1 / 45

OBAT HISTAMIN & ANTIHISTAMIN

OBAT HISTAMIN & ANTIHISTAMIN. By Warsi, M.Sc., Apt. Pendahuluan. Histamin: senyawa normal dlm jaringan tubuh Sel mast & basofil Selain di sel mast, histamin cepat mengalami perubahan dan tidak disimpan. Otak ( bebas aktif ). Selaput lendir mata. Hidung. Bibi r.

kiefer
Download Presentation

OBAT HISTAMIN & ANTIHISTAMIN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. OBAT HISTAMIN & ANTIHISTAMIN By Warsi, M.Sc., Apt

  2. Pendahuluan • Histamin: senyawa normal dlm jaringan tubuh • Sel mast & basofil • Selain di sel mast, histamincepatmengalamiperubahandan • tidakdisimpan Otak(bebasaktif) Selaputlendirmata Hidung Bibir Salurannafas Kulit Leukositdarah Hampirsemua organ danjaringanmengandunghistamin, terutamadalamsel mast (terikat & inaktif)

  3. Histamin dikeluarkan dari sel mast : rangsangan alergen • Alergen: spora, debu, sinar UV, cuaca, racun, deterjen, enzim proteolitik (tripsin), zat warna, obat, makanan. migrasi Memusnahkan zat asing IgE Mendatangkan Memperkuat T-cel & B-cel dibentuk di sumsum tulang

  4. Memicu aktivasi fosfokinase C Akumulasi : - inositol fosfat - diasilgliserol - Ca2+ Granul Sel efektor Otot polos Rx alergi R. Hastie, 1971, Clin. Exp. Immunol, 8, 45

  5. Peranhistamindalamtubuh : • Kontraksidariotot–ototpolos bronchus danusus. • Memperbesarpermeabilitaskapilerudem& pengembanganmukosa. • Stimulasiujung–ujungsarafnyeri&gatal–gatal. • Vasodilatasipembuluhkemerahan& rasa panasdiwajah, menurunnyaresistensiperifer & tekanandarah. • Memperkuatsekresiasamlambung, kelenjarludahdan air mata. Keadaan normal jumlahhistamindalamdarah 50mcg/L, sehinggaefektersebuttidaknyata

  6. Histamin: ≠ digunakan dlm pengobatan Garam fosfatnya (Histamin fosfat) digunakan : • Mengetahui berkurangnya sekresi asam lambung • Diagnosis karsinoma lambung • Kontrol positif pada uji alergi kulit • Betazol.2HCl : • Isomer histamin (agonis histamin) • Penggunaan = histamin fosfat

  7. Biosintesis Histamin • Histamin: produkdaripertukaranzatasam amino histidin • berlangsungdalamjaringantubuhsecaraenzimatis. • Dalamusushalus: histidinberasaldarimakanan yang masuk • terutamadaging. • Histamin (manusia) diekskresikan sebagai metabolit polar

  8. Metabolisme Histamin

  9. Reseptor Histamin Reseptor H1 Nŧ-notrogen cincin imidazol Reseptor H1 : • Otak mamalia • Saluran pernafasan • Saluran GI • Sistem urinogenital • Sistem kardivaskuler • Medula adrenal • Sel endotelial • Limfosit Transduksi sinyal reseptor H1 melibatkan aktivasi PLC akumulasi inositol fosfat & mobilisasi kalsium dalam jaringan

  10. Reseptor H2 • Tempat pengikatan histamin : Aspartat TM3 (Aspartat) & treonin pdTM5. • Efek fisiologis & farmakologis ligan reseptor H2 : diperantarai reseptor terkopel-protein Gs stimulatori • Mengaktivasi adenilat seklase cAMP Reseptor H2 : • Berbagai jaringan • Sel miokardial • Membran sel parietal mukosa lambung

