh: /adik/ ditulis <adik> /pandu/ ditulis <pandu> /dia/ ditulis <dia>

  18. Ada pula yang hubungannyatidaksatulawansatu. Huruf e mewakiliduafonem, yakni /e/ dan /ə/, besertaalofonnya. Contoh: /besar/ ditulis <besar> /kəmas/ ditulis <kemas> /sore/ ditulis <sore> Huruf I dan u masing-masingdipakaiuntukmenuliskanfonem /i/ dan /u/ tanpamemperhitungjkanalofon. Contoh: /kita/ ditulis <kita> /tadi/ ditulis <tadi> /bantiŋ/ ditulis <banting>

  19. Hurufo dipakaiuntukmenuliskanfonem /o/ denganalofonnya. Contoh: /roda/ ditulis <roda> Diftong/ay/, /aw/, dan /oy/ masing-masingditulisdenganhurufai, au, danoi. Karenaderetanvokal /ai/, /au/, dan /oi/ jugaditulisdenganhuruf yang sama, dalamtulisandiftongdanderetanitutidakdapatdibedakan. Contoh: /pantay/ ditulis <pantai> /gulay/ ditulis <gulai> (makanandaridaging) /gulai/ ditulis <gulai> (diberigula) /main/ ditulis <main>

  20. KonsonandalamBahasa Indonesia Konsonandalambahasa Indonesia dapatdikategorikanberdasarkantigafaktor, (1) keadaan pita suara, (2) daerahartikulasi, dan (3) caraartikulasinya. Berdasarkankeadaan pita suara, konsonandapatbersuaraatautakbersuara. Berdasarkandaerahartikulasinya, konsonandapatbersifat bilabial, labiodental, alveolar, palatal, velar, atauglotal; danberdasarkancaraartikulasinya, konsonandapatberupahambat, frikatif, nasal, getar, atau lateral. Cara memberinamakonsonanadalahdenganmenyebutcaraartikulasinyadulu, kemudiandaerahartikulasinya, danakhirnyakeadaan pita suara. Konsonan /p/, misalnya, adalahkonsonanhambat bilabial takbersuara, sedangkan /j/ adalahkonsonanafrikat palatal bersuara.

  21. Konsonanhambat bilabial /p/ dan /b/dilafalkandenganbibiratasdanbibirbawahterkatuprapatsehinggaudaradariparu-parutertahanuntuksementarawaktusebelumkatupanitudilepaskan. Contoh: /pola/ pola /bola/ bola Konsonanhambat alveolar /t/ dan /d/umumnyadilafalkandenganujunglidahditempelkanpadagusi. Contoh: /tari/ tari /dari/ dari Konsonanhambat velar /k/ dan /g/dihasilkandenganmenempelkanbelakanglidahpadalangit-langitlunak. Contoh: /kalah/ kalah /galah/ galah /akar/ akar /agar/ agar

  22. Konsonanfrikatif alveolar /s/ dihasilkandenganmenempelkanujunglidahpadagusiatassambilmelepaskanudaralewatsampinglidahsehinggamenimbulkanbunyidesis. Contoh: /saya/ saya /masa/ masa Konsonanfrikatif alveolar /z/dibentukdengancarapembentukan /s/, tetapidengan pita suara yang bergetar. Contoh: /zəni/ zenibandingkan /seni/ seni /rezim/ rezim Konsonanfrikatif palatal takbersuara /š/dibentukdenganmenempelkandepanlidahpadalangit-langitkeras, tetapiudaradapatmelewatisampinglidahdanmenimbulkanbunyidesis. Contoh: /šak/ syakbandingkan /sak/ sak /šah/ syah /sah/ sah

  23. Konsonanfrikatif velar /x/dibentukdenganmendekatkanpunggunglidahkelangit-langitlunak yang dinaikkan agar udaratidakkeluarmelaluihidung. Contoh: /xas/ khasbandingkan /kas/ kas Konsonanfrikatifglotal /h/ dibentukdenganmelewatkanarusudaradiantara pita suara yang menyempitsehinggamenimbulkanbunyidesis, tanpadihambatditempat lain. Contoh: /habis/ habis /paha/ paha Konsonanafrikat palatal /c/ dilafalkandengandaunlidahditempelkanpadalangit-langitkerasdankemudiandilepassecaraperlahansehinggaudaradapatlewatdenganmenimbulkanbunyidesis. Contoh: /cari/ cari /jari/ jari Kelompokkonsonan nasal terdiriatas /m/, /n/, /ñ/, dan /ŋ/. Keempatkonsonanitubersuara.

  24. Konsonan nasal bilabial /m/ Contoh: /makan/ makan /simpaŋ/ simpang Konsonan nasal alveolar /n/ Contoh: /nama/ nama /pintu/ pintu Konsonan nasal palatal /ñ/ Contoh: /ñiur/ nyiur /taña/ tanya Konsonan nasal velar /ŋ/ Contoh: /ŋaray/ ngarai /karaŋan/ karangan Konsonangetar alveolar /r/ Contoh: /raja/ raja /gardu/ gardu

  25. Konsonanlateral alveolar /I/dihasilkandenganmenempelkandaunlidahpadagusidanmengeluarkanudaramelewatisampinglidah. Contoh: /lama/ lama /malam/ malam Dalambahasa Indonesia adaduafonem yang termasuksemivokal, yakni /w/ dan /y/. Semivokalbilabial /w/dilafalkandenganmendekatkankeduabibirtanpamenghalangiudara yang dihembuskandariparu-paru. Contoh: /waktu/ waktu /awal/ awal Semivokalpalatal /y/dihasilkandenganmendekatkandepanlidahpadalangit-langitkeras, tetapitidaksampaimenghambatudara yang keluardariparu-paru. Contoh: /yatim/ yatim /kaya/ kaya

More Related