701 likes | 2.87k Views
PERAN PERAWAT DALAM PENGELOLAAN & PEMBERIAN OBAT. MUHIMMATUN NI’MAH. PSIK/AA/09. Peran Perawat Dalam Farmakologi ( The Role of Nurses in Pharmacology ).
E N D
PERAN PERAWAT DALAM PENGELOLAAN & PEMBERIAN OBAT MUHIMMATUN NI’MAH PSIK/AA/09
Peran Perawat Dalam Farmakologi( The Role of Nurses in Pharmacology) • Bertanggung jawab penuh terhadap penggunaan obat-obat kimia untuk meningkatkan derajat kesehatan & meminimalkan efek obat yg merugikan (adverse affects). • Menguasai & mengerti persoalan yg bersusila & legal & tidak hanya pengetahuan tentang ilmu fisika & soaial saja. • Mempunyai kemampuan untuk mengelola, mengontrol & memberikan obat secara aman (safety).
Tanggung jawab perawat terhadap obat(drug-related nursing responsibilities) • Sebelum memberikan obat ke pasien, perawat harus mengetahui secara pasti tentang : • Nama obat • Golongan obat / kelas farmakoterapi • Efek yg diinginkan & mekanisme aksi • Efek samping • Efek yg merugikan • Efek toksik • Interaksi • Kontraindikasi & tindakan pencegahannya • Regimen dosis & rute pemberian • Data farmakokinetika • Implikasi keperawatan • Sumber informasi : farmakope, text books, jurnal, elektronik data base, industri farmasi, dan apoteker.
Implikasi keperawatan • Mengemban tanggung jawab untuk mengajarkan & meningkatkan derajat kesehatan. • Menemukan kasus penyakit & menyimpulkan. • Continuing education. • Belajar dg sejawat / profesi lain.
Proses keperawatan dalam terapi obat • Assessment I.A. Riwayat pengobatan I.A.1. sebelum menggunakan obat - memastikan macam obat yg sudah digunakan untuk mengurangi penyakit. - obat apa saja yg sudah digunakan untuk pengobatan sendiri. - apakah menggunakan obat kimia / tradisional - apakah ada obat yg sedang / masih digunakan I.A.2. respon terhadap obat yg digunakan - respon terapetik - reaksi yg merugikan -reaksi idiosinkrasi -reaksi alergi -toleransi & ketergantungan
Lanj.. I.A.3. riwayat penyakit keluarga - idiosinkrasi - alergi I.A.4. sikap pasien terhadap obat yg digunakan. I.B. Analisis • Mengidentifikasi kontraindikasi dari penggunaan obat / faktor lain yg tidak biasa terjadi. • Interaksi obat • Respon fisik & fisiologik sebelum obat diberikan • Membandingkan data obat & data pasien untuk mengidentifikasi masalah yg potensial pd perencanaan regimen dosis. • Cara pemberian obat yg efektif untuk pasien pd pengobatan sendiri. • Membandingkan pengetahuan pasien untuk berpartisipasi optimal dalam regimen obat. • Sikap pasien terhadap obat yg digunakan.
I.C. Hasil identifikasi • Menyusun kriteria untuk hasil yg baik. • Menegakkan parameter yg diukur, termasuk menetapkan kerangka waktu pengobatan. • Diagnosa keperawatan • Mengidentifikasi timbulnya masalah yg sebenarnya dari regimen obat. • Mengidentifikasi timbulnya masalah yg potensial dari regimen obat. • Perencanaan III.A. Obyektivitas pelayanan keperawatan • Mencegah drug related problem (DRP). • Memperbaiki gejala penyakit yg ada. • Mengoreksi keadaan yg abnormal. • Perbaikan fungsi.
III.B. Tujuan • Meminimalkan efek samping • Mencegah ketergantungan obat • Segera mendeteksi & memberi perawatan terhadap reaksi obat yg merugikan. • Menarik/memutus ketergantungan obat-obat kimia. • Mengurangi / meningkatkan penggunaan obat. IV. Intervensi • Mengukur pelayanan psikologi. • Mengukur pelayanan fisik. • Konsultasi dg dokter & apoteker mengenai perubahan regimen obat. • Client teaching. • Hasil evaluasi • Mengumpulkan data yg dievaluasi. • Membandingkan data yg dievaluasi dg data sebelumnya, untuk mendukung pengukuran kriteria yg ditetapkan.
