10 likes | 184 Views
bermasyarakat. Dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang positif antara orientasi kehidupan keagamaan intrinsik dengan intensi prososial. Tampak bahwa orientasi kehidupan keagamaan intrinsik, sebagai sifat keberagamaan
E N D
bermasyarakat. Dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang positif antara orientasi kehidupan keagamaan intrinsik dengan intensi prososial. Tampak bahwa orientasi kehidupan keagamaan intrinsik, sebagai sifat keberagamaan individu yang dinamis, menjadi salah satu faktor bagi munculnya intensi prososial individu, sebagai salah satu wujud kehidupan bermasyarakat separti yang dituntunkan dalam agama. c. Hubungan kehidupan beragama yang konsisten dengan intensi prososial . Menurut Allport (1953), kehidupan beragama yang konsisten diindikasikan dengan adanya keselarasan antara perilaku individu dengan nilai-nilai moral dalam agama yang dianutnya. Agama telah memberikan arah bagi perilaku individu di mana saja secara konsisten (Subandi, 1995). Individu dengan kehidupan beragama yang konsisten dalam gerak langkahnya memiliki keselarasan atau kesamaan antara perilaku dengan nilai- nilai moral dalam ajaran agama. Islam mengenal konsep ini dengan istilah iman, yaitu kepercayaan yang teguh dengan disertai ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda-tanda adanya iman dalam diri individu adalah dengan mengerjakan apa yang dikehendaki oleh apa yang diimaninya itu. Iman kepada Allah berarti percaya dengan disertai ketundukan dan penyerahan jiwa sepenuhnya pada Allah. Keimanan pada Allah ini mengandung konsekuensi dilaksanakannya semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan semata-mata mengharap ridha Allah. Hal ini sebagaimana firman-Nya: " Katakanlah: 'Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami