150 likes | 522 Views
BESAR SAMPEL DUA PROPORSI. Nugroho Susanto. Pendahuluan. Penting melihat penelitian terdahulu/studi awal penelitian. Penting melihat arti proporsi Penting melihat jenis sampel (independent & dependent) Penting melihat rata-rata. Hal penting dalam pemahaman besar sampel 2 proporsi.
E N D
BESAR SAMPEL DUA PROPORSI Nugroho Susanto
Pendahuluan • Penting melihat penelitian terdahulu/studi awal penelitian. • Penting melihat arti proporsi • Penting melihat jenis sampel (independent & dependent) • Penting melihat rata-rata.
Hal penting dalam pemahaman besar sampel 2 proporsi • P1 = proporsi pada kelompok pertama (sampel pertama) • P2 = proporsi pada kelompok kedua (sampel kedua) • Melihat kekuatan uji yang diinginkan (power of the test/ beta (β)). • Melihat tingkat kemaknaan (α).
Besar sampel 2 proporsi • Biasa digunakan dalam penelitian dengan desain eksperimen. • Penelitian kohort • Penelitian cross sectional.
P1 dan P2 pada eksperimen, kohort & cross-sectional P1 = a/(a+b) P2 = c/(c+d)
Keterangan • P1 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada kelompok BBLR • P2 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada kelompok BBLN • α = misalkan 0.05 (ditentukan peneliti dengan mengacu teori statistik) • Zα = misalkan 1.96 (ditentukan peneliti dengan mengacu teori statistik) • ß = misalkan 0.20 (ditentukan peneliti dengan mengacu teori statistik)
Contoh besar sampel • Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan penyapihan dini dengan kejadian ISPA jika di inginkan kekuatan uji 80% dengan tingkat kemaknaan 95%, proporsi ispa pada kelompok penyapihan dini 0.495, proporsi tidak ispa pada kelompok tidak penyapihan dini: 0.235. • Berapa sampel yang harus diambil untuk masing-masing kelompok.
Diketahui • N : Besar sampel pada masing masing kelompok. • P1 : Proporsi ispa pada penyapihan dini. • P2 : Proporsi ispa pada tidak penyapihan dini ISPA. • Z1- : Level of significance, 0,05 = 1.96. • Z1- : Power of the test (80 %) = 0.84. • P1 : 0.495 (berdasarkan penelitian Cesar, 1999) • P2 : 0.235 (berdasarkan penelitian Cesar, 1999)
Hal yang penting diketahui • Jika diasumsikan didalam jurnal tidak diketahui proporsi masing-masing kelompok sebaiknya studi awal lebih penting. • Penentuan kekuatan dan signifikan didasarkan pada asumsi statistik umum. • Pertimbagan lain (dana, sdm dll)
Keterangan • N = besar sampel • S = standar deviasi • Z = level of signifikan • Z = power • μ1 = rata-rata kelompok perlakuan • μ 2 = rata-rata kelompok kontrol
Contoh • Penelitian akan dilakukan di rumah sakit A. jika diketahui sebagai berikut: • N = besar sampel • S = standar deviasi (1.70 berdasarkan penelitian Sharavage, 2006) • Z = 0,05 • Z = 0,20 • μ1 = rata-rata kelompok perlakuan = 2.94 • μ 2 = rata-rata kelompok kontrol = 5.72 • Berapa sampel yang harus diambil?