Kesimpulan proses keperawatan • Mengelola pasien dg DRP (drug related problem) • Proses keperawatan dapat dipakai untuk semua situasi pelayanan keperawatan (nursing care). • Perawat harus memutuskan masalah yg timbul dari pemberian obat, regimen obat & penggunaan obat yg tepat atau penyalahgunaan obat. • Tujuannya adalah mengeliminer penggunaan obat yg tidak tepat , mendeteksi & merawat dg segera reaksi yg merugikan & memberi penyuluhan kepada pasien untuk perawatan / pengobatan sendiri secara tepat. • Mengevaluasi secara terus-menerus bagi pasien yg memerlukan monitoring efek obat.
RESEP • Adalah permintaan tertulis dari dokter/drg/drh kepada Apoteker untuk membuat &/ menyerahkan obat kepada pasien. • Yg berhak menulis resep : - dokter - dokter gigi - dkter hewan • Yg berhak membuat/meracik obat yg tertulis di resep : - apoteker - asisten apoteker dibawah pengawasan apoteker.
Dalam resep harus tertulis : • Nama, alamat, no. ijin praktek dr / drg / drh. • Tempat & tanggal penulisan resep. • Supersriptio - tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. - R/ = “recipe” = ambillah! - falsafah dalam penulisan resep →keyakinan & kekuatan prescriber. - sebaiknya ditulis tangan dg penuh keyakinan.
4. Inscriptio/ invocatio - nama setiap obat & komposisinya. - tujuan : membantu menyembuhkan & mengurangi penyakit pasien. - pedoman : 6T1W (tepat pasien, tepat diagnosa, tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis regimen, tepat evaluasi & waspada ES). - nama obat dalam resep : - diawali huruf besar - nomenclatur generik (INN). - ditulis jelas, lengkap, atau dg singkatan resmi. INH = Isoniazida HCT = Hidroklorothiazida Vas.alb. = vaselin album paraf.liq. = parafin liqiudum
Lanj… • Dosis obat ditulis dg angka bulat diikuti satuan (100 mg; 50 ml). • Sebaiknya dihindari angka pecahan & desimal. (0,2 g →200 mg ; ½ g →500 mg). • Dosis obat yg tidak lazim, cantumkan “qr” (quantitum rectum = jumlahnya sudah tepat) dibelakang nama obat. mis : antalgin 650 mg qr.
5. Subscriptio • Perintah untuk dibuatkan bentuk sediaan obat yg diinginkan & jumlah obat yg diminta. • mfla →pulv / sol / susp / emul / caps / cr. • mfla = misce fac lege artis = campur & buatlah menurut / sesuai dg seninya. • Jika pasien tidak menyukai BSO yg tertulis dalam resep, konsultasikan dg prescriber. • Jumlah obat yg diminta ditulis dg angka romawi (I,II,III,IV,V,X,L,C) • Untuk narkotika & psikotropika sebaiknya ditulis dg huruf. R/ Braxidin tab no.VI (enam)
6. Signatura • Aturan pemakaian obat yg tertulis dalam resep. • Aturan pemakaian obat harus ditulis dg jelas & mudah dibaca. • Contoh signatura dg bahasa latin yg lazim ditulis dalam resep : • ac ante coenam sebelum makan • ad auris dextra telinga kanan • bdd bis de die sehari dua kali • bddc bis de die cochlear sehari dua kali satu sendok makan • c cohclear sendok makan, 15 ml • cth cochlear these sendok teh, 5 ml • dc durante coenam selagi makan • dtd da tales dosis berikanlah dg takaran sebanyak itu
