10 likes | 190 Views
19 e. Pengawasan (supervisi). Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over. f. Faktor instrinsik dar. pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan.
E N D
19 e. Pengawasan (supervisi). Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over. f. Faktor instrinsik dar. pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan. g. Kondisi kerja. Termasuk di sini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan tempat parkir. h. Aspek sosial dalam pekerjaan. Merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial, baik antara sesama karyawan dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya. Faktor ini dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja. i. Komunikasi. Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karvawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja. j. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana. dan pensiun, atau perumahan merupakan suatu harapan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. Menurut Smith (1955), ada enam faktor yang menentukan kepuasan kerja, yaitu : (a) penyesuaian diri, (b) tipe pekerjaan, (c) teman-teman sekeija, (d) tipe