10 likes | 196 Views
7 mereka, dan mencontoh bagaimana kedua orangtuanya memperiakukan orang lain, sebab pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak tetjadi proses imitasi dan identifikasi anak terhadap orang tuanya (dalam Hawari, 1997). Bagi anak, apa yang sudah dialami, terinternalisasi dalam diri si anak/.
E N D
7 mereka, dan mencontoh bagaimana kedua orangtuanya memperiakukan orang lain, sebab pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak tetjadi proses imitasi dan identifikasi anak terhadap orang tuanya (dalam Hawari, 1997). Bagi anak, apa yang sudah dialami, terinternalisasi dalam diri si anak/ remaja tanpa sadar dan tanpa dikehendaki. Misainya saja kasus penyalahgunaan obat, penyimpangan seksual, pembunuhan, perkeiahian antar geng, kehamilan remaja, atau abortus, bahkan fenomena di mana seorang anak yang tega membunuh ayah kandungnya pun terjadi dengan berbagai macam aiasan, misainya perebutan warisan, dendam dan lain sebagainya. Kasus Ambrani, remaja pria yang baru berusia 15 tahun, misainya, sudah berani membunuh ayah yang notabene adalah ayah kandungnya. Ambrani membunuh sang ayah karena merasa sudah tidak tahan melihat perlakuan si ayah yang semakin kejam dan selalu menyiksa Ambrani sekeluarga terutama terhadap ibu Ambrani. Ambrani pun dikenai pasal 338 KUHP yaitu tentang pembunuhan, dan Ambrani pun dituntut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut, Debbi (2003) di dalam Tabloid Nova. Fenomena ini terjadi, sering disebabkan oieh keku rang mam puan remaja untuk mengarahkan emosinya secara positif, yang kesemuanya berawal dari kurangnya dukungan yang positif dari lingkungan terutama lingkungan keluarga yaitu orang tua mereka, artinya perbuatan keji atau hubungan yang buruk dalam keluarga memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kenakalan remaja. Dari pemaparan teori dan beberapa kasus vang dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpuian bahwa kenakalan remaja bukanlah suatu keadaan yang berdiri dengan sendirinya, namun merupakan perpaduan dari berbagai kondisi yang