150 likes | 565 Views
Kelas : C. Disusun Oleh : Dean Prasetya (105100301111022) Dhaniar Purwitasari (105100300111006 ) Dyah Intani E. (105100301111004) Ganggas Prasidya (105100701111034) Heru Eka L. ( 105100701111003) Indah Maharani (105100701111) Mardika Nur A. (105100713111001)
E N D
Kelas : C DisusunOleh : Dean Prasetya (105100301111022) DhaniarPurwitasari (105100300111006) DyahIntani E. (105100301111004) GanggasPrasidya (105100701111034) HeruEka L. (105100701111003) Indah Maharani (105100701111) MardikaNur A. (105100713111001) RiskaSafitri M. (105100301111059) UmmiMardiyah (105100307111001) VerdySunahwan (105100303111003) DosenPengampu: ArieFebriantoMulyadi, STP. MP JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
Menurut (Hudaya, 2008), iradiasi makanan adalah suatu teknik pengawetan makanan dengan menggunakan radiasi ionisasi secara terkontrol untuk membunuh serangga, kapang, bakteri, parasit atau untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan. • Jenis irradiasi makanan yang dapat digunakan untuk pengawetan bahan pangan adalah elektromagnetik yaitu radiasi yang menghasilkan foton berenergi tinggi sehingga sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksitasi pada materi yang dilalui.
Serbuk cabai dimasukkan ke dalam uji mikroba menggunakan metode ALT (Angka Lempeng Total). • Perhitungan mikroba ada dua yaitu sebelum dan sesudah penyinaran. Perhitungan ini dilakukan untuk melihat perbedaan jumlah bakteri yang didapat dalam suatu larutan.
Sebelum melakukan penanaman mikroba ruangan dan tempat penanamannya harus steril. Dari setiap pengenceran diambil 1 ml dan dimasukkan kedalam cawan petri serta dibuat duplo diantara lampu bunsen, selanjutnya ditambahkan media dan diratakan dengan membentuk angka 8 sampai media mengeras, diinkubasi pada suhu 25 C selama 24 jam dengan posisi terbalik agar bakteri yang dibawah bisa merata, kemudian dihitung.
Gambar 1. Grafik hubungan jumlah mikroba terhadap waktu variasi jarak
Pada jarak 25 cm selama 15 menit waktu penyinaran, jumlah mikroba yang terbunuh sebanyak 35 % dari jumlah mikroba sebelum penyinaran. • Dalam waktu penyinaran 60 menit untuk jarak yang sama maka terbunuh mikroba sebanyak 70% dari sebelum penyinaran, sedangkan dalam waktu 120 menit terbunuh jumlah mikroba sebanyak 90%. Sedangkan pada jarak 45 cm dari sumber jumlah mikroba yang terbunuh selama 15 menit waktu penyinaran yaitu hanya sekitar 6% dari sebelum penyinaran, untuk waktu penyinaran 60 menit terbunuh sekitar 29% dan pada waktu penyinaran 120 menit terbunuh sebanyak 89%.
Gambar 2. Grafik hubungan dosis serap terhadap jumlah mikroba dengan variasi jarak 25 cm.
Menunjukkanpadajarak 25 cm dengansampel 1 grdandosisserap 27 μGyjumlahmikroba yang matilebihsedikityaitudenganjumlahmikroba 3020 dari 4746 mikroba yang adadanketikadosisradiasiditingkatkanmenjadi 108 μGyjumlahmikroba yang mati pun akansemakinmeningkatyaitusebesar 2138 dari 7308 mikroba, danketikadosisserapditingkatkanlebihbesaryaitusekitar 216 μGymakajumlahmikroba yang matihampirsemuanyayaitu 937 dari 9537 mikroba yang terdapatdalamserbukcabaitersebut.
Gambar 3. Grafik hubungan dosis serap terhadap jumlah mikroba dengan variasi jarak 45 cm
ketika jarak sampel dengan sumber radiasi menjadi 45 cm dosis serap yang diterima sampel akan semakin kecil yaitu sebesar 8.30 μGy maka jumlah mikroba yang matipun sebesar 5047 dari 5370 mikroba yang ada, dan ketika waktu penyinaran ditingkatkan maka dosis serap yang dihasilkan juga meningkat sebesar 33,21 μGy maka jumlah mikroba menjadi 2813 dari 4004 mikroba sebelum penyinaran, selanjutnya peningkatan waktu penyinaran menghasilkan laju dosis serap ditingkatkan menjadi 66,42 μGy maka jumlah mikroba yang mati sebanyak 126 dari 1284.
Metode irradiasi makanan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam system pengawetan makanan. Jarak iradiasi yang lebih dekat pada sampel, menyebabkan mikroba yang mati menjadi lebih banyak. • Sehingga dapat disimpulkan penggunaan Co-60 dalam kondisi aman dapat dipakai sebagai suatu teknik pengawetan makanan.