420 likes | 1.72k Views
BAB X TRANSFORMASI LINIER. 10.1 Transformsi Linier Umum 10.1.1 Definisi
E N D
BAB X TRANSFORMASI LINIER
10.1 Transformsi Linier Umum 10.1.1 Definisi Jika T : V W adalah sebuah fungsi yang memetakan sebuah ruang vektor V ke sebuah ruang vektor W, maka T disebut sebagai transformasi linier dari V ke W jika semua vektor u dan v pada V dan semua skalar c memenuhi, (a) T(u + v) = T(u) + T(v) (b) T(cu) = cT(u) atau T(ku + v) = kT(u) + T(v) Dalam kasus V = W, transformasi linier T : V V disebut sebagai operator linier pada V.
Contoh 10.1 Tunjukkan bahwa fungsi T : ℝ2ℝ2 yang dirumuskan oleh T(x, y) = (x, 2x – y) adalah sebuah operator linier Penyelesaian u = (u1, u2) T(u) = T(u1, u2) = (u1, 2u1 – u2) v = (v1, v2) T(v) = T(v1, v2) = (v1, 2v1 – v2) T(u) + T(v) = (u1, 2u1 – u2) + (v1, 2v1 – v2) = ((u1+ v1), (2u1 + 2v1) – (u2+ v2)) u + v = (u1, u2) + (v1, v2) = (u1+ v1, u2+ v2) T(u + v) = T(u1+ v1, u2+ v2) = ((u1+ v1), (2u1 + 2 v1) – (u2+ v2)) T(u + v) = T(u) + T(v) (syarat a)
cu = c(u1, u2) T(cu) = T(cu1, cu2)) = (cu1, 2cu1 – cu2) = c (u1, 2u1 – u2) = cT(u) Didapat T(cu) = cT(u) syarat b Karena syarat (a) dan (b) dipenuhi, maka fungsi T : R2R2 yang dirumuskan oleh T(x, y) = (x, 2x – y) adalah sebuah operator linier
Contoh 10.2 Tunjukkan bahwa fungsi T : ℝ2ℝ3yang dirumuskan oleh T(x, y) = (x2, y2, xy) bukan transformasi liner Penyelesaian u = (u1, u2) T(u) = T(u1, u2) = (u12, u22, u1u2) v = (v1, v2) T(v) = T(v1, v2) = (v12, v22, v1v2) T(u) + T(v) = (u12, u22, u1u2) + (v12, v22, v1v2) = ((u12 + v12), (u22 + v22 ), (u1u2 + v1v2)) u + v = (u1, u2) + (v1, v2) = (u1+ v1, u2+ v2) T(u + v) = T(u1+ v1, u2+ v2) = ((u1 + v1)2, (u1 + v1)2, (u1+ v1)(u2+ v2)) T(u + v) T(u) + T(v) (tidak memenuhi syarat a) Jadi fungsi T : ℝ2ℝ3yang dirumuskan oleh T(x, y) = (x2, y2, xy) bukan transformasi liner.
Teorema 10.1 Jika T : ℝmℝnadalah sebuah fungsi yang memetakan sebuah ruang vektor ℝmke sebuah ruang vektor ℝn, maka T disebut sebagai transformasi linier jika terdapat matriks A, nxm, dengan aij ℝ sedemikian rupa sehingga T(u) = A.u u ℝm Bukti T(ku + v) = A.(ku + v) = A.(ku) + A.v = k (A.u) + A.v = k T(u) + T(v) (terbukti)
Contoh 10.3 Tunjukkan bahwa fungsi T : ℝ2ℝ3yang dirumuskan oleh T(x, y) = (2x + y, x – y, –3x + 2y) adalah transformasi liner. Penyelesaian T(x, y) = (2x + y, x – y, –3x + 2y) Karena terdapat matriks A, 3 x 2, dengan aij ℝ, maka fungsi T : ℝ2ℝ3 yang dirumuskan oleh T(x, y) = (2x + y, x – y, –3x + 2y) adalah transformsi linier
Contoh 10.4 Transformasi Linier dari Pn ke Pn+1 Misal p = p(x) = c0 + c1x + … + cn xn adalah polinomial pada Pn dan didefinisikan fungsi T : Pn Pn +1 sebagai T(p) = T(p(x)) = xp(x) = c0x + c1x2 + … + cn xn +1 Buktikan bahwa T : Pn Pn +1 adalah transformasi linier Bukti T(p1 + p2) = T(p1(x)+ p2(x)) = x(p1(x)+ p2(x)) = xp1(x)+ xp2(x) = T(p1) + T(p2) T(kp) = T(kp(x)) = x(kp(x)) = k(xp(x)) = kT(p) (terbukti)
Contoh 10.5 Operator Linier pada Pn Misal p = p(x) = c0 + c1x + … + cn xn adalah polinomial pada Pn dan misalkan a dan b adalah skalar sembarang. Buktikan bahwa fungsi T : Pn Pn yang didefinisikan oleh, T(p) = T(p(x)) = p(ax+b) = c0(ax+b)+ c1(ax+b)2 +…+cn(ax+b)n +1 adalah sebuah operator linier. Bukti T(p1 + p2) = T(p1(x)+ p2(x)) =(p1(ax+b)+ p2(ax+b)) = T(p1) + T(p2) T(kp) = T(kp(x)) = kp(ax+b) = kT(p) (terbukti)
Contoh 10.6 Transformasi Linier dari C1(–, )keF(–, ) Misal V = C1(–, ) adalah ruang vektor yang terdiri dari fungsi-fungsi dengan turunan pertama kontinu pada (–, ) dan W = F(–, ) adalah runag vektor yang terdiri dari semua fungsi bernilai real yang terdefinisi pada (–, ). Misalkan D : V W adalah teransformasi yang memetakan sebuah fungsi f = f(x) ke fungsi turunannya; yaitu, D(f) = f (x) Dari sifat-sifat differensial diperoleh, D(f + g) = D(f) + D(g) dan D(kf) = kD(f) Sehinga D adalah sebuah transformasi linier.
Contoh 10.7 Transformasi Linier dari C(–, ) ke C1(–, ) Misal V = C(–, ) adalah sebuah ruang vektor yang terdiri dari fungsi-fungsi kontinu pada (–, ) dan W = C1(–, ) adalah runag vektor yang terdiri dari fungsi-fungsi dengan pertama kontinu pada (–, ). Misalkan J : V W adalah transformasi yang memetakan f = f (x) ke integral Jika f = x2, maka J (f )
Dari sifat-sifat integral kita memperoleh = J ( f ) + J ( g ) J (cf ) cJ (f ) Sehingga J adalah transformasi linier J (f + g)
10.1.2 Sifat-sifat Transformasi Linier Teorema 10.2 Jika T : V W adalah transformasi linier, maka (a) T(0) = 0, (b) T(–v ) = –T(v) untuk semua v pada V (c) T(v–w) = T(v) – T(w) untuk semua v dan w pada V Contoh 10.8 Tunjukkan bahwa fungsi T : ℝ2ℝ2yg dirumuskan oleh T(x, y) = (x + 1, y + 3) bukan transformasi linier Penyelesaian T(x, y) = (x + 1, y + 3) T(0, 0) = (1, 3) (0, 0) (terbukti)
