1.27k likes | 2.55k Views
GINJAL. Indah Widyaningsih. dr.,M.Kes Patologi Klinik. SISTEM URINARIUS. Terdiri dari : 2 buah ginjal kiri dan kanan 2 buah ureter Vesica urinaria Uretra. FUNGSI UTAMA GINJAL. 1. Ekskresi zat sisa organik ( urea, asam urat, kratinin, hormon 2. Pengaturan konsentr a si ion penting
E N D
GINJAL Indah Widyaningsih. dr.,M.Kes Patologi Klinik
SISTEM URINARIUS Terdiri dari : 2 buah ginjal kiri dan kanan 2 buah ureter Vesica urinaria Uretra
FUNGSI UTAMA GINJAL 1. Ekskresi zat sisa organik ( urea, asam urat, kratinin, hormon 2. Pengaturan konsentrasi ion penting 3. Tempat produksi Eritropoetin 4. Pengatur tekanan darah ( renin ) 5. Ekskresi zat beracun
Mekanisme pembentukan urin Filtrasi darah di glomerolus Reabsorbsi oleh tubuli Sekresi / ekskresi oleh tubuli
Filtrasi Glomerolus • Perpindahan cairan dan zat terlarut dari kapiler glomerolus kedalam kapsula bowman • Faktor yang mempengaruhi : 1. Membran kapiler glomerolus lebih permiabel dibanding kapiler lain sehingga filtrasi berjalan cepat 2. Tekanan darah dalam kapiler glomerolus lebih tinggi ok arteriol efern lebih kecil dibanding arteriol aferen
GFR ( Laju Filtrasi Glomerolus ): jumlah filtrat yang terbentuk permmenit ( pria 125 ml/menit, wanita 110 ml/menit ) • Faktor yang mempengaruhi GFR : 1. Tekanan filtrasi efektif 2. Autoregulasi ginjal 3. Stimulus simpatis ( stres, vasokonstriksi) 4. Obstruksi saluran urin 5. Kelaparan, diet rendah protein dan penyakit hati 6. Berbagai penyakit ginjal
Komposisi filtrat glomerolus = plasma • Sebagian albumin akan difiltrasi, tetapi sebagian besar diabsorbsi kembali di tubulus • Didalam urin tidak boleh ada SDM atau SDP
NEFRON Jumlah 1 – 3 juta Terdiri dari : - Glomerolus Tubulus proksimal Ansa henle Tubulus distal
GINJAL , penampang membujur Stephen JM cs, Patholphysiology of Disease , An introduction to cliniical medicine 2003
BATU PADA SAL KEMIH • Nephrolitiasis • Urolitiasis • Ureterolitiasis • Batu buli
Tipe batu • Batu calcium oxalat / phosphat atau mix
Evaluasi Laboratorium • CBC : Wbc ↑, • Kimia Klinik : BUN, Creatinin ↑ • Urinalisis : hematuria ( mikro / makro )
Sistinuria • Penyakit diturunkan secara otosomal resesive, membentuk batu pada sal kemih • Jika pada urin Sistin ditemukan : kondisi abnormal urin
ISK • ISK : Terdapatnyabakteriuridisertaireaksi inflamasi • Bakteriuria - Adanyakumandidalamurin - Bermakna : 105 bakt/ml - Tergantungcarapengambilan sample - Padawanitamudaurin S.P.P 102 bakt/ml - Bisadisertaipiuriatautanpapiuri • Piuria - Adanyalekositdalamurin 5/LPB - Bisa - disertaibakteriuri - steril TBC
KULTUR URIN • Indikasi : ISK, Sistitis, Pielonfritis dgn sepsis • Prosedur : • Urin fresh tidak boleh lebih 2 jam • Dengan pengawet/ kulkas • Sampel dari suprapubik puncture
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA I.S.K. 1. Faktor virulensi bakteri 2. Faktor kepekaan ekstrinsik 2.1. Pada wanita 2.1.1. Introitus 2.1.2. Urethra pendek 2.2. Pada pria Prostat mensekresi zat anti bakteri bila /(-) Bacterial prostatitis 3. Faktor kepekaan intrinsik Neurogenic bladder, rest urine, batu memudahkan infeksi.
4. Faktor ureter & ginjal • Adanya Vesicoureteral reflux, kualitas pristaltik ureter & kepekaan medula ginjal terhadap infeksi • Obstructive uropathy, renal blood flow & adanya benda asing me (+) kepekaan terhadap infeksi.