  11. Reseptor H3 • Penelitian tahun 1999 • Berfungsi : autoreseptor neural (prasinapsis) untuk memodulasi sintesis & pelepasan histamin di SSP • Reseptor : superfamili reseptor terkopel-protein G Reseptor H3 : • Jaringan syaraf • - Sentral • - Perifer • Lambung, paru2, jantung (hewan) Wilson & Gisvold, 2013, Buku Ajar Kimia Medisinal Organik dan Kimia Farmasi, Edisi 11

  12. ANTIHISTAMIN • Antihistamin : obat yang mengantagonis kerja histamin pada reseptornya. • Efek merugikan dari histamin memacu penelitian • Antihistaminyang potendialambelumada yang dapatdigunakansebagai model untukpengembanganobatantihistaminsintetik.

  13. Antagonis H1 Antagonis H2 Antagonis histamin Antihistamin Antagonis H3 Penghambat pelepas histamin (penstabil sel mast)

  14. I. Antagonis H1 Antagonis H1 generasi pertama (klasik) generasi kedua (non sedasi) • Ar : aril (fenil, fenil tersubstitusi, hetero aril (2-piridil) • Ar’ : aril metil • X : atom penghubung (O, C / N) • (CH2)n : mewakili rantai karbon (etil) • NRR’ : mewakili basa suatu fungsi amin terminal

  15. Mekanisme kerja • Antagonis H1 obat yang secara kompetitif menghambat kerja histamin pd jaringan yg mengandung reseptor H1. • Beberapa antagonis H1 memblok pelepasan histamin Membutuhkan konsentrasi lebih tinggi • Antagonis H1 ≠ memblok produksi antibodi (interaksi antigen-antibodi)

  16. Hubungan struktur dan aktivitas

  17. A. Antagonis H1 Generasi Pertama a. Golongan Aminoalkil Eter (Etanolamin) • Aktivitas antikolinergik signifikan (dapat memperbesar pemblokan H1 pd sekresi eksokrin) • ESO : kantuk kemampuan penetrasi ke sawar darah otak & menduduki reseptor H1 sentral Sebagai prototipe golongan ini

  18. Efek terapetik

  19. Difenhidramin Hidroklorida, USP (Benadryl) • Efek : • Antihistamin • Antiemetik • Antitusif • Sedatif • Penggunaan : • Antihistamin: urtikaria, rinitis musiman (hay fever), dermatosis • Antispasmodik • Efek samping : kantuk, penggunaan bersama dg minuman • beralkohol & depresan SSP harus dihindari • Dosis • Dosis lazim dewasa oral: 25–50 mg; I.M/ I.V : 10–50 mg • Bentuk Sediaan : kapsul, eliksir, sirup, tablet, injeksi

  20. Dimenhidrinat, USP (Dramamine) Penggunaan : • Mual mabuk perjalanan ½ jam sebelum perjalanan • Hiperemesis gravidarum (mual kehamilan) Dosis lazim : • Dosis dewasa oral: 50–100 mg/ 4 jam; I.M/ I.V : 50 mg/ 4 jam; rektal : 100 mg q.d / b.i.d • Bentuk Sediaan : eliksir, sirup, tablet, injeksi, supositoria

  21. b. Golongan Etilendiamin Ciri : • N (X) : atom penghubung • Rantai 2 atom C : penghubung gugus diaril inti dengan gugus amino tersier (sebagai prototipe) • Antagonis H1 yg sangat efektif • Depresan SSP & efek samping GI yang relatif tinggi • ESO : kantuk

  22. Bentuk garam (N-amino terminal) {toksik, potensi <<} Mempunyai daya anestesi lokal : ≠ dikunyah, diminum bersama makan

  23. c. Golongan Piperazin (Siklizin) Ciri : • X : gugus CHN • Gugus piperazin • Mrp antihistamin berpotensi sedang, kantuk << • Golongan obat ini : awal kerja lambat & durasi kerja lama • Menunjukkan aktivitas antimuskarinik periferal & sentral • Antiemetik & antivertigo • Penggunaan: antiemetik & antimual (antinausea)

