490 likes | 818 Views
Ekivalensi kimia. Integral. Spin-Spin Splitting : ( n +1) Rule. Di dalam molekul yang sederhana sekalipun , didapati bahwa masing-masing tipe proton jarang sekali memberikan signal/peak resonansi yang tunggal (singlet) Spin-Spin Splitting. Secara empiris, spin-spin splitting dapat
E N D
Spin-Spin Splitting : (n+1) Rule Di dalammolekul yang sederhanasekalipun, didapatibahwamasing-masingtipe proton jarangsekalimemberikan signal/peak resonansi yang tunggal (singlet) Spin-Spin Splitting • Secara empiris, spin-spin splitting dapat • dijelaskan dengan aturan ( n + 1 ) : Tiapjenis proton "merasakan" sejumlah proton ekivalen (n) yang terikatpada atom karbon yang bertetanggadengan atom karbondimana proton tersebut terikat, sehinggaresonansidari proton tersebutdipecah/di-split menjadin + 1 signal.
Ratio intensitas dari multiplets yang diturunkan dari (n+1) rule dapat ditentukan dengan menggunakan Segitiga Pascal
Roof Effects Adanyaroof effects iniakanbermanfaatuntukmenjodohkanmultiplet-multiplet yang salingmengadakankoplingsatudengan yang lainnya.
The Coupling Constant, J (Hertz) Jarakantaragaris-garisdalamsuatumultiplet yang sederhana disebutCoupling constant (tetapankopling), J(Hertz) -CH2-CH3
Coupling constant dinyatakandalam Hertz, danhargainitidaktergantungpadafrekuensioperasionaldari instrument.
Kopling antara hidrogen-hidrogen vicinal sangat tergantung dari besarnya dihedral angle
Proton A kopling dengan proton C dan proton B kopling dengan proton D
Kegagalanaturan N+1: Signal denganlebihdarisatu coupling constant. Karena adanya non-ekivalensi magnetik dalam satu gugus
Karena adanya dua atau lebih set hydrogen • yang tidak ekivalen (yang bertetangga)
Bila suatu set hidrogen dikopel oleh dua set hidrogen yang berbeda dengan coupling constant yang sama, maka multiplicyti-nya sesuai dengan aturan N + 1.