Tes Laboratorium Pemeriksaan Pada Penyakit Ginjal • Tujuan : • Mengetahui etiologi • Mengetahui fase awal dari gangguan ginjal • Memantau perjalanan penyakit
Pemeriksaan Penyaring Untuk Penyakit Ginjal • Darah lengkap • Urinalisis • Pemeriksaan asam urat, BUN, creatinin, Na, K, Cl, P, Ca dan asam urat
Parameter Rutin Untuk Diagnosis Penyakit Ginjal • Ureum serum • Kreatinin serum • Kliren Kreatinin • Proteinuria • GFR
Ureum • Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dilepas amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, • diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. • Batas normal ureum : 20 – 40 mg/dl
Kreatinin • Kreatinin merupakan produk sisa dari perombakan kreatin fosfat yang terjadi di otot. • Kreatinin adalah zat racun dalam darah, terdapat pada seseorang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal. • Nilai normal : 0,5 – 1,5 mg/dl • Ekskresi kreatinin meningkat pada penyakit otot.
Pemeriksaan Yang Terbaru Untuk Diagnosis Penyakit Ginjal • Mikroalbuminuria • Cistatin C
Mikroalbuminuria • Mikroalbuminuria adalah suatu keadaan dimana terdapat albumin di dalam urine sebesar 20 - 199 ug/menitapabila menggunakan sampel urine sewaktu atau 30 - 299 mg/24 jam apabila menggunakan sampel urine 24 jam
Skrening Mikroalbuminuria 1. Pasien diabetes Tipe 12. Pasien diabetes Tipe 23. Penderita Hipertensi
Persiapan • Sampel yang digunakan adalah urine yang dikumpulkan selama 24 jam dan tidak boleh terbuang. • urine sewaktu.Tetapi apabila menggunakan urine sewaktu harus diperiksa creatinin darahnya sebagai koreksi.
Sebanyak 25 hingga 40 persen penyakit gagal ginjal diderita oleh penderita diabetes. • Mereka yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit gagal ginjal, misalnya pada penderita diabetes • Mikroalbuminuria, merupakan tanda awal yang dapat berlanjut menjadi penyakit ginjal diabetes
DeteksiMikroalbuminuria • Teslaboratoriummikroalbuminuria, dapatdicapaidenganbeberapacara, yaitupengumpulan urine selama 24 jam untukestimasi AER( albumin ekscretion rate ), yang merupakangold standard. Jikasulituntukmendapatkanpengukuranurin 24 jam, makadilakukanpengumpulanurinsecara random untukmendapatkanalbumin creatinine ratio (ACR), ataukoleksiurinselama 4 jam atausemalamuntukmendapatkan AER, atauujimenggunakansampelurindipagiharidenganmenggunakan strip reagentkhusus. Setidaknya, dari 2 dari 3 tes yang berkesinambungan, harusdidapatkanhasilpositifmikroalbuminuria, sebelumseseorangdinyatakanpersistenmikroalbumnuria
Pada orang normal, mikroalbuminuria ditemukan dengan prevalensi 7 persen. Sementara pada penderita diabetes, prevalensi mikroalbuminuria berkisar antara 16-28 persen • Target pencapaian gula darah ini dijaga pada kisaran HbA1c dibawah 6.5 hingga 7.5 persen,
Mengontrol tekanan darah, merupakan faktor yang tak kalah penting. Tekanan darah sistolik dipertahankan dibawah 130 mmHg dan dibawah 80 mmHg untuk • Kontrol Kolesterol( TG kurang dari 200mg% )
Cistatin C • Cystatin C atau Cystatin 3 • semua sel yang berinti (inti sel yang mengandung DNA) menghasilkan cystatin C sebagai sebuah rantai yang terdiri dari 120 asam amino. Protein ini ditemukan hampir pada semua cairan jaringan dan cairan tubuh. • Cystatin C memiliki berat molekul rendah (sekitar 13,3 kilodalton )
Cistatin c…. • Kadar cystatin C kurang tergantung pada usia, jenis kelamin, ras dan massa otot sebagaimana dengan kreatinin. • kadar cystatin C dipengaruhi oleh merokok dan kadar protein C-reaktif.
Persiapan • Cystatin C bisa diukur dalam sebuah sampel serum acak • imunoasai seperti nefelometri atau turbidimetri • Nilai normal : 0,52 sampai 0,98 mg/L.
