490 likes | 774 Views
Pesan Prapaskah 2012. Paus Benediktus XVI. Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik Ibr 10:24. Masa prapaskah = waktu yg baik utk merefleksikan inti hidup kristiani, y.i. CINTAKASIH.
E N D
Pesan Prapaskah 2012 Paus Benediktus XVI
Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik Ibr 10:24
Masa prapaskah = waktu yg baik utk merefleksikan inti hidup kristiani, y.i. CINTAKASIH. Dengan bantuan Kitab Suci membaharui jalan iman sbg pribadi mau-pun komunitas. Jalan itu ditandai oleh doa, derma, keheningan dan puasa sbg persiap-an Paskah
Marilah kita saling memperhatikan supa-ya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Ibr 10:24 Percaya kepada Kristus Imam Agung yang telah menda-pat pengampunan bagi kita dan mem-buka jalan bagi kita kepada Allah.
Merangkul Kristus membuahkan kebajikan teologis: 1. Menghadap Allah dg hati yg tulus ikhlas dan keyakinan iman yg teguh (22). 2. Berpegang teguh pd pengakuan ttg peng-harapan kita (23). 3. Menjalani hidup pe-nuh kasih dan peker-jaan baik. Bersama saudara-sau-dara kita.
Untuk membangun hidup berdasarkan firman Tuhan perlu mengambil bagian dalam liturgi dan doa bersama.
Mari kita memusatkan diri pada ayat 24 yg mengandung ajaran aktual ttg ketiga segi kehidupan kristiani: 1. Peduli akan orang lain 2. Hubungan timbal balik 3. Kekudusan pribadi
1. “Marilah kita peduli satu sama lain.” Tanggungjawab terhadap saudara-saudari kita. Peduli – bhs Yunani ka-tanoein, artinya menga-mati, mencermati Perhatikanlah burung gagak yg tidak menabur … namun diberi makan oleh Allah Lk 12:24 Pandanglah kpd Imam Besar yg kita akui, yaitu Yesus (Ibr 3:1)
Jadi, PEDULI ber-arti: memandang orang lain, perta-ma-tama Yesus, merasa prihatin satu sama lain, tidak menyendiri dan cuek terha-dap nasib sauda-ra-saudara kita.
Sebaliknya . . . Emangnya gue pikirin?!
Tetapi sering sikap kita sebaliknya: tak peduli, tak berminat thd or lain karena egois dgn kedok ‘privacy’. Dewasa ini pun Tuhan memanggil kita un-tuk peduli satu sama lain, menjadi penjaga satu bagi yang lain.
Kain, di mana Habel adikmu? Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?
Kita dipanggil untuk membangun relasi dgn memperhatikan kesejahteraan inte-gral yang lain. Perintah utama “kasihilah satu sama lain” minta bhw kita mengakui tanggung jawab kita thd mere-ka yang seperti kita adalah ciptaan dan anak-anak Allah
Menjadi saudara sbg sesama manusia, dan sering juga saudara seiman, menolong kita untuk mengenali org lain sbg alter ego, yang dikasihi Allah tanpa batas. Kalau kita memupuk cara memandang or lain sbg saudara, maka solidaritas, keadil-an, kemurahan hati dan belaskasihan akan membual dgn sendirinya dr hati kita.
Paus Paulus VI berkata bhw dunia kita ini merana krn kurang persaudaraan. “Masyarakat manusia sakit parah. Sebabnya bukan terlebih krn kekurangan sumber alam, atau karena ulah segelintir org yg beruntung, tetapi karena melemahnya tali persaudaraan an-tara pribadi-pribadi dan bangsa-bangsa (Populorum Progressio 66)
Peduli akan or lain berarti menginginkan apa yang baik buat mereka: fisik, moral dan spiritual. Kebudayaan zaman ini seo-lah kehilangan rasa baik dan jahat, namun sangat perlu mengakui bahwa ke- baikan itu ada, dan Allah murah hati dan bertindak dgn murah hati (Mzm 119:68) Kebaikan ialah apa yang memberi, melindungi dan memajukan kehidupan, persaudaraan dan persatuan.
Tanggungjawab thd or lain berarti mengingin-kan dan mengusaha-kan kebaikan or lain, dgn harapan mereka pun menjadi peka akan kebaikan dan tuntutan-nya. Peduli or lain berarti sadar akan kebutuhan mereka. Alkitab mengingatkan kita akan bahaya bhw hati kita bisa membatu oleh semacam mati rasa rohani yang membuat kita kebal thd pende-ritaan orang lain.
Lukas menceritakan dua perumpamaan: Orang Samaria yang baik dan Perumpamaan si kaya dan Lazarus.
