260 likes | 559 Views
BAB III Standar auditing. Standar auditing. Standar UMUM. 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
E N D
Standar UMUM 1. Audit harusdilaksanakanolehseorangataulebih yang memilikikeahliandanpelatihanteknis yang cukupsebagai auditor. 2. Dalamsemuahal yang berhubungandenganperikatan, independensidalamsikap mental harusdipertahankanoleh auditor. 3. Dalampelaksanaan audit danpenyusunanlaporannya, auditor wajibmenggunakankemahiranprofesionalnyadengancermatdanseksama.
Standarpekerjaanlapangan 1. Pekerjaanharusdirencanakansebaik-baiknyadanjikadigunakanasistenharusdisupervisidengansemestinya. 2. Pemahamanmemadaiataspengendalian intern harusdiperolehuntukmerencanakan audit danmenentukansifat, saat, danlingkuppengujian yang akandilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukupharusdiperolehmelaluiinspeksi, pengamatan, permintaanketerangan, dankonfirmasisebagaidasarmemadaiuntukmenyatakanpendapatataslaporankeuangan yang diaudit.
Standarpelaporan 1. Laporan auditor harusmenyatakanapakahlaporankeuangantelahdisusunsesuaidenganStandarAkuntansiKeuangan di Indonesia. 2. Laporan auditor harusmenunjukkanataumenyatakan, jikaada, ketidakkonsistenanpenerapanprinsipakuntansidalampenyusunanlaporankeuanganperiodeberjalandibandingkandenganpenerapanprinsipakuntansitersebutdalamperiodesebelumnya. 3. Pengungkapaninformatifdalamlaporankeuanganharusdipandangmemadai, kecualidinyatakan lain dalamlaporan audit.
Standarpelaporan 4. Laporan auditor harusmemuatsuatupernyataanpendapatmengenailaporankeuangansecarakeseluruhanatausuatuasersibahwapernyataandemikiantidakdapatdiberikan. Jikapendapatsecarakeseluruhantidakdapatdiberikan, makaalasannyaharusdinyatakan. Dalamhalnama auditor dikaitkandenganlaporankeuangan, makalaporan auditor harusmemuatpetunjuk yang jelasmengenaisifatpekerjaan audit yang dilaksanakan, jikaada, dantingkattanggungjawab yang dipikuloleh auditor.
SU 1. Audit harusdilaksanakanolehseorangataulebih yang memilikikeahliandanpelatihanteknis yang cukupsebagai auditor
SU 2. Dalamsemuahal yang berhubungandenganperikatan, independensidalamsikap mental harusdipertahankanoleh auditor Standarinimengharuskan auditor bersikapindependen, artinyatidakmudahdipengaruhi, karenaiamelaksanakanpekerjaannyauntukkepentinganumum (dibedakandalamhaliaberpraktiksebagai auditor intern) Auditor mengakuikewajibanuntukjujurtidakhanyakepadamanajemendanpemilikperusahaan, namunjugakepadakrediturdanpihak lain yang meletakkankepercayaan (paling tidaksebagian) ataslaporan auditor independen, seperticalon-calonpemilikdankreditur.
SU 3. Dalampelaksanaan audit danpenyusunanlaporannya, auditor wajibmenggunakankemahiranprofesionalnyadengancermatdanseksama Penggunaankemahiranprofesionaldengancermatdansaksamamenuntut auditor untukmelaksanakanskeptismeprofesional. Skeptismeprofesionaladalah yang mencangkuppikiran yang selalumempertanyakandanmelakukanevaluasisecarakritisbukti audit. Auditor menggunakanpengetahuan, ketrampilan, dankemampuan yang dituntutolehprofesiakuntanpublikuntukmelaksanakandengancermatdansaksama, denganmaksudbaikdanintegritas, pengumpulandanpenilaianbukti audit secaraobjektif.
Cakupanumumpemahamandengankliententang Audit atasLK (SA Seksi 310)
Risiko BAWAAN Risikobawaanadalahkerentanansuatusaldoakunataugolongantransaksiterhadapsuatusalahsaji material, denganasumsibahwatidakterdapatpengendalian yang terkait. Risikosalahsajidemikianlebihbesarpadasaldoakunataugolongantransaksitertentudibandingkandengan yang lain. Contoh: • Perhitungan yang lebihrumitlebihmungkindisajikansalahjikadibandingkandenganperhitungan yang sederhana. • Uangtunailebihmudahdicuridaripadapersediaanbatubara. • Akun yang terdiridarijumlah yang berasaldariestimasiakuntansicenderungmangandungrisikolebihbesardibandingkandenganakun yang sifatnyarelatifrutindanberisi data berupafakta. • Faktorkeusanganteknologimenyebabkanproduktertentumenjadiusang (persediaanover stated) • Kekurangan modal kerjauntukmelanjutkanusahaataupenurunanaktivitasindustri yang ditandaiolehbanyaknyakegagalanusaha
Risiko PENGENDALIAN Risikopengendalianadalahrisikobahwasuatusalahsaji material yang dapatterjadidalamsuatuasersitidakdapatdicegahataudideteksisecaratepatwaktuolehpengendalian intern entitas. Risikoinimerupakanfungsiefektivitasdesaindanoperasipengendalian intern untukmencapaitujuanentitas yang relevandenganpenyusunanlaporankeuanganentitas. Beberaparisikopengendalianakanselaluadakarenaketerbatasanbawaandalamsetiappengendalian intern.
Risiko DETEKSI Risikodeteksiadalahrisikobahwa auditor tidakdapatmendeteksisalahsaji material yang terdapatdalamsuatuasersi. Risikodeteksimerupakanfungsiefektifitasprosedur audit danpenerapannyaoleh auditor. Risikoinitimbulsebagiankarenaketidakpastian yang adapadawaktu auditor tidakmemeriksa 100 % saldoakunataugolongantransaksi, dansebagianlagikarenaketidakpastian lainyang ada, walaupunsaldoakunataugolongantransaksitersebutdiperiksa 100 %. Ketidakpastian lain semacamitutimbulkarena: • Auditor mungkinmemilihsuatuprosedur audit yang tidaksesuai, • Menerapkansecarakeliruprosedur yang semestinya, • Menafsirkansecarakeliruhasil audit Ketidakpastianlain tersebutdapatdikurangisampaipadatingkat yang dapatdiabaikanmelaluiperencanaandansupervisimemadaidanpelaksanaanpraktik audit yang sesuaidenganStandarPengendalianMutu.