Tanda tangan / paraf dokter penulis resep. • Pasien - nama pasien ditulis lengkap - anak/lansia : dg umur & BB - alamat & no. telepon - pelaporan narkotika & psikotropika - pelaporan OWA - nama sama - salah obat →melacak - menghindari penyalahgunaan obat - obat titipan
Resep Narkotika • n.i. = Ne Iterasi / tidak boleh diulang • Ditulis nama pasien, tidak boleh m.i. = mihi ipsi = untuk dipakai sendiri, alamat pasien harus jelas • Signatura jelas, tidak boleh s.u.c. = signa usus cognitus = sudah tahu pakainya
COPIE RESEP / SALINAN RESEP • Adalah salinan tertulis dari suatu resep • Sinonim : apograph, exemplum, afschrift • Ditulis oleh apoteker / AA dg sepengetahuan apoteker. • Ditandatangani oleh apoteker. • Salinan resep selain memuat semua keterangan yg termuat dalam R/ asli, harus memuat : 1. Nama & alamat apotek 2. nama & no. SP / SIK APA (Apoteker Pengelolah Apotek) 3. tanda tangan / paraf APA (bagian bawah sebelah kanan) 4. tanda “det” = detur (untuk obat yg sudah diserahkan) tanda “nedet” = ne detur (untuk obat yg belum diserahkan) tanda “det orig” = detur originalae (sudah diberikan sesuai dg resep aslinya), untuk resep asli dg tanda “iter” (diulang). 5. no.resep & tanggal pembuatan 6. pada bagian bawah R/ sebelah kanan ditulis : - P.C.C. = Pro Copie Conform = sesuai dg aslinya - cap / stempel apotek
ETIKET • Label yg berisi petunjuk atau aturan penggunaan obat yg harus disertakan / ditempel pada kemasan / wadah obat (yg dibeli dg resep) pada saat dispensing. • Warna etiket : 1. Putih → untuk obat dalam : obat yg digunakan melalui mulut masuk kerongkongan → perut . 2. Biru → untuk obat luar : obat yg digunakan melalui mata, hidung, telinga, vagina, rektum, sediaan parenteral, obat kumur, dan topikal. • Etiket Putih / Obat Dalam, dicantumkan : a. Nama & alamat apotek b. Nama & no. SP/SIK APA c. No. R/ & tanggal pembuatan R/ d. Nama pasien e. Aturan pemakaian f. Tanda lain : kocok dulu, harus habis, tidak boleh diulang tanpa R/ dr. g. paraf pembuat.
Etiket Biru / Obat Luar, dicantumkan : a. nama & alamat apotek b. nama & no SP/SIK APA c. no. R/ & tanggal pembuatan d. nama pasien e. nama & jumlah obat f. aturan pemakaian g. tulisan “obat luar” h. tanda lain : obat gosok, obat kumur, kocok dulu
Dosis Obat • Dosis toksik : dosis yg menimbulkan gejala keracunan • Dosis minimal : dosis terkecil yg masih mempunyai efek terapetik • Dosis maksimal : dosis terbesar yg mempunyai efek terapetik, tanpa gejala/efek toksik • Dosis terapetik : dosis diantara dosis minimal & maksimal,dipengaruhi oleh : umur, BB, jenis kelamin, waktu pemberian obat, cara pemberian obat kecepatan ekskresi, kombinasi obat, luas permukaan badan, penyakit. • Dosis lazim : dosis rata-rata yg biasanya (lazim) memberikan efek yg diinginkan. • Dosis letal : dosis yg mungkin cukup untuk mematikan.