  24. Obat profilaksis & mabuk perjalanan • Garam laktatnya : injeksi I.M • Dosis lazim: oral 50 mg/4-6 jam I.M : 50 mg/4-6 jam • Penggunaan • Urtikaria • Hay fever • Alergi lainnya

  25. d. Golongan Propilamin • Feniramin : gugus fenil, gugus 2-piridil aril & gugus • dimetilamino terminal • Mrpk antihistamin H1 paling aktif, efek sedasi << • Memiliki sedikit kerja antiemetik • Aktivitas antikolinergik signifikan (< aminoalkil eter)

  26. Enantiomer dextro • Waktu paruh : 12–15 jam • Dosis lazim oral : 4 mg/4-6 jam • Lepas lambat: 8-12 mg/8-12 jam • I.M, I.V/S.K : 5-40 mg

  27. e. Golongan Fenotiazin • ESO : kantuk • Penggunaan bersama minuman beralkohol & depressan SSP harus dihindari (1) Metdilazin, USP • Digunakan sebagai tablet kunyah • (kelarutan dlm air rendah) • Terjadi anestesi lokal, jika tablet • dikunyah & tidak segera ditelan

  28. (2) Prometazin HCl • Kerja: antihistamin, antiemetik, antikolinergik & sedatif yg poten • Signifikan: memperkuat kerja obat analgesik & sedatif • Dosis lazim, Oral : 12,5 mg/4-6 jam atau 35 mg q.d.d • I.M/ I.V : 12,5-25 mg/4-6 jam • Bentuk sediaan : sirup, tablet, injeksi, suppositoria

  29. f. Golongan Dibenzosikloheptan Analog Fenotiazin Vinil isosterik Agen antipruritik • Antihistamin lama yg poten • Aktivitas : antiserotonin • Potensi : 3 x CTM • Dosis lazim, oral: 1-2 mg b.i.d • Antihistamin • Antiserotonin: nafsu makan • ESO: sedasi, hilang • setelah 3-4 hari pengobatan

  30. B. Antagonis H1 Generasi Kedua ≠ efek sedasi pd dosis tx penetrasi SSP buruk & afinitas thd reseptor histamin pusat, kolinergik & adrenergik rendah • Antagonis H1 kerja lama (> 12 jam) selektif krn disosiasi lambat pd reseptornya. • Sedikit afinitas thd reseptor muskarinik, serotonik / adrenergik (gugus difenilmetilpiperidin). • Interaksi : antifungi imidazol (ketokonazol, itrakonazol, flukonazol) & AB makrolida (Eritromisin, Klaritromisin) Menghambat metabolisme: kadar obat proaritmia Pertama di Amerika

  31. Blocker reseptor H1 selektif (antihistamin ≈ terfenadin) • Efek antikolinergik ≠ signifikan. • Interaksi : ≠ abnormalitas ritme jantung • Hanya 5 % dari total dosis yg dimetabolisme sisanya diekskresi dalam empedu & urin • T ½ 14 jam • Dosis lazim, Oral : 60 mg b.i.d Metabolit oksidatif primer terfenadin

  32. Loratadin Cetirizine • Antagonis H1 periferal selektif. • Aktivitas serotonergik >> Efek SSP/otonom << • T ½ 8–15 jam • Dosis lazim : oral, 10–40 mg sehari • Sangat poten (>> terfenadin) • Kelebihan : dosis 1 x sehari, onzet cepat (20–60 menit), efek SSP << & efek aritmia jantung < (bersama antifungi imidazol & AB makrolida). • ESO : sifat tidur ≈ dosis, lelah, mulut kering, faringitis, pusing, px insufisiensi ginjal (eliminasi lewat ginjal). • Makanan memperlambat laju absorpsinya • Dosis, Oral : 5-10 mg q.d

