150 likes | 476 Views
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DINAS PENDIDIKAN. BAHASA INDONESIA. MENUNJUKKAN RELEVANSI ISI DONGENG DENGAN SITUASI SEKARANG. STANDAR KOMPETENSI. 5. Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan. KOMPETENSI DASAR.
E N D
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DINAS PENDIDIKAN
BAHASA INDONESIA MENUNJUKKAN RELEVANSI ISI DONGENG DENGAN SITUASI SEKARANG
STANDAR KOMPETENSI 5. Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan KOMPETENSI DASAR 5.2 Menunjukkan relevansi isi dongeng yang diperdengarkan dengan situasi sekarang secara cermat
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu menemukan pokok-pokok isi dongeng yang diperdengarkan secara cermat 2. siswa mampu merelevansikan isi dongeng dengan situasi sekarang secara cermat
MATERI AWAL • Dongeng termasuk jenis karya sastra lama. Dongeng adalah cerita berdasarkan khayalan seseorang (tidak benar-benar terjadi). • Jenis dongeng : • Legenda : cerita asal-usul yang mengisahkan sejarah suatu kejadian, tempat, atau benda. Dalam cerita ini diselipkan beberapa kebenaran sejarah, tetapi kisah khayalan tetap yang mendominasi cerita. Contoh: Tangkuban Perahu. • Mite : cerita yang dianggap benar-benar terjadi dan disucikan. Isi cerita mengenai kehidupan para dewa atau roh-roh halus yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat waktu itu. Contoh : Candi Prambanan, cerita Lorojongrang. • Sage / hikayat : cerita yang berdasarkan perisriwa sejarah yang telah tercampur dengan fantasy rakyat. Misalkan cerita tentang kehidupan istana, kebesaran raja-raja, peperangan,dan kepahlawanan. Contoh : Hikayat Raja Kalbar, Hikayat Melayu. • Fabel : cerita khayalan dimana tokohnya diperankan oleh binatang. Contoh : Si Kancil dan Buaya. • Parabel : cerita yang menggambarkan sikap moral dan keagamaan dengan menggunakan ibarat dan perbandingan. Contoh: Gadis Penjual Korek Api.
MATERI LANJUTAN Isi pokok dongeng bisa ditentukan melalui tahapan alur dari dongeng yang disajikan. Adapun tahapan alur yang dimaksudkan antara lain Perkenalan yaitu tahap dimulainya cerita dengan dimunculkan tokoh-tokoh yang ada Konflik yaitu tahap munculnya permasalahan Konflik terbagi menjadi konflik fisik, batin, dan sosial. Perumitan yaitu tahap permasalahan mulai memuncak (cerita mulai panas) Klimaks yaitu tahap konflik berada di puncak (puncak masalah) Antiklimaks yaitu tahap penurunan konflik (masalah mulai reda) Penyelesaian yaitu tahap akhir cerita
Isi pokok dongeng juga dapat ditentukan melalui unsur intrinsik yang di dalamnya juga terdapat tahapan alur. Ada pun unsur intrinsik tersebut antara lain 1. Tema 2. Tokoh 3. Latar / Setting 4. Alur / Plot 5. Sudut pandang / Point of view 6. Amanat
Dongeng memiliki nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan seseorang. Melalui dongeng seseorang dapat menghargai orang lain, menyayangi orang lain, dan juga berbalas budi pada seseorang. Banyak keterkaitan antara isi dongeng dengan kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang terkandung di dalam dongeng tersebut bisa dijadikan acuan untuk menunjukkan relevansi isi dongeng, karena banyak hal yang terjadi di dalam isi dongeng, terjadi juga di dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dongeng dan menentukan isi pokok serta relevansi dengan situasi sekarang disampaikan secara lisan bersama siswa menggunakan teks dongeng berikut yang berjudul Pedagang yang Budiman.