USIA • Lansia • usia > 65 tahun, sensitif obat karena sirkulasi darah <<, albumin darah <<, fungsi hati & ginjal turun, eliminasi lambat. • Ex : antikoagulan & fenilbutazon (obat encok) krn albumin darah <<, pengikatan obat-protein <<, obat bebas >>, shg keracunan. • Ex : obat tidur (barbiturat, nitrazepam),opioid, psikotropika → kerusakan umum pada SSP/sel-sel otak, shg terjadi peningkatan kepekaan obat-obat yg bekerja pada SSP. • Ex : digoksin, insulin, adrenalin adalah obat pd dosis biasa →keracunan pd lansia. • Dosis lansia : < dasis biasa • Usia 65 – 74 tahun : dosis biasa – 10% • Usia 75 – 84 tahun : dosis biasa – 20% • Usia 85 tahun >> : dosis biasa – 30%
2. Anak kecil / pediatri • Bayi baru lahir (neonatus) : > rentan obat → fungsi hati , ginjal & sistem enzim belum berkembang. • Ex : kloramfenikol → grey baby sindrom • Perhitungan dosis pediatri, sbb : I. Berdasarkan usia I.A. Rumus Young usia anak antara 1 – 12 tahun dosis anak = n = usia (tahun) D = dosis dewasa n x D n + 12
Usia 2 – 12 bulan = (m + 13)% x D Usia 1 – 11 tahun = (4n + 20)% x D Usia 12 – 16 tahun = (5n + 10)% x D I.B. Rumus Augsberger m = usia (bulan) ; n = usia (tahun) ; D = dosis dewasa II. Berdasarkan berat badan / rumus Clark W = berat badan (kg) ; D = dosis dewasa W x D 68
III. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (body surface area = BSA) • Metode ini adalah yang paling tepat karena ada korelasi langsung antara luas permukaan tubuh dengan kecepatan metabolisme obat. tinggi badan (cm) ; BB = berat badan (kg); BSA (m²) BSA (m²) = (tinggi badan x BB) 3600 Dosis anak = BSA (m²) x dosis dewasa 1,73 (kg)
Perhitungan dosis • Satuan berat : 1 kg = 1000 g (gram) 1 g = 1000 mg (miligram) 1 mg = 1000 mcg (mikrogram) • Satuan volume : 1 L (liter) = 1000 ml (mililiter) • Konversi gram ke mg (sebaliknya) : 1 g = 1000 mg 2 g = (2 x 1000) mg = 2000 mg 1,23 g = (1,23 x 1000) mg = 1230 mg 1050 mg = 1050 : 1000 g = 1,05 g • Menyatakan persentase dg istilah kuantitatif - sediaan padat : gram (mg) - sediaan cair : ml - ex : krim 1% 1% = 1 g : 100 g = 0,01 g/g = 0,01 g/g x 1000 mg = 10 mg/g = 10‾² g/g = 10‾² g/g x 10³ mg = 10 mg/g larutan 1% = 10 mg/ml
Perhitungan Dosis Tablet/kapsul/Obat Cair/injeksi Jumlah yg diminta = dosis yg diminta x 1 tablet dosis yg tersedia I. Tablet / kapsul • Rumus 1. • ex : berapa tablet digoxin diperlukan untuk mendapatkan dosis 0,125 mg ? 1 tablet = 62,5 mcg digoksin jwb : 0,125 mg = (0,125 x 1000) mcg = 125 mcg = {125 mcg : 62,5 mcg} x 1 = 2 tablet II. Obat cair/injeksi • Rumus 2. • ex : seorang perawat diinstruksikan untuk menyuntik 150 mg penisilin V. tersedia flakon dg label 125 mg/5 ml. berapa ml harus diberikan? jwb : X = {150 mg : 125 mg} x 5 ml = 6 ml X = dosis yg diminta x volume yg tersedia dosis yg tersedia
X = konsentrasi yg diminta x jumlah yg diminta konsentasi yg tersedia • Lanj… • Rumus 3. • ex : diperlukan larutan betadin 1 : 2000, tersedia larutan 20%. berapa banyak larutan betadin 20% untuk membuat 2 liter betadin 1 : 2000 ? jwb : 20% = 20/100 = 1/5 2 L = 2000 ml X = {1/2000} : {1/5} x 2000 ml = {1/2000} x {5/1} x 2000 ml = {5 x 2000} : 2000 ml = 5 ml
Perhitungan dosis dewasa (dalam R/) R/ Ephedrin HCl 40 mg dalam F.I. dosis max (DM) untuk : CTM 5 mg Ephedrin HCl : 50 mg/150 mg Antalgin 250 mg CTM : 40 mg/hari Codein HCl 75 mg ! (paraf) Codein HCl : 60 mg/300 mg Sacch. lact. q.s. Per kuur / pk : sekali pakai m.f. pulv. dtd. No. XX per etmoral/pet : sehari s.t.dd.pulv.I pro : Tn. Joyo (dewasa) Jwb: perhitungan dosis - pk efedrin Hcl : 40 mg → T.O.D - pet : 40 x 3 = 120 mg → T.O.D - pk CTM : 5 mg → T.O.D - pet : 5 x 3 = 15 mg → T.O.D - pk Codein Hcl : 75 mg → O.D - pet : 3 x 75 = 205 mg → T.O.D
Lanj… • Penimbangan / perhitungan jumlah tablet yg diambil : sediaan yg ada : - efedrin 25 mg - CTM 4 mg - antalgin 500 mg - codein HCl 10 mg • Efedrin Hcl = {40 mg : 25 mg} x 20 = 32 tablet • CTM = {5 mg : 4 mg} x 20 = 25 tablet • Antalgin = {250 mg : 500 mg} x 20 = 10 tablet • Codein Hcl = {75 mg : 10 mg} x 20 = 150 tablet !