  33. II. Antagonis H2 Syaraf 1 2 2 Aktivitas Ambilan Darah 3Agonis Dikelurkan Seluler • Penggunaan : tx GI • Nyeri ulu hati • Tukak peptik (erosi oleh • asam/pepsin) • Refluks gastroesofageal • Tukak stres akut & erosi 2

  34. 5 1 4 2 3

  35. Cimetidine Mengurangi metabolisme obat2 yg dibiotransformasi enzim citokrom P-450 • Antasida: mengganggu absorpsi pemberian 1 jam sebelum/ sesudahnya • Ketersediaan hayati oral tinggi (60-70 %); t1/2 2 jam • 30-40 % dosis cimetidine dimetabolisme (S-oksidasi, hidroksilasi 5-CH3) • Obat induk & metabolitnya dieliminasi melalui ginjal • ESO : antiandrogenik lemah, ginekomastia (pemberian 1 bulan/ lebih)

  36. Famotidin • Inhibitor kompetitif reseptor histamin H2 & menghambat sekresi gastrik • Penggunaan : tukak duodenum, tukak gastrik ringan, hipersekresi • patologi & nyeri ulu hati. • ESO : ≠ timbul efek seperti Cimetidine • Diabsorpsi tak sempurna (ketersediaan hayati 40-45 %), ekskresi (ginjal) • Famotidin sulfoksida satu2nya metabolit yg diidentifikasi pd manusia Ranitidin • Seperti Cimetidin << lemah • t ½ 2–3 jam • Sediaan: garam HCl & bismut sitrat • Kombinasi dg AB makrolida • (klaritromisin) : tx tukak duodenal • aktif (infeksi H. Pylori)

  37. Antagonis H2 (Inhibitor Pompa Proton)

  38. Omeprazol • Sediaan kapsul (lepas-lambat/salut enterik) ≠ tahan asam • Mekanisme kerja: inhibitor pompa proton • Kerja antisekretori : 24–72 jam, t ½ 1 jam • Penggunaan: tx resiko kambuhan tukak duodenal, refluks • gastroesofageal, tukak lambung, hipersekretori patologis • Dosis, lazim dewasa : oral 20 mg q.d

  39. Lanzoprazol • Seperti Omeprazol • Prodrug dlm biofase sel parietal (asam) metabolit aktif • yg berinteraksi dg secara permanen dg ATPase pompa. • Formulasi : sbg granul salut-enterik per oral (terlindungi oleh • asam lambung) • Dosis, tukak duodenum : 15 mg sekali sehari • Esofagitis erosif : 30 mg

  40. III. Antagonis H3 • Reseptor histamin H3 pelepasan neurotransmitter • neuron peptidergik • Hisitaminergik • Noradrenergik • Dopaminergik • Kolinergik • Serotonin • Peran tx antagonis reseptor histamin H3 • - Gangguan ingatan • - Gangguna hiperaktivitas • - Obesitas • - Epilepsi

  41. Tioperamida • Antagonis H3 pertama yg poten • Efek : membangunkan (hewan) • Tx kemungkinan: tidur berlebihan • (narkolepsi) Verongamin Produk alami (bunga karang laut)

  42. IV. Penghambat Pelepas Histamin (Penstabil Sel Mast) 1–4 : tipe sel inflamatori yg berhubungan dg alergi & asma

  43. Natrium Kromolin • Sediaan nebulizer & aerosol • Tx profilaksis asma bronkial & • bronkospasme krn latihan fisik • Larutan nasal: tx rinitis alergi • Oral: gejala histaminik diare • urtikaria, nyeri abdomen & mual • Lebih efektif sbg penstabil sel mast • jaringan penghubung Natrium Nedokromil, USP • Tx asma bronkial ringan s.d. sedang • Keterbatasan: pasien asma lansia & • pasien asma intrinsik. • Lebih efektif sbg penstabil sel mast • mukosal

  44. SEKIAN TERIMA KASIH

More Related