PEDAGANG YANG BUDIMAN Sera adalah seorang pedagang keliling. Ia ramah dan selalu gembira. Sambil mnyusuri jalan ia menjajakan barang jualannya, “Barang bagus! Barang bgus! Siapa mau beli?” Sera senang jika ibu-ibu mau membelikan anak-anak mereka barang yang bagus. Hatinya puas melihat anak-anak tersenyum bahagia. Suatu hari, saat Sera sedang menyusuri jalan,ia melihat pedagang lain menyusuri jalan, ia melihat pedagang keliling lain bernama Taro. “Pergi Sera!” seru Taro marah.”Ini jalanku! Aku lebih dulu berada di jalan ini! Kau boleh berdagang di sini setelah aku pergi!” Sera segera pindah ke jalan lain. Taro mengetuk pintu rumah pertama. Seorang gadis kecil membuka pintu. “Oh , Nenek!” katanya memanggil neneknya. “Maukah Nenek membelikanku sesuatu?” “Kita tidak punya uang,” kata Nenek. “Tapi coba tanya pedagang itu. Apa dia mau menukar barang yang kamu suka dengan kendi hitam kita?”
Ketika si gadiskeluar, ia melihatkan kendi hitam kepada Taro. Taro mengamati dan membuat goresan kecil pada kendi itu. Ia sangat terkejut, ternyata kendi hitam itu terbuat dari emas. Timbul ide liciknya. Wanita tua ini tidak tahu kendinya terbuat dari emas. Akan kukatakan kendi ini jelek. Lantas aku pergi. Nanti aku kembali dan membelinya dengan harga yang sangat murah. Begitu pikir Taro. Lalu iapun berkata, “Kendi ini tidak bagug!” Setelah mengembalikan kendi pada gadis kecil itu, ia segera pergi. Tak lama kemudian, Sera melewati jalan itu. “Barang bagus!” serunya. “Siapa mau beli? Siapa mau beli?” Saat gadis kecil itu melihat Sera, ia berkata, “Nenek, boleh aku bertanya ke pedagang itu? Mungkin dia mau menukar barang yang kubutuhkan dengan keni ini...” “Kata pedagang yang tadi kendi ini jelek,” sahut Nenek. “Tapi coba tanya pada pedagang ini.” Gadis kecil itu memanggil Sera. “Maukah Bapakmenukar kendi nenekku dengan barang bagus yang kubutuhkan?”
Sera mengamati kendi itu. Ia melihat goresan yang dibuat oleh Taro. “Nyonya!” katanya pada si Nenek. “Kendi ini terbuat dari emas!” Nenek memandang dengan takjub. “Tapi kata pedagang yang tadi, kendi ini tidak bagus!” sahutnya. “Oh tidak,” kata Sera. “Kendi ini terbuat dari emas. Aku akan membayar dengan semua uangku yang ada. Lalu aku akan kembali membawa uang lebih banyak.” Ia tersenyum pada gadis kecil itu. “Gadis kecil, ambillah beberapa barang yang kamu mau,” katanya. Setelah Sera pergi, datanglah Taro si pedagang pertama tadi. Ia berkata, “Aku telah berjalan jauh. Tapi aku teringat pada cucumu yang ingin barang daganganku. Aku akan memberi beberapa yang ia mau. Tukarlah dengan kendi hitam milikmu. “ Nenek lalu menceritakan apa kata Sera tentang kendi tuanya. “Ia memberi kami uang banyak. Nanti ia akan kembali membawa uang lebih banyak.”
MATERI AKHIR “Uang lebih banyak?” seru Taro kecewa. “Dia harus memberiku uang juga. Bagaimanapun, aku yang pertama melihat kendi itu!” Taro terus bersungut-sungut. Gadis kecil dan neneknya hanya tersenyum geli melihatnya. Mereka bersyukur bertemu Sera si pedagang yang jujur. Besoknya, Sera berhasil menjual kendi dengan harga yang tinggi. Ia membayar lebih banyak pada Nenek. Saat pulang, ia berkata pada istrinya, “Aku telah melakukan yang terbaik pada kendi itu. Aku telah melakukan yang terbaik, sangat baik.” “Apakah kamu akan kaya?” tanya istrinya. “Benar,” kata Sera. “Aku merasa kaya sekarang, karena bisa memberikan sesuatu kepada orang yang tidak mampu. Mampu membantu orang lain yang kesusahan, membuatku merasa sangat bahagia....”
REFERENSI Parmin, Jack. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Surabaya PT. Edumedia
PENYUSUN NAMA Wulandari, S.Pd. NIP 19811010 200604 2 018 TEMPAT TUGAS SMP NEGERI 21 PONTIANAK PHOTO