Orang Samaria yang baik Orang Lewi dan imam itu lewat dari seberang jalan. Or Samaria menolong.
Kedua perumpamaan merupakan contoh keba-likan dari sikap peduli. Apa yang menghalangi kita utk memandang orang lain dgn kasih sayang? Bisa harta milik atau rasa puas, atau kecenderungan utk mengutamakan kepentingan dan masalahku di atas segala yang lain.
Jangan biarkan hati begitu terbungkus oleh masalah dan persoalan sehingga tidak mampu lagi mendengar seruan orang miskin. Kerendahan hati dan pengalaman penderitaan bisa membangkitkan dalam diri kita rasa belas kasih dan empati. “Orang benar mengerti perkara orang miskin, orang jahat tak mampu memahaminya.” Ams 29:7
Maka bisalah kita memahami Sabda Bahagia ini: Berbahagialah org yg berdukacita, krn mrk akan dihibur. (Mat 5:4) Mereka mampu melihat lbh jauh dr diri sendiri, dan merasa ikut berduka dg orang lain. Membuka diri bagi or lain dan membuka hati bagi kebutuhan mrk bisa menjadi kesempatan diselamatkan dan diberkati.
Peduli or lain ber-arti juga peduli akan kesejahteraan rohaninya. Ada satu segi hidup kristiani yg agak-nya sdh terlupa-kan, yaitu koreksi persauda-raan demi kesela-matan or itu.
Kita sangat peka thd kesejahteraan fisik dan materi sesama, tetapi hampir bungkam ttg tanggung jawab rohani thp sesama. Tidak demikian di Gereja purba, dan di komuni-tas-komunitas yang matang imannya. Mrk tidak hanya peduli ttg kesehatan badan sesamanya, tetapi juga ttg kesehatan rohani sesama serta tujuan terakhir.
Kata Alkitab: “Kecamlah orang bijak, maka ia akan mengasihi engkau. Nasihatilah or bijak, maka ia akan lebih bijak. Ajarilah or benar, maka pengetahuannya akan bertambah.” (Amsal 9:8b-9) Kristus sendiri menyuruh kita menegur or yg berdosa: “Apabila sdrmu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah 4 mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu, engkau telah mendapatnya kem-bali. Jika ia tidak mendengarkan engkau…” (Mat 18:15)
Janganlah ikut mengambil ba-gian dalam perbuatan2 kege-lapan yg tidak bebuahkan apa2, tetapi telanjangilah perbuatan2 itu. (Ef 5:11) Memberi ‘koreksi persaudaraan’, ‘menelanjangi perbuatan2 gelap’ = elenchein (Yun) Or kristiani memp misi kenabian utk protes thd kejahatan yg dilakukan orang2 angkatannya. Tradisi Gereja menganggap menasihati or ber-dosa sbg salah satu karya belaskasihan. Penting memulihkan kembali dimensi kasih Kristiani ini.
Dewasa ini ada banyak or kristiani krn sungkan atau ta-kut repot lebih suka diam saja dp mengingatkan sdr2nya thd cara berpikir dan cara bertin-dak yang berlawanan dengan kebenaran dan tidak mengikuti jalan kebaikan. Jangan diam saja berhadapan dg kejahatan! Teguran kristiani tak pernah diberi utk memper-salahkan atau menuduh, tp selalu timbul dari kasih dan belaskasihan, dari kepedulian sejati untuk kebaikan orang itu.
Kata S. Paulus: “Kalau seo-rang kedapatan melaku-kan suatu pelanggaran, maka kamu yg rohani, hrs memimpin or itu ke jalan yg benar dlm roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri spy kamu juga jangan kena pencobaan.” (Gal 6:1) Dlm dunia yg diresapi oleh individualisme, sa-ngat penting utk menemukan kembali penting-nya koreksi persaudaraan, shg kita bisa berja-lan bersama menuju kekudusan.
Kata Alkitab, “Or benar ja-tuh tujuh kali.” (Ams 24:16) Kita semua lemah dan tidak sempurna “Jika kita berka-ta bhw kita tidak berdosa, kita menipu diri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. (1Yoh 1:8) Jadi membantu or lain, dan menerima bantuan or lain spy lebih terbuka thd kebenaran ttg diri sendiri, memperbaiki hidup dan berjalan dg lebih benar di jalan Tuhan, merupakan pela-yanan yang amat penting.
