1 / 33

ASSESMEN PEMBELAJARAN

ASSESMEN PEMBELAJARAN. P rogram Mobilisasi Dosen Pakar/Ahli (PMDPA) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Dr. H. Baso Amri Mursyid, M.Si hbasoamri44@yahoo.co.id Jombang , Nopember 2013. ASESMEN MENYELURUH DAN BERKELANJUTAN. Konsep Asesmen/Penilaian

xenon
Download Presentation

ASSESMEN PEMBELAJARAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ASSESMEN PEMBELAJARAN Program Mobilisasi Dosen Pakar/Ahli (PMDPA)DirektoratJenderalPendidikanTinggiDepartemenPendidikanNasionalDr. H. Baso Amri Mursyid, M.Sihbasoamri44@yahoo.co.idJombang , Nopember 2013

  2. ASESMEN MENYELURUH DAN BERKELANJUTAN Konsep Asesmen/Penilaian Dasar Implementasi UU No.20 Tahun 2003 Sistim Pendidikan Nasional dan PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Asesmen internal adalah penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung Asesmen eksternal adalah penilaian yang dilakukan oleh pihak yang tidak melaksnakan pembelajaran (

  3. Asesmen Menyeluruh dan Berkelanjutan • Ada 4 istilah yang brkaitan dengan konsep asesmen yaitu : 1. Pengukuran 2. Pengujian 3. Penilaian atau asesmen 4. Evaluasi

  4. Proses Asesmen Memberi Manfaat : 1. Memberi umpan balik 2. Memantau dan mendiognosis • Umpan balik bagi guru • Sebagai masukan bagi guru • Memebrikan informasi bagi ortu,komite • Umpan balik kepada stakeholders

  5. Proses asesmen berfungsi : • Menggambarkan penguasaan kompetensi • Mengevaluasi hasil belajar • Menemukan potensi dan kesulitan belajar • Menemukan kelemahan dan kekurangan • Sebagai kontrol bagi dan sekolah

  6. Kriteria Asesmen : • Validitas • Reliabilitas • Terfokus • Komperhensip • Objektivitas • Mendidik

  7. Prinsip-prinsip Asesmen • Memandang asesmen dan pembelajaran secara menyeluruh dan terpadu • Asesmen sebagai cermin diri • Melakukan berbagai strategi, model dan teknik asesmen • Mempertimbangkan kebutuhan khusus siswa • Mengembangkan sistim pencatatan • Asesmen berbasis kelas yang berkesinambungan

  8. Taksonomi • Taksonomi adalah keberhasilan proses pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku. • Ada 3 macam tingkah laku yang dikenalkan oleh Bloom(Taksonomi Bloom)yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang sangat bersifat mental. • Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan dalam 3 ranah yaitu : ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

  9. Asesmen Aspek Kognitif • Asesmen Aspek Kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarkis yang meliputi 6 tingkatan yitu : pengetahuan, pemahaman, aplikasi , analisis, sintesis dan evaluasi. • Formulasi untuk membuat instrumen asesmen untuk mengukur ranah kognitif : pengetahuan (40%), Pemahaman (20%), aplikasi (20%),analisis (10%), sintesis (5%) dan evaluasi (5%)

  10. Asesmen Aspek Afektif • Asesmen aspek afektif dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen misalnya angket,kuesioner, inventori dan pengamatan. • Prosedur untuk membuat instrumen asesmen aspek afektif yaitu : dimulai dengan penentuan definisi konseptual dan defenisi operasional kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator.

  11. Contoh : membuat instrumen ranah afektif Langkah-langkah penyusunan instrumen : • pilih ranah afektif misalnya sikap,minat dll • Tentukan indikatornya • Tentukan tipe skala yang akan digunakan misalnya skala likers dengan 4 skala (SS, S, KS, TS) • Telaah instrumen oleh teman sejawat • Perbaiki instrumen • Tentukan skor inventori • Buat hasil analisis