R/ Elkosin (sulfasomidin) 5 Phenobarbital-Na 1,6 → DM = 300 mg/600 mg CTM 0,050 → DM = 40 mg/hari pot. Alb.C.tusm. 200 m.f.potio s.t.dd Cp. I Pro : anak Adi (6 tahun) • Jwb : DM anak 6 tahun → rumus Young - phenobarb. Na = {6 : (6 + 12)} x {300 : 600} mg = 100 mg/200 mg - CTM = {6 : (6 + 12)} x 40 mg = 13,33 mg sehari - jumlah bahan obat/jumlah sendok : = {jumlah yg tertulis pada R/} : {volume sendok} = 206,65 : 8 = 25,83 ~ 26 - phenobarb. Na = pk = 1600 mg : 26 = 61,54 mg → T.O.D pet = 3 x 61,54 mg = 184,62 → T.O.D - CTM = pk = 50 mg : 26 = 1,92 mg → T.O.D pet = 3 x 1,92 mg = 5,77 mg → T.O.D • Penimbangan : - elkosin = 5 g phenobarb. Na = 1,6 g - CTM = 50 mg pot. Alb. C. tusm. = 200 ml • Elkosin & Phenobarb.Na → sukar larut → suspensi
Perhitungan kecepatan infus • Berapa kecepatan aliran diperlukan untuk memasukkan 500 ml dextrosa 5% dalam air selama 8 jam ? Larutan itu memberi 15 tetes/ml. jwb : a). 8 jam = 8 x 60 menit = 480 menit b). Menghitung kecepatan yg dibutuhkan dalam ml per menit. Jika 500 ml harus diberikan dalam 480 menit & y ml diberikan dalam 1 menit : y = {500 : 1} ml x {1 : 480} menit = 1 ml c). Konversi ke tetes/menit kecepatan pemberian = 1ml/menit. Larutan mengandung 15 tetes/ml, maka jumlah tetes per menit = 1 x 15 tetes/menit atau 15 tetes/menit.
Pemberian obat yg aman (safety) • Berpedoman kepada “6T” 1. tepat pasien 2. tepat diagnosa keperawatan 3. tepat indikasi 4. tepat obat 5. tepat regimen obat 6. tepat evaluasi • Tujuan : untuk menghindari & mencegah kesalahan pemberian obat & adverse drug reactions (ADR).
1. Tepat Pasien • Jika perawat harus memesan obat ke IFRS (instalasi farmasi RS). - obat dipesankan ke IFRS berdasarkan daftar obat pasien / resep yg terbaru dg keterangan sbb : nama lengkap pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, alamat/no. telp, nama/no.ruang, nama/no.kamar, dan no.bed/tempat tidur pasien. - periksa identitas pasien yg tertera dalam kartu pesanan obat / MR dg cara : a). Dicocokkan dg gelang identitas pasien / papan identitas di tempat tidur pasien. b). Komunikasi dg pasien/keluarganya jika pasien koma, kesulitan bahasa/tidak kooperatif.