Kita selalu mem-butuhkan pan-dangan yg me-ngasihi dan me-nasihati, yang mengetahui dan memaklumi, yg menimbang-nim-bang dan mengam-puni. Begitu juga Tuhan berbuat thd diri kita. (bdk Luk 22:61)
2. Peduli satu sama laih, anugerah timbal balik Masyarakat zaman ini buta thd penderitaan fisik serta tuntutan rohani dan moral kehidupan. Hidup hanya terbatas pd hdp di bumi ini. Perspektif eskatologis tidak dilihat, norma mo-ral tergantung dari kebebasan pribadiku. Janganlah demikian dalam komunitas Kristiani! “Marilah kita mengejar apa yg mendatangkan damai sejahtera dan yg berguna utk saling membangun.” (Rm 14:19)
“Setiap org di an-tara kita hrs men-cari kesenangan sesama kita demi kebaikannya utk membangunnya.” (Rm 15:2) “Aku pun berusaha menyenangkan hati semua org dlm sgl hal, bukan utk kepen-tinganku sendiri, melainkan utk kepen-tingan or banyak, spy mrk beroleh sela-mat.” (1Kor 10:33)
Saling mengoreksi dan saling mendukung dgn rendah hati dan penuh kasih harus menjadi bagian dari kehidupan komunitas kristiani.
Murid2 pertama, bersatu dg Yesus melalui Ekaristi, hidup dlm persau-daraan terikat satu sama lain seperti satu tubuh. Itu berarti, yg lain adalah bagian dariku, hidup dan keselamatannya menyangkut hidup dan keselamatanku sendiri. Eksistensiku terkait dg eksistensi or lain, dalam hal yang baik maupun hal yang buruk.
Baik dosa maupun per-buatan kasih punya dampak sosial. Hubungan timbal balik itu nampak dlm Gereja= Tubuh Mistik Kristus. Umat terus bermati raga dan mohon ampun atas dosa para anggotanya, ttp juga bersuka-cita atas kebajikan dan kasih yang ada di te-ngahnya. “Anggota2 yang berbeda-beda itu harus saling memperhatikan”, (1Kor 12:25) karena kita ini satu tubuh.
Perbuatan kasih kpd sdr2 mis-kin, spt memberi derma, yg dgn doa dan puasa menjadi ci-ri khas prapaskah, berakar dalam kenyataan bhw kita bagian satu sama lain. Or Kristiani juga bisa mengungkapkan keterli-batannya dalam satu Tubuh Kristus = Gereja, dgn keprihatinan konkret thd or termiskin. Saling peduli juga berarti mengakui dan bersyu-kur atas kebaikan dan keajaiban yang dilaku-kan Tuhan yg Mahabaik dalam diri orang lain.
Bila or. Kristiani melihat Roh Kudus bekerja dalam diri orang lain, mau tak mau mereka bersyukur dan memberi kemuliaan kepada Bapa di surga. Mat 5:16
3. Untuk membangkitkan jawaban kasih dan perbuatan baik berjalan bersama dlm kekudusan
Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pe-kerjaan baik Ibr 10:24 Kata2 itu mengajak kita merefkesikan panggilan kita semua menjadi kudus, Menempuh jalan kehi-dupan rohani sementa- ra kita berusaha memperoleh karunia yg palingutama, yaitu KASIH. (1Kor 12:31 – 13:13)
Peduli satu sama lain akan memacu kasih yg semakin besar, bagaikan CAHAYA FAJAR, yang kian bertambah terang sampai rembang rengah hari. (Amsal 4:18)
Sayangnya, selalu ada godaan utk menjadi suam-suam kuku, memadamkan roh, menolak utk mengembangkan talenta yg kita terima untuk kebaikan diri kita sendiri dan sesama (bdk Mat 25:25 dst
Kita semua telah menerima kekayaan rohani dan materi yang diberi utk meng-genapi rencana Allah, demi kebaikan Gereja dan keselamatan kita. (Luk 12:21b, 1Tim 6:18) Dalam kehi-dupan iman, orang yang tidak maju, pasti mundur.
Kita diundang menjadi or kristiani yg unggul. Kebijaksanaan Gereja utk mengakui dan me-nyatakan orang-orang tertentu sbg or kudus ialah spy kita meneladan mereka.
Dunia menuntut dari or kristiani kesaksian yang dibaharui akan kasih dan keseti-tiaan kpd Tuhan. Semoga kita merasa kebutuhan mendesak utk saling mendahului dlm cintakasih, pelayanan dan perbuatan baik (Ibr 6:10). Panggilan itu terlebih mendesak di masa Prapaskah ini
Terimalah salam dan doaku. Semoga masa Prapaskah anda diber-kati dan menghasilkan buah-buah baik. Saya mempercayakan anda kepada Santa Pe-rawan Maria dan de-ngan sepenuh hati me-nyampaikan berkat Apostolikku. Dari Vatikan, Benediktus XVI
Angela Merici Biblical Center Jln. Supratman 1, Bandung Tiap Selasa jam 18.00-19.30 http://ambcosu.wordpress.com