140 likes | 689 Views
Aspek Farmakologik pada Gagal Ginjal Kronis. Wurjanto,dr,SpPD-KGH Divisi Ginjal Hipertensi RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Pada dasarnya fungsi ginjal adalah menyaring / membersihkan plasma darah dari bahan-bahan yang terlarut, termasuk disini obat-obatan
E N D
Aspek Farmakologik pada Gagal Ginjal Kronis Wurjanto,dr,SpPD-KGH Divisi Ginjal Hipertensi RSUD Dr.Moewardi Surakarta
Pada dasarnya fungsi ginjal adalah menyaring / membersihkan plasma darah dari bahan-bahan yang terlarut, termasuk disini obat-obatan • Sebagian besar obat-obatan akan diekskresikan lewat ginjal (urine), sehingga pemberian obat pada penderita GGK harus diperhatikan • Dosis obat-obatan yang diekskresikan lewat ginjal yang bersifat Nefrotoksik harus diperhatikan, karena dapat terjadi komulasi dan mempercepat kemunduran fungsi ginjal.
Pada GGK terminal yang sudah menjalani dialisis berhubung ada kehilangan obat lewat darah, selain toksitas juga perlu diperhatikan seberapa banyak dosis yang hilang, untuk mempertahankan efektifitasanya • Seperti diketahui pemakaian obat yang nefrotoksik dalam jangka lama dapat menimbulkan “drug induced Nefropati” yang akhirnya menjadi GGK terminal
Pemakaian obat pada GGK selain mengetahui obat Nefrotoksik, tetapi juga harus tahu ekskresinya lewat ginjal, hepar, atau feces, dan kelarutanya pada air (hydrophylic) atau lemak (Lyphophylic) • Termasuk obat yang Nefrotoksik : Aminoglikoside, Betalaktam, Fankomisin, Sulfonamid, Asiklovir, Rimfampisin, Amphoferisin B, Tetrasiklin, NSAID, Cyclosforin A, Metotrexate.
Macam Obat yang Nefrotoksik • Aminoglikoside : Efektif untuk gram negatif, tetapi Nefrotoksis. Pemakaian pada GGK dan GGK end stage yang Hemodialisa : • Dosis sama, interval diperpanjang • Dosis kecil interval sama • Monitor ureum/creatinin dn kadar obat dalam plasma • Sulfonamid : Ekskresi lewat ginjal, sering dipakai pada HIV/AIDS. Bila terpaksa dipakai: • Mempertahankan hidrasi diuresis 1500 cc/24 jam • Alkalinasi dengan sodium bicarbonat pH urine > 7,5 • Pemeriksaan urine berkala mendeteksi adanya Hematuria.
Macam Obat yang Nefrotoksik • Amphotericyn B : Obat jamur sangat Nefrotoksik, larut dalam air. Bila terpaksa dipakai : • Mencampur dengan intralipid • Dopamin agonis • Suplementasi garam infus • Dosis titrasi • Rimfampisin : Obat TBC, toksitas tergantung lama pemakaian bersifat reversible • Asiklovir : Anti virus tidak larut air, terjadi presipitasi pada tubulus obstruksi bersifat reversible • Penisilin, Sefalosforin, Betalaktam : Tidak langsung Nefrotoksik, tetapi terjadi Nefropati terutama metisilin, Penisilin, dan Ampisilin. Sefalosforin bila dosis tinggi dapat Nefrotoksis.
Macam Obat yang Nefrotoksik • Vankomisin : Sangat toksis, bila terpaksa dipakai harus monitoring yang ketat; urine, plasma darah, ureum / kreatinin. • NSAID : Menghambat efek Prostaglandin. Prostaglandin menimbulkan dilatasi kapiler ginjal, menurunkan resistensi kapiler ginjal, meningkatkan perfusi ginjal • Tetrasiklin : Menimbulkan Fanconis’s Syndrome, Hiperkatabolik degan kenaikan urea • Metotrexate : Dosis tinggi menimbulkan Tubular Nekrosis Akut dan pengendapan di Tubulus.