Jika perawat harus menyiapkan obat di bangsal / ruang rawat inap. - obat disiapkan berdasarkan daftar obat pasien/resep yg terbaru dg keterangan sbb : nama lengkap pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, alamat/no. telp, nama/no.ruang, nama/no.kamar, dan no.bed/tempat tidur pasien. - sebelum obat diberikan ke pasien, panggil nama lengkap pasien/cocokkan identitas pasien dalam MR dg tanda pengenal yg ada.
2. Tepat Diagnosa keperawatan • Sesuai dg tujuan diagnosa keperawatan (mengidentifikasi timbulnya masalah yg sebenarnya dari regimen obat dan masalah yg potensial dari regimen obat). 3. Tepat Indikasi • Ketepatan diagnosa keperawatan → intervensi terapi → tepat indikasi. • Khususnya indikasi medik → intervensi dg obat → manfaat terapetik ?? → evaluasi hasil terapi. • Kemungkinan intervensi terapi → intervensi tanpa obat / kombinasi.
4. Tepat obat • Periksa dg teliti obat yg tertulis dalam resep atau MR (lakukan sesuai dg tanggung jawab perawat terhadap obat). 2. Obat yg tertulis dalam resep/MR harus ditandatangani dokter & merupakan program terapi terbaru. 3. Jika perawat diminta untuk menulis ulang/menyalin obat yg tertulis dalam MR ke dalam draft permintaan obat, tulislah nama obat dg jelas & benar.
4. Jika dokter menginstruksikan pengobatan melalui telepon, dokumentasikan hal-hal sbb : - tanggal & jam instruksi pengobatan. - nama/identitas dokter - nama/identitas pasien - nama obat - kekuatan obat - jumlah obat yg diberikan - dosis obat - rute/cara pemberian - frekuensi & waktu pemberian - lama pemberian - diusahakan <24 jam instruksi pengobatan sudah harus ditandatangani dokter ybs. Con : yogya, 09-09-2009, dr. Cantika,SpD. untuk Ny. Juwita (55 th), ruang dahlia, kamar I/bed. No.2 R/ Simvastatin 10 mg no.X, per oral, s.1dd1tab., tiap jam 21.00 malam (ttd).
Pengamanan , persiapan, & pemindahan obat dari IFRS / pos obat ke pasien. • Lingkungan sehat & kondusif (aman, tenang, terang), membantu keakuratan proses. • Baca dg teliti label/etiket obat 3 kali. I : membaca permintaan obat & mengambil wadah/kemasan dari rak obat. II : label/etiket wadah/kemasan dicocokkan dg isi obatnya sebelum dituang. III : setelah menuang obat & mengemballikan wadah obat ke rak. tujuan : menghindari kesalahan pengambilan obat karena banyak obat yg namanya hampir sama. con : aminopirin – aminofilin; nichoviton – nichobion; betason – betason N; minoksidil – minoksiklin.
Lanj… • Jika label/etiket obat tidak terbaca, rusak, hilang, tidak tertulis, segera kembalikan ke IFRS. • Jika isi obat dalam kemasan tidak sesuai dg yg tertulis dalam etiket, rusak, bau, berubah warna, retur/kembalikan ke IFRS. • Jika nama obat yg tertulis dalam resep/MR tidak sama dg obat yg tersedia, konfirmasi dg apoteker. Con : cefat 500 mg – qidrof 500 mg. • Atur obat dalam baki/kereta obat sesuai urutan kamar/bed/pasien yg paling sedikit/mudah menggunakan obat. • Jaga keamanan baki/kereta obat. • Saat obat diberikan, ingat kembali riwayat pengobatan pasien (penyakit, nama obat, cara kerja obat & kemungkinan ESO yg timbul).