  12. Asesmen Aspek Psikomotorik • Penilaian aspek psikomotorik lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada eaksi-reaksi fisik. • Asesmen aspek psikomotorik hendaknya mencakup persiapan, proses dan produk yang dilakukan pada saat proses pembelajaran (unjuk kerja) berlangsung atau setelah proses pembelajaran selesai • Hasil belajar aspek psikomotorik dapat dibedakan 5 peringkat : 1. imitasi 2. manipulasi 3. presisi 4. artikulasi 5. naturalisasi

  13. Asesmen aspek psikomotorik mencakup • Kemampuan peserta didik menggunakan alat dan sikap kerja • Kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan pekerjaan • Kecepatan peserta didik dalam mengerjakan tugas yang diberikan • Kemampuan siswa membaca gambar dan simbol • Keserasian bentuk dengan yang diharapkan atau ukuran yang telah ditentukan.

  14. Asesmen aspek psikomotorik • Dilakukan dengan menggunakan tes unjuk kerja, lembar tugas dan lembar pengamatan • Dapat dilakukan dengan 2 cara : 1. asesmen berbasis kelas = dilaksnanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran mis.mengamati, mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan yang diajukan 2. asesmen secara berkala = tidak lakukan secara terus menerus, tapi ada wktu tertentu setelah peserta didik telah mempelajari beberapa indikator pada satu kompetensi dasar.

  15. Kriteria dan rubrik asesmen aspek psikomotorik * Pada umunya kriteria terdiri atas 2 hal yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, yaitu : 1. skor, misalnya 1, 2, , 3, 4 dan 5 2. kriteria yang harus dicapai untuk memenuhi skor tersebut. * Banyak sedikitnya gradasi skor tergantung jenis skala penilaian yang digunakan serta hakekat kerja yang akan dinilai

  16. Langkah-langkah asesmen • Menetapkan pencapaian indikator dari setiap SK dan KD • Melakukan pemetaan SK, KD dan pencapaian indikator Proses pemetaan ini dikenal dengan istilah pengembangan silabus kemudian hasil pengembangan silabus ini dijabarkan lagi secara terperinci dalam format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Penilaian, yang dibuat oleh guru dengan dibimbing dan arahan kepala sekolah dan tim kurikulum.

  17. Format Pengembangan Silabus dan RPP

  18. setiap pencapaian indikator dikembang oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan (intake) peserta didik • SK dapat dijabarkan menjadi beberapa KD dijabarkan menjadi beberapa pencapaian indikator • Setiap penjabaran indikator disesuaikan dengan keluasan dan kedalam dari SK dan KD • Pencapaian indikator yag menjadi bagian dari pengembangan silabus dan RPP yang sangat erat kaitannya dengan penentuan metode dan teknik asesmen

  19. Teknik dan metode asesmen • Untuk menentukan teknik dan metode penilaian yang mengacu pada pencapaian indikator dari SK maupun KD perlu memperhatikan aspek indikator tersebut : • Apabila aspek pencapaian indikator menuntuk untuk melakukan sesuatu, maka teknik dan metode asesmen menggunakan pendekatan unjuk kerja • Apabila aspek pencapaian indikator menuntuk untuk memahami sesuatu konsep, maka teknik dan metode asesmen menggunakan pendekatan tertulis (obyektif tes) • Apabila aspek pencapaian indikator menuntuk untuk melakukan investigasi terhadap suatu hal, maka teknik dan metode asesmen menggunakan pendekatan proyek • dll

  20. Format menentukan Teknik / Metode Assesmen

  21. Pengolahan dan Intrepretasi Data • Pengolahan hasil asesmen/penilaian a. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai/skor standar dengan mengacu pada kriterium/patokan b. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai/skor standar dengan mengacu pada norma atau kelompok 2. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai/skor standar dengan menggunakan berbagai macam skala : • Skala lima (stanfive) yaitu standar berkala 5 yang dikenal istilah nilai huruf A, B, C, D dan E • Skala sembilan(stanine) yaitu nilai standar berskala sembilan dengan rentang nilai 1 sampai 9 (tidak ada angka 0 dan 10) • Skala sebelas (stane/standar eleven) yaitu skala yang rentangannya mulai 0 sampai 10 .