10.1.3 Transformasi Linier dari Bayangan Vektor Basis Jika T : VW adalah transformasi linier dan jika {v1, v2, …, vn} adalah basis sembarang untuk V, maka bayangan T(x) dari vektor x sembarang pada V dapat dihitung dari bayangan T(v1), T(v2), … , T(vn) vektor basis tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan menyatakan x sebagai sebuah kombinasi linier dari vektor-vektor basis; yaitu, x = c1v1 + c2v2 + … + cnvn , dan kemudian menggunakan rumus, T(x) = c1T(v1) + c2T(v2) + … + cnT(vn)
Contoh 10.9 Perhatikan basis S = {v1, v2, v3} untuk ℝ3, dimana v1 = (1, 1, 1), v2 = (1, 1, 0), v3 = (1, 0, 0). Misal T : ℝ3ℝ2 adalah transformasi linier sedemikian rupa sehingga, T(v1) = (1, 0), T(v2) = (2, –1), T(v3) = (4, 3). Tentukan sebuah rumus untuk T(x1, x2, x3); kemudian gunakan rumus tersebut untuk menghitung T(2, –3, 5). Penyelesaian Nyatakan x = (x1, x2, x3) sebagai sebuah kombinasi linier dari v1 = (1, 1, 1), v2 = (1, 1, 0), dan v3 = (1, 0, 0.) (x1, x2, x3) = c1(1, 1, 1) + c2(1, 1, 0) + c3(1, 0, 0)
Didapat c3 = x1 – x2 ; c2 = x2 – x3 ; c1 = x3
(x1, x2, x3) = c1(1, 1, 1) + c2(1, 1, 0) + c3(1, 0, 0) T(x1, x2, x3) = c1T(1, 1, 1) + c2T(1, 1, 0) + c3T(1, 0, 0) = x3T(1, 1, 1) + (x2 – x3)T(1, 1, 0) + (x1 – x2) T(1, 0, 0) = x3T(v1) + (x2 – x3)T(v2) + (x1 – x2) T(v3) = x3(1, 0) + (x2 – x3) (2, –1) + (x1 – x2)(4, 3) = (4x1 – 2x2 – x3, 3x1 – 4x2 + x3) T(2 , –3, 5) = (9, 23)
10.1.4 Komposisi Transformasi Matriks Definisi Jika T1 : U V dan T2 : V W adalah transformasi linier, komposisi T2 dengan T1 dinotasikan dengan T2oT1 (dibaca “T2 lingkaran T1“), adalah fungsi yang didefinisikan oleh rumus, (T2oT1)(u) = T2(T1(u)) dimana u adalah sebuah vektor pada U. Teorema 10.3 Jika T1 : U V dan T2 : V W adalah transformasi linier, maka (T2oT1) : U W juga merupakan transfomrasi linier.
Contoh 10.10 Jika T1 : P1 P2 dan T2 : P2 P2 merupakan transformasi linier yang dirumuskan oleh, T1(p(x)) = xp(x) dan T2(p(x)) = p(2x + 4), maka komposisi(T2oT1) : P1 P2 diberikan oleh rumus (T2oT1)(p(x)) = T2(T1(p(x)) = T2(xp(x)) = (2x+ 4)p(2x+ 4) Jika p(x) = co + c1x, maka p(2x+ 4) = co + c1 (2x + 4) Sehingga, (T2oT1)(p(x)) = (2x+ 4)(co + c1 (2x + 4)) = co (2x+ 4) + c1(2x + 4)2
Secara umum, komposisi dapat didefinisikan untuk lebih dari dua transformasi linier. Jika T1 : U V , T2 : V W , dan T3 : W Y adalah transformasi-transformasi linier, maka komposisi, (T3oT2oT1)(u) = T3(T2(T1(u)))
Latihan • Tunjukkan bahwa fungsi T : ℝ2 ℝ2 yang dirumuskan oleh T(x1, x2) = (x1+ 2x2 , 3x1– x2) adalah sebuah operator linier. • Tunjukkan bahwa fungsi T : ℝ3 ℝ2 yang dirumuskan oleh T(x1, x2, x1) = (2x1– x2 + x3, x2– 4x2) adalah sebuah operator linier. • Tentukan apakah fungsi T : M22 ℝ adalah transformasi linier atau bukan transformasi linier, jika
Tentukan apakah fungsi T : P2 P2 adalah transformasi linier atau bukan transformasi linier, jika a. T(ao + a1x + a1x2) = ao + a1(x + 1) + a2(x + 1)2 b. T(ao + a1x + a1x2) = (ao + 1) + (a1 + 1)x+ (a2 + 1)x2