5. Tepat regimen obat • Besar dosis & frekuensi pemberian • penting untuk keberhasilan terapi & meningkatkan ketaatan pasien. • Dosis obat harus tertulis dg jelas & benar. con : R/ Parasetamol 500 mg no.X s.tdd1tab. Sprn • Sebaiknya dosis dihitung sesuai dg kondisi individual pasien (usia, BB, BSA). • Cara/rute pemberian (ingat kembali faktor yg mempengaruhi cara pemberian). Con : - cedocard 5 mg, sublingual 1dd1tab. - ultrapoct N suppo, perektal 2dd1suppo. - inflammide aerosol 200 mcg, intrarespiratori 2dd2puff.
Bentuk sediaan obat (ingat faktor BSO). con : - efek lokal →konjungtivitis →chloramfenikol 1% ED, stdd1gtt ODS. - anak →puyer / sirup lebih disukai. - emergency/efek sistemik →infus i.v / injeksi i.v. D. Lama pemakaian obat / lama terapi yg tepat. • Antibiotik diberikan dalam waktu tertentu untuk menghindari resistensi & kambuhnya penyakit. Biasanya diteruskan 2 – 3 hari setelah gejala menghilang. • Penyakit tifus, malaria, TBC, endocarditis, terapinya dianjurkan lebih lama, & lama terapi lepra seumur hidup. • Obat simptomatis (mis : analgetik, antipiretik), pemakaiannya seperlunya (s.p.r.n) & dihentikan jika gejala hilang. • Terapi untuk penyakit stabil & kronis (mis : hipertensi, DM), terus – menerus.
Waktu pemakaian obat yg benar. • Tujuan : 1. Untuk memperoleh efek terapetik yg maksimal. 2. untuk menghindari ES yg tidak dikehendaki. • Contoh waktu pemakaian obat yg benar : - ac (segera) : analgetik (kecuali asetosal NSAIDs). - 1 jam ac / 2 jam pc : antibiotik (penisilin, sefalosporin, eritromisin, spiramisin, linkomisin, klindamisin, rifampisin), dan antasid / obat gangguan lambung. - ½ jam ac – om : antidiabetik oral - dc : antiepileptik, garam ferro, lithium, kalium, vasodilator, kemoterapetik (kotrimoksazol, sulfasalazin, metronidazol & derv), griseofulvin, nitrofurantaoin, danazol (garis bawah : absorpsi meningkat bila diminum bersama makanan berlemak / susu). - pc (segera) : glukokortikoid, NSAIDs, & asetosal, INH, reserpin, spironolakton. - pc – om : diuretika (lengkungan/furosemida, thiazida), dianjurkan banyak makan makanan kaya kalium (pisang, kacang- kacangan, minum teh).
6. Tepat evaluasi hasil pengobatan / penilaian kondisi pasien & tindak lanjut efek pengobatan. • Tertib administrasi • Setelah obat diberikan ke pasien & diminum, harus dicatat dg segera pd form pengobatan dg tulisan yg jelas, benar & dibubuhi tanda tangan serta nama terang pembuat laporan (untuk pelacakan/pertanggungjawaban bila terjadi hal yg tidak dikehendaki). • Hal yg perlu dicatat/dilaporkan : - identitas pasien - nama, kekuatan, & jumlah obat. - dosis obat - rute/cara pemberian - waktu pemberian obat - lama pemakaian obat - tempat pemberian (sesuai dg rute pemberian), mis : eye drop OD atau OS atau ODS.
Menilai ketaatan pasien (patient compliance) • Pastikan obat diterima langsung oleh pasien (bayi / lansia oleh keluarganya. • Bila perlu jangan meninggalkan ruangan hingga obat tsb benar-benar diminum pasien & untuk menghindari hal yg tidak diinginkan. • Bila obat tidak diminum oleh pasien, catat alasannya, dilaporkan & obat dikembalikan ke IFRS.
Bagaimana jika perawat salah memberikan obat ? • Segera mengakui kesalahan • Hubungi dokter / laporkan kepada institusi terkait • Evaluasi (pribadi maupun institusi) untuk mencari kesalahan & tindakan pencegahan guna mencegah terulangnya kesalahan yg sama / kesalahan lainnya. • Dokumentasikan dg benar pd MR / form khusus kekeliruan : penjelasan kesalahan & langkah yg sudah diambil untuk mengatasinya. Terima kasih