200 likes | 850 Views
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA PENYAKIT INFEKSI JANTUNG. Prof. Dr. Rismawati Yaswir, SpPK (K). Penyakit infeksi jantung yang tersering adalah penyakit demam rheumatik, yang nantinya penyakit jantung rheumatik Demam rheumatik Penyakit jantung rheumatik dapat dicegah
E N D
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA PENYAKIT INFEKSI JANTUNG Prof. Dr. Rismawati Yaswir, SpPK (K)
Penyakit infeksi jantung yang tersering adalah penyakit demam rheumatik, yang nantinya penyakit jantung rheumatik • Demam rheumatik • Penyakit jantung rheumatik dapat dicegah Pengertian dan kemampuan untuk mengenal penyakit ini penting
Peran Serta Masyarakat Kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kesehatan lingkungan Menanggulangi penyakit ini Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting Diagnosa dini penyakit demam rheumatik ini
Pemeriksaan laboratorium pada penyakit demam rheumatik • Karena etiologi infeksi saluran nafas bagian atas oleh β strepto coccus hemolitycus • Maka laboratoriumnya tanda-tanda radang • Swab tenggorokan untuk mencari kuman β strepto coccus Hemolyticus • Leukosit Leukositosis • LED me/LED • C Reaktif protein • Kenaikan titerr ASTO 80% kasus
Pengukuran Kadar C Reaktif Protein(Protein Fase Akut) C Reaktif Protein merupakan anggota dari protein pentraxin Istilah ini Tillet dan Francis th 1930 Senyawa ini dapat bereaksi dengan polisakarida C somatik dari streptococcus pneumonia. Kadarnya me naik 100x 24-48 jam setelah luka jaringan 11 th kemudian Mac Leod “Faze Akut” Pada serum penderita infeksi akut
CRP Normal • Dalam serum manusia dalam jumlah yang kecil • Sintesa CRP : CRP disentesis dan sekresi oleh hati sebagai respon terhadap sitokin terutama IL6 • Sitokin dihasilkan oleh • Monosit/makropag • Leukosit lain • Sel endhotel • IL6 adalah penginduksi utama dan diaktifasi oleh protein kinase C (PKC) dependent phosphorylation
Metoda Pemeriksaan CRP • Th 1970 • metode immunoassay • Nefelometri • Turbidimetri otomatis • Th 1980 • Metode homoenous enzimatik dan polarisasi fluorensens • Sensitive dan spesific kurang baik karena tidak dapat mendeteksi kadar rendah • Sekarang • High sensitivity CRP (hs.CRP) • Metoda yang memiliki sensitivitas tinggi • Kadarnya stabil untuk waktu lama • Tidak dipengaruhi faktor lain (Idependen) maupun variasi diurnal
Elisa • Cocok untuk penelitian karena waktunya lama • Imunonefelometri • Imuno Turbidimetri • Imuno Luminometri secara otomatis • FDA penggunaan Latex – Enhanced Method • Nilai Normal • 0 – 15 mg/l • > 15 mg/l infeksi akut • Ulang pemeriksaan 2-3 mg lagi Metode Pemeriksaan hs.CRP
Pemeriksaan Asto • Titer Asto 80% kasus • Anti Streptolisin