170 likes | 584 Views
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DINAS PENDIDIKAN. JUDUL MATERI. Puisi Lama ( Pantun ) Mengungkapkan Pendapat Tentang Pembacaan Puisi. STANDAR KOMPETENSI. Mengungkapkan pendapat tentang pembacaan puisi. KOMPETENSI DASAR.
E N D
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DINAS PENDIDIKAN
JUDUL MATERI Puisi Lama ( Pantun ) Mengungkapkan Pendapat Tentang Pembacaan Puisi
STANDAR KOMPETENSI Mengungkapkan pendapat tentang pembacaan puisi KOMPETENSI DASAR Menanggapi pembacaan puisi lama tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
TUJUAN PEMBELAJARAN • Memahami pengertian dan jenis puisi lama • Dapat membuat puisi lama (pantun) • Siswa mampu berbalas pantun dengan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat dan mampu menanggapinya. • Mampu mampu menyampaikan penilaian terhadap penampilan temannya.
MATERI AWAL Pengertian puisi lama Ciri-ciri puisi lama (pantun) Contoh-contoh puisi lama Aspek-aspek penilaian dalam pembacaan pantun; lafal, intonasi, ekspresi.
PENGERTIAN PUISI LAMA Puisi Indonesia lama yang dipengaruhi puisi Melayu Klasikyang mengekspresikan pikiran, gagasan dan perasaan orang atau masyarakat pada zaman itu. Lahirlah bentuk puisi lama dalam bentuk mantra, seloka, gurindam, pribahasa berirama, pantun, dan syair. Namun bentuk yang paling banyak dan berkembang di masyarakat adalah pantun dan syair.
CONTOH – CONTOH PUISI LAMA Mantra merupakan bentuk puisi lama paling tua, yaitu untaian kata-kata yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Karena itu, tidak semua orang boleh mengucapkan mantra. 2. Seloka berasal dari bahasa sanskerta Sloka bentuk puisi Melayu Klasik yang memuat perumpamaan yang mengandung senda gurau, kejenakaan, impian, sindiran, atau ejekan. Seloka ada yang terdiri atas empat atau enam larik, seperti halnya puisi lama lainnya, hanya penggunaannya dilakukan secara terbatas. Karena bentuk fisik sama, ada yang beranggapan bahwa seloka merupakan jenis pantun.
3. Gurindam yaitu jenis puisi lama yang berasal dari tamil. Setiap bait gurindam terdiri atas dua larik. Larik pertama sebagai sampiran (syarat) dan larik kedua sebagai isi (jawab). Pada umumnya isi dari gurindam adalah nasihat. Contoh gurindam yang terkenal adalah Gurindam XII Karangan Raja Ali Haji. 4. Pribahasa atau Pribahasa Berirama Pribahasa yang berupa prosa biasanya berupa bidal ( peparah yang mengandung nasehat, sedangkan dalam bentuk puisi biasanya pribahasa berirama.
5. Pantun bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik dalam tiap bait. Setiap bait terdiri dari 8-12 suku kata. Larik 1 dan 2 sebagai sampiran, sedangkan baris 3 dan 4 merupakan isi, dan bersajakan ab-ab. 6. Syair Puisi lama yang memiliki bentuk hampir sama dengan pantun. Setiap bait syair terdiri atas 4 larik. Setiap larik terdiri dari 8-13 suku kata. Perbedaan dengan pantun terletak pada persajakan akhir yaitu aa-aa.
ASPEK PENILAIN DALAM PEMBACAAN A. Lafal suatu usaha atau cara pengucapan bunyi bahasa, baik suku kata ,kata, frasa, maupun kalimat sesuai dengan jiwa dan tema puisi. Nilai keindahan suatu kata terlihat dari dua hal, yaitu keindahan bunyi dan keindahan maknanya. Kedua nilai keindahan itu PEMBAGIAN LAFAL 1. Bunyi Vokal Yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan oleh getaran pita suara dan tanpa penyempitan dalam salluran suara pada bagian tenggorokan isi pita suara.
2. Bunyi Konsonan Bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat aliran udara pada saluran suara di atas celah diantara kedua selaput suara. B. Intonasi Pembacaan puisi yang berkaitan dengan ketepatan penyajian tinggi irama puisi. Bagian dari intonasi yaitu : ♠ Irama ♠ Tekanan dinamik ♠ Tekanan nada ♠ Tekanan tempo
Ekspresi Suatu faktor nonkebahasaan yang harus dimiliki oleh pembaca puisi dan turut menentukan keberhasilan dalan pembacaan puisi, antara lain: sikap, gerak gerik dan mimik, volume suara, serta kelancaran dan kecepatan.
REFERENSI Tatang, Atep, Maman Nenden, Euis Susilawati, 2012, Bahasa Indonesia Bahasa Negeriku, Tiga Serangkai/Platinum; Solo. Tim Cerdas Komunika, 2012, Bahasa Indonesia Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa, PT. Sewu; Bandung.
PENYUSUN NAMA Mudaib, S.Pd NBM 771 366 TEMPAT TUGAS SMA MUHAMMADIYAH I PONTIANAK PHOTO