Kelebihan Cistatin C • Tidak bergantung jenis kelamin, masa otot, inteke protein, usia
PEMERIKSAAN KLIRENS KREATININ 1. Mengumpulkan urine selama 24 jam ( harus tepat ) 2. Mengukur volume urine 24 jam untuk menentukan volume (produksi) urine permenit 3. Mengambil contoh darah untuk penentuan kreatinin serum 4. Mengukur tinggi dan berat badan untuk menentukan luas permukaan tubuh ( nomogram Du Bois ) 5. Menghitung clearence creatinin dengan rumus
Cockcroft-Gault formula:(Clearance creatinin BB(kg)x(140-usia dalam thn) 72xcreatinin serum Jika wanita: hasil x 0.85
Nomogram Du Bois( DEWASA ) Luas permukaan tubuh ( m2 ) Tinggi badan ( cm ) Berat badan ( kg ) Dr.med. Puruhito Dasar-dasar pemberian cairan dan elektrolit pada kasus kasus bedah
Cara mendapatkan luas permukaan tubuh dengan nomogram Du Bois Contoh : Tinggi badan = 167 cm Berat badan = 60 cm Luas permukaan tubuh = 1,65 m2 Dr.med. Puruhito Dasar-dasar pemberian cairan dan elektrolit pada kasus kasus bedah
PEMERIKSAAN KREATININ DAN UREASEBAGAI PENGUKUR FUNGSI GINJAL Fungsi ginjal kreatinin serum↑ urea serum↑ BUN↑ Nilai normal kreatinin serum : 0,6 - 1,3 mg/dl urea serum : 20 - 30 mg/dl ( "BUN" : 10 - 20 mg/dl )
Penghitungan clearance creatinin dipengaruhi : - obesitas - edema - keadaan otot - Cachesia
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS GlOMEROLONEFRITIS CRONIK • Urin Lengkap (proteinuria, hematuria, cast eritrosit) • BUN • Kreatinin • Darah lengkap (LED↑)
PEMERIKSAAN NEFROTIK SINDROM • Urin lengkap(proteinuria, hematuria) • Darah lengkap(LED, PLT↑) • Kolesterol, LDL, HDL, Trigliserida
GAGAL GINJAL AKUT Keadaan klinik ok GFR turun mendadak klinis ditandai produksi urin turun mendadak <500 cc/24 jam disertai tanda2 uremia yg lain • dpt disebabkan faktor2 prerenal, renal, post renal • Patofisiologi: 1. Iskemia korteks ginjal 2. Obstruksi tubulus 3. Back-leak ultrafiltrat 4. Penurunan koef.ultrafiltrasi glom. (Kf)
Diagnosis GGA • Anamnesa: mencari etiologi pre& post ren. Spt. Kehilangan cairan/darah, tanda2 PJK, hipotensi, pemakaian obat2, penyakit sistemik ( DM, SLE, vaskulitis),adanya obstruksi (batu,prostat,tumor) • Fisik: status vol.sirkulasi (tek. V.Jugular rendah, hipotensi, vena perifer kolaps ), tanda2 obstruksi tanda2 peny.sistemik • Urinalisis : membedakan prerenal& renal • Penunjang: USG, Retr.pielografi, biopsi
Gagal ginjal akut prerenal Etiologi : • Hipovol.: - kehilangandarah/plasma -. Kehilangancairan :GIT,ginjal - redistribusiintraekstravask.: hipoalb.,peritonitis, resp.distres syndr., kerusakanototygluas - kekuranganasupancairan. • Vasodilatasisistemik: sepsis, sirosis, anafilaksisvasodilatasiok.obat, blokade ganglion • Penurunan CO: shock, infark, dekomp.,aritmia, tamponadejantung, emboli paru. • Kegagalanautoregulasi: vasokonstriksipreglom. atauvasodilatasipostglom.karenaobat
GGA renal • Peny.ginjal primer: GNA, nefrosklerosis, hipertensi maligna. • Nefritis interstitialis akut o.k alergi obat: ampisilin, NSAID, furosemid dsb. • Nekrosis tubuler akut (NTA)/ nefropati vasomotor akut o.k: 1. Tipe iskemik: lanjutan GGA prerenal 2. Tipe toksik: ok bahan nefrotoksik, aminoglikosid, merkuri, dsb. 3. Kombinasi: ok mioglobinuria, hemolisis intravaskuler,pigmen, malaria, sepsis,abortus.