  22. INTERPRETASI HASIL ASESMEN/PENILAIAN • Tingkat kesukaran materi • Faktor esensial materi • Daya dukung(sarana,prasarana,kompetensi guru) • Intake (kemampuan awal siswa pada awal pembelajaran)

  23. Bentuk Tagihan • Tes obyektif = dapat dilihat dati sistim penskorannya yaitu siapa saja yang memeriksa lembar jawaban siswa akan menghasilkan nilai atau skor yang sama • Tes non obyektif = tes atau tagihan yang sistim penskorannya dipengaruhi oleh keadaan psikis orang yang memerikasa.

  24. Bentuk Tagihan Beberapa bentuk tagihan yang digunakan dalam sistem asesmen berbasis kompetensi : • Bentuk tagihan pilihan ganda, • Bantuk tagihan uraian : a. Uraian obyektif b. Uraian non obyektif 3. tagihan jawaban singkat, 4. Bentuk tagihan menjodohkan, 5. Bentuk tagihan performens, 6. Bentuk tagihan portofolio

  25. Pedoman tes pilihan ganda • Pokok soal harus jelas dan mengaju pada indikator. • Pokok soal harus jelas tidak menimbukan penafsiran ganda dari setiap aitem pilihan. • Menggunakan bahasa indonesia yang baku • Hindari menggunakan pilihan semua benar atau semua salah • Pilihan jawaban diurutkan • Semua jawaban pilihan logis • Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak. • Grafik/tabel dalam soal harus berfungsi. • Semua soal mempunyai satu jawaban yang benar atau paling benar. • Butir soal tidak tergantung pada butir soal sebelumnya.

  26. Bentuk tagihan uraian/tes essai • Menutut peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya khususnya pada aspek analisis, sintesis dan evaluasi. Tujuan agar peserta didik mengungkapkan pikirnya dalam satu kerangka terstruktur. • Tujuan

  27. Kriteria bentuk tes uraian: • Soal mengacu pada indikator, • Menggunakan bahasa baku dan sederhana dan mudah dipahami oleh peserta didik, • Tabel/grafik yang pada soal harus ditampilkan secara jelas, • Pertanyaan dirumuskan secara jelas, • Setiap soal mengandung satu pertanyaan saja • Siapkan kunci jawaban secara lengkap berserta pedoman penskorannya.

  28. Bentuk tagihan uraian dibedakan : • Uraian obyektif, bentuk ini cocok untuk mata pelajaran matematika,fisika,bologi,kimia. Agar hasil penskoran bersifat obyektif maka terlebih dahulu disiapkan pedoman penskoran, agar hasil penskoran/penilaian akan sama walau dikoreksi oleh korektor/guru yang lain, dengan syarat memiliki latar penidikan yang sesuai dengan mataajar yang diujikan.

  29. 2. Uraian non obyektif • Bentuk tagihan ini disebut non obyektif karena sistim penilaiancederung dipengaruhi oleh subyektifvitas si pemeriksa. • Bentuk tagihan ini menuntut peserta didik untuk menyampaikan, memilih, menyusun dan memadukan gagasan atau ide yang telah dimilikinya dengan menggunakan kata-kata sendiri . • Bentuk tagihan ini cocok untuk mata pelajaran non eksakta.

  30. Kelemahan tagihan uraian non obyektif • Sistim penskoran bersifat subyektifitas, • Memerlukan waktu yang lama untuk mengoreksi, • Materi yang diujikan terbatas,

  31. Meminimalisir kelemahan uraian non obyektif : • Pertanyaan tidak perlu memerlu jawaban yang panjang, sehingga bisa mencakup materi yang lebih luas, • Dalam mengoreksi lembar jawaban, tidak melihat nama peserta didik, • Mengoreksi jawaban secara keseluruhan tanpa ada jedah

  32. Jenis Tagihan Untuk memperoleh informasi/data sebagai dasar keberhasilan penguasaan kompetensi dasar: • Pertanyaan lisan di kelas, • Kuis, • Ulangan harian, • Tugas individu, • Tugas kelompok, • Ujian Tengah Semester (UTS), • Ujian Akhir Semester (UAS), • Laporan praktikum atau laporan kerja praktek, • Ujian praktek atau response.

  33. TERIMA KASIHhbasoamri44@yahoo.co.idMobile: